CHAPTER NINE

1.5K 51 0
                                    

Sepulangnya dari diving, gue dan papa meluncur ke mall. Papa bilang katanya mau traktir gue. Yaa, gue sih iya iya aja, siapa juga yang gakmau ditraktir?

"Pa, photobox yuk?", ajakku menarik tangan papa.

"Apaan sih Zimo, papa kan udah tu.. Enggak sih, papa gakmau ah photobox", gue mengalah. Yasudahlah pikirku.

"ZIIMOOOOO!!!", Gita menghampiriku, sambil meluk ganjen, "Eh ada papanya Zimo, permisi om, pinjem Zimonya dulu ya? Hehe, misi om.."

"Ngapain sih lo?! Ah, bete gue. Sakit tau tangan gue lo tarik-tarik ah!", gue memegang tangan gue yang merah.

"Sewot lo, udah.. Gue tau lo mau photobox kan?", tanya Gita to the point.

"Iya, terus masbuloh?!"

"Galak amat si entar gak laku loh", Titan?

Gak laku? M..maksudnya?

"Eh Titan? Kok lo disini?", tanya gue basa-basi.

"Gaada, gue keliling mall aja, eh ketemu lo. Gue samperin deh. Oh iya, kalian pasti belum makan kan? Yuk makan gue traktir"

"Yah, lo kira kami anak apaan Tit, gue udah makan barusan", gue ngambil iphone dan sms papa.

Pa, pulang yuk. Zimo mau buat tugas.
-Zimo

"Kan Titan cuma canda Zee, lo jangan jutekan dong..", Gita menyenggol bahuku.

Gue tau Titan cuma canda, tapi hari ini gue gak mood banget. Entah mengapa ada moodbreaker di sini. Di hati.

"Gue cabut dulu ya"

"Lo mau kemana?", Titan menarik tanganku.

"Kan gue bilang, gue cabut. Ya gue mau pulanglah", gue menarik tangan gue.

"Tangan lo kenapa? Luka? Kok memar?"

"Memar? Alay banget lo, cuma merah doang kok"

"Yaudah deh terserah lo, gue anter lo ya?", gue cuma menggeleng.

"Gue sama bokap gue, gatau ni papa dimana, mending lo antar Gita aja deh. Daritadi dia cuma jadi obat nyamuk tuh", tanpa pikir panjang gue langsung pergi meniggalkan mereka.. Berdua.

-----

Selama di perjalanan ke rumah, gue termenung. Mengotak-atik hp, tapi tetap saja bosan. Ya, kalian tau.. Macet.

Gue memikirkan perkataan Titan tadi, apakah benar tanganku memar?

Apakah Titan se-alay itu?

Perlahan, gue membalikkan tangan, dan melihatnya. Tangan gue... Biasa aja tuh, Titan emang alay, lebay, bacot.

Jeng jeng..

Ada sms dari... Boston?

Hey Zee, besok dateng ya ke rumah gue. Ada makan malam sekeluarga, awas lo gadateng.
-Boston

Yaelah, acara mulu nih. Capek dah gue. Boro-boro mau ke rumah Boston, keluar rumah aja gue males.

-----

"ZIMOOOOWWW!!!", omg Gita ngapain lagi teriak pagi-pagi. Mana di sekolah masih sepi, menggema dah teriakannya.

"Apaan sih Git, lo mau gue jadi tunarungu? Hah?! Mau lo punya sahabat budeg?!", gue mengguncangkan tubuh Gita.

"BODO AMATT!! Gue punya kabar gembirAAAHAHAHAHAHA!!", gue merasa.. Gita weird, "Lo tau ga-"

"Gak"

"Ih gue belum selesai ngomongg! Kesel deh Zimoo!!"

"Uda ah cepetan ngomong? Gue lagi bete ni!!"

"Gue taken sama my sweety bunny Azriel"

"Gitu doang? Nah! Akhirnya lo jadi cewek Vegas juga kan?!"

"Yah, kan gue menghargai saran lo Zee. Ah gak seru lo mah!", akhirnya sebagai imbalan Gita mentraktir gue.

Sayangnya, ini masih pagi banget. Kantin gaada yang buka di sekolah, kami membawa tas dan menyusup keluar sekolah. HAHAHA! Jangan tiru adegan ini adik adik...

Kami berjalan ke supermarket 24 jam, membeli snack dan jajanan ringan. Yah snack sama jajanan sama aja yah, duh khilaf.

Begitu sudah membeli, kami berangkat lagi ke sekolah, seolah-olah kami baru datang dari rumah.

Sekolah sudah mulai ramai, terpaksa kami memasukkan snack ke dalam locker dan menguncinya. Kalian tau kan err..anak sekolahan.

-----

OPERA LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang