CHAPTER TEN

1.5K 49 0
                                    

Gita calling...

"Hallo?"

"Zee? Lo dimana sih?! Gue nyariin lo dari tadi tau gak!"

"Sorry Git, gue lagi di toilet. Lo mau nemenin gue? Ayok buruan!"

"Jijik lo! Gue tunggu di gerbang"

Ngapain sih Gita nelpon gajelas.

Gue merapikan rok dan mengambil tas, berjalan gemulai menuju gerbang sekolah.

"Lo lupain sesuatu.."

"Apa? Oh ya gue lupa, makasih Tit"

"Lo ngejauhin gue?", gue mengernyitkan dahi.

"Maksudnya? Lo aja kali yang ngerasa.."

Tik.. Tikk.. Gemiris?

Yaelah masa gue hujan-hujanan sama Titan? Gak gak! Ohya gue kan sahabatnya, kok gue gini sih? Biasa aja keles sama sohib yakan?

"Nih ambil jaket gue, nanti lo kehujanan", Titan mengulurkan jaketnya kepadaku.

"Gapapa kali.. Udah lama kan kita gak main hujan-hujanan?", sontak Titan terkejut, tanpa memperpanjang waktu gue menarik tangan Titan dan membawanya berlarian keliling lapangan.

Udah lama banget.. Banget.. Gue sama Titan gak main hujan-hujanan. Ya, lo tau kan.. Anak SMA sekarang gengsinya beehh.. Melebihi monas mungkin.

Kami berlari-lari, berputar-putar, bahkan sesekali jatuh. Gue juga bisa melihat jelas mata Titan yang buat melting.. Momen ini berasa slow motion.

"HEH KALIAN!! NGAPAIN MAIN HUJAN-HUJANAN!! SINI SINI!", seseorang berteriak di balik gerbang sekolah, gue terdiam dan menyipitkan mata karena susah banget buka mata pas hujan-hujanan gini.

"Eh itu Bu Qarlina!", Titan menyenggol bahuku.

"WHATT?! Ehm, ayo kita kesana", jawabku jaga image.

"Ngapain kalian hujan-hujanan?! Ini masih di sekolah asal kalian tahu!! Kalian masih SD, ya?! Saya tidak mau tahu, besok kalian harus menerima hukuman 32!", gue menelan ludah, Bu Qarnila adalah kepala sekolah kami, dan terkenal banget galaknya.

-----

"Hukuman 32? Kecil mah itu!", Titan mengorek kuku kelingkingnya di depanku.

"Bagi lo! Bagi gue?! Hormat di tengah lapangan upacara sambil pake topi kerucut dan berbaju karung?! Lo kira gue apaan?! Arrghh, bisa rusak reputasi gue jadi anak alim tau gak!"

"Kan lo juga yang ngajak gue tadi, ya salah lo lah"

"Ah shut up! Mending gue cium monyet aja dah kalo gitu!"

"Monyetnya gue? Hahaha"

"Ha-Ha! You wish!", gue membalikkan badan sambil mengangkat sepatu gue yang penuh dengan air.

-----

"Gila lo boker lama amat Zee..", ekspresi Gita seakan takjub melihat gue keluar dari gerbang sekolah.

"Iya, gak cuma boker, gue juga mandi"

"Wah gila lo Zee, gue standing applause mah kalo gini"

"Standing applause, standing applause, gue abis mandi ujan nih nyet. Gaada kemanusiaannya lo ya"

"Oh ya? Yaudah lo pulang sama gue aja kalo gitu", Gita menarik tangan gue menuju parkiran.

-----

"Kok lo bisa hujan-hujanan sih Zee?", tanya Gita sambil menghidupkan mesin mobil.

"Heh, bukan urusan lo"

"Kan gue sahabat lo"

"Oh ya, tau ni. Tadi gue hujan-hujanan bareng Titan"

"Bareng Titan? Lo yang ngajak?", gue cuma mengangguk. Selama di perjalanan kami nggak ngebacot lagi.

"Thanks sahabatku yang baik.. Yang baru jadian ama Azrier. Congratulations! Love you so much!", gue ngucapin salam perpisahan, Gita baik banget mau nganterin gue pulang.

-----

Hello garll~
aku sengaja gak di setiap chapter kasi kata pengantar atau apapun yang berbau seperti inih.
Ya, jangan lupa ya, vote and comment
Kalau kamu baik, kamu boleh share, bukan boleh. Tapi disarankan, hehe

THANKS A LOT! ;3

OPERA LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang