CHAPTER SEVEN

1.7K 56 0
                                    

Beberapa hari setelah kejadian itu, akhirnya gue denger kabar gembira dari Gita. Ibunya sudah siuman, tetapi masih sangat lemas.

"Aww.. Congrats Gita!!", pelukku untuk Gita. Sekarang gue udah bisa denger Gita ketawa dan bahagia seperti semula.

"Sebagai hadiahnya, kan gue lagi seneng nih. Gue traktir lo deh", ujar Gita dengan tatapan songongnya.

"Wees... Tumben banget lo Git, okedah buruan yok", gue menarik tangan Gita dan berlarian ke arah kantin.

Kulihat Titan di seberang sana, sedang bermain sepakbola dengan teman-temannya. Semenjak naik kelas 11, dan semenjak pisah kelas ini. Gue jarang banget main bareng dia lagi. Gue merasa.. Aneh tanpa dia.

"Woi buruan yok, lo ngapain sih?", Gita melihat arah mataku, "Ehemm.. TITAAANNNN!!!!", Gita melambaikan tangannya.

Sontak gue kaget dan menutup mulut Gita, Titan yang mendengarnya menoleh ke arahku dan memamerkan gigi putihnya. Dia tertawa melihat tingkah kami. Kemudian larut kembali dalam permainannya.

"Lo ngapain sih teriak gitu?!, ah kebiasaan lo ya!", gue mencubit pelan lengan Gita.

"Eleh sok marah lo, nanti di inget-inget juga. Eh, sebenarnya lo sama Titan tu sahabatan atau pacaran, sih? HTS-an lo pada ye?", gue cuma mengangkat bahu lalu menarik kembali tangan Gita.

-----

Pulang sekolah, Titan mengajakku ke cafe biasa kami. Tumben banget.

"Oh ya, gimana Kayla?", kataku memulai pembicaraan.

"Lo kenapa sih nanya dia mulu?"

"Ya maaf, kan cuma nanya. Salah ya?", Titan mengernyitkan dahinya, tanpa membalas apapun.

Pesanan kami datang, frappucino pudding latte dan hot milk coffe. Dari dulu kami hanya memesan kedua minuman itu.

Tidak ada lagi yang memulai pembicaraan. Hanya suara orang sekitar yang menemani.

Gue mengambil iphone gue, mengecek bbm, WHAT?!

"Kenapa?", tanya Titan, gue tau gue kesedak dan Titan pasti kaget.

"Lo bajak bbm gue?!", gue natap Titan sinis pake banget. Sinis imut tapi.

"Hahaha, lo baru tau ya? Itu udah dari kemaren tau. Lo sih, jarang buka bbm. Jadi gue manfaatin situasi"

"Duh Titan, apa kata mama papa nantii, mana gue berteman sama mama papa lagi di bbm", gue narik-narik baju Titan, merengek.

"Ah lebay lu, bilang aja gue yang bajak"

"Eh jangan mentang lo deket sama gue, lo bisa deket sama mama papa gue ya!", Titan hanya tertawa mendengarnya. Emang selucu apa sih gue kalo marah?

OPERA LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang