Gue membuka pintu kamar, berjalan ke jendela dan membuka tirai. Di luar sana sudah gelap, dan hujan.
Gue menghempaskan diri ke kasur. Gue mengambil bantal dan memeluk sekuat-sekuatnya sambil menangis.
Jujur aja, ini tangisan pertama gue soal Titan. Gue sakit.
Gue gaktau gue kenapa kayak gini. Emang gue suka sama Titan? Emang gue cinta sama Titan?
Kalaupun iya, kenapa bisa?
Kenapa rasa ini selalu ada?
Gue gagal jadi sahabat Titan.
Gue bukan sahabat yang baik.
"Tit.. Lo kenapa sih gak peka?", ucap gue sambil mengusap air mata.
-----
Gue masuk ke kelas sambil menenteng tas. Duduk di kursi, mengambil notebook dan pena.
"Zee? Kok mata lo bengkak?", Gita menghampiriku.
"Ha? Serius?", gue mengambil kacamata dan memakainya, "Kalo sekarang?"
"Masih keliatan sih, tapi mendingan. Emang kenapa sih? Lo abis nangis ya?", Gita mengambil kursi dan duduk di sampingku.
"Nanti aja deh Git. Gue masih galau", gue melanjutkan menulis notebook.
"Seriusan dong Zee, nanti gue nangis loh", Gita menggoyangkan tangan gue.
"Alay banget lo Git", jawab gue selow.
"Yaelah, yaudah deh. Pokoknya istirahat lo udah harus kasitau gue"
Ah shit.
Gaada lagi harapan gue sama Titan.
TITAN ITU GAK PEKA!
Semua cowok itu emang gak peka!
"Zee lo kenapa sih kayak mau teriak gitu? Pena lo hancur nanti lo tahan mulu", gerutu Hana, ketua kelas.
"Itu. Bukan. Urusan. LO!", jawab gue sambil menekan kata terakhir.
Hana cuma diam, mungkin gakmau ada masalah. Gue menutup notebook, mungkin menulis bukan solusi yang baik untuk melampiaskan galau di sekolah.
Gue berlari menuju toilet. Gue membuka kacamata. Dan mendapati dua mata yang membengkak. Benar kata Gita.
Lebih baik gue pakai kacamata untuk beberapa hari ke depan.
Gue keluar toilet, gak tau mau kemana. Lagipula di kelas gaada guru, jadi gue bebas mau ngapain aja. Gue berjalan gak tentu arah.
"Zee!", seseorang memanggilku dari kejauhan.
Gue berlari sebisa yang gue bisa. Menjauhi Titan.
Gubrakkk!!
"Adduh kalau lari liat-liat dong", gerutu orang itu, "Eh, hai beb"
"APALO BEB BEB?!", gue mengusap-usap kepala, "Eh emang lo udah boleh pulang?"
"Kan udah 3 hari juga. Tinggal kasi gips doang"
"Aneh tau lo pake topi", gue membuka topi Boston. Dan mendapati kepala botak Boston berlapis gips tipis.
"Eh! Nakal ya", Boston mengambil topinya dan memakainya kembali.
"Hahahaha, botak!"
"Botak tapi suka juga.."
"Hahaha you wish!!", gue melet dan berlari ke kelas.
Eh bentar, kok Boston ke sekolah sih?
Gue kembali berlari ke TKP.
"Ton, kok lo disini?"
"Ada dech!"
"Ih alay", gue kembali berlari menuju kelas.
-----
Bentar lagi perpisahan, dan bentar lagi gue kelas 12. Oh my god~
"Zee! Lo abis darimana aja sih?", keluh Gita sambil mencubit pelan lenganku.
"Gausah bawel deh Git. Sini gue mau cerita", jawab gue sambil menarik tangan Gita menuju kursi di depan kelas.
Gue menghela nafas panjang. Dan menoleh ke Gita yang dari tadi memperhatikanku.
"Jadi...", gue memperbaiki posisi kacamata dan melihat sekeliling, "Kemarin Titan ngajak gue ke Gedung Coastro"
"Gedung Coastro?", Gita menyerngitkan dahinya.
"Dengerin aja", gue memelototkan mata, "Jadi kami main lari-larian di padang rumput. Lalu Titan bilang gini ke gue.."
"BILANG APA?!"
"I love you.."
"Oh my god!!!", Gita berteriak.
"Tapi... Itu semua untuk Kayla Git... Dia lanjutin lagi... Dia bilang", gue mulai meneteskan air mata, "I love you Kayla.."
"Zee? I'm sorry...", Gita memelukku, "Eh udah pergantian pelajaran. Yuk masuk kelas dulu Zee?"
Gue membuka kacamata dan mengelap semua air mata. Lalu memasangnya kembali.
-----
HAII!!
THANKS FOR READING! :D
JANGAN LUPA RUMUSNYA
VOTE + COMMENT + SHARE = HAPPY AUTHOR
BYEBYE~!
LOVE AND KISS,
SYH
KAMU SEDANG MEMBACA
OPERA LOVE
Teen FictionSiapa yang percaya dengan mitos ... first love? Copyright © 2014 by yulfiashela