7

575 111 204
                                    

Pemandangan manis terlihat di dapur rumah Sunggyu. Sunggyu terlihat sangat senang Hoya membantunya memasak, walaupun yang terjadi sebenarnya adalah sebaliknya. Hanya Hoya yang memasak, sedang Sunggyu hanya menontonnya dan membantunya dengan doa. Sunggyu hanya duduk di kursi dapur, menyangga kepalanya dengan kedua tangannya, sibuk mengagumi wajah Hoya dan tersenyum tersipu malu. Sedangkan Hoya hanya tersenyum tipis saat menyadari wajah Sunggyu yang berseri-seri layaknya bunga yang bemekaran ditaman melihat dirinya.

"Apa kau tidak ingin membantuku?" Ucap Hoya sesaat setelah menyadari Sunggyu yang tersenyum-senyum sendiri melihatnya yang sedang sibuk memasak.

"Uh? Apa yang bisa kubantu?" Pertanyaan Hoya berhasil membuyarkan senyuman Sunggyu. Sunggyu menjawab pertanyaan Hoya secara reflek.

Hoya hanya terkekeh melihat wajah Sunggyu yang terlihat kaget dengan pertanyaan Hoya tadi.

"Hehe.. Sudahlah, tidak usah, kau hanya akan menghancurkan masakanku jika kau membantukku. Kau tidak pernah memegang peralatan dapur bukan? Gwenchana~ Biar aku saja." Ucap Hoya lembut.

"Hehe.. Kau benar oppa!" Ucap Sunggyu mengamini perkataan Hoya, seakan sadar diri kalau dia tak bisa berkutat dengan peralatan dapur sama sekali.

Pemandangan manis di dapur sangat bertolak belakang dengan keadaan di ruang tengah rumah Sunggyu.

Terjadi percakapan sengit antara dua namja terpopuler disana, plus Dongwoo. Myungsoo tak bisa menutupi wajah tidak sukanya pada Woohyun. Sedang Woohyun hanya duduk santai diruang tengah. Benar-benar situasi yang aneh. Myungsoo dan Dongwoo sibuk menatap Woohyun dari ujung rambut sampai ujung kaki, sedang yang sedang ditatap habis-habisan justru hanya tersenyum simpul.

"Apa yang kau lakukan dengan adikku?" Ucap Myungsoo tiba-tiba pada Woohyun, menghancurkan keheningan diruangan itu.

"Kami hanya pergi berjalan-jalan saja" Lugas Woohyun sembari memberikan senyum ragu-ragunya pada Myungsoo.

Woohyun benar-benar tak mengerti, kenapa Myungsoo menatapnya dengan wajah penuh dendam, tak jauh beda dengan Dongwoo yang menampakan wajah sengitnya pada Woohyun.

"Nam Woohyun! Aku sudah tahu tentangmu sebelumnya, kau tidak sedang mendekati adikku kan?" Tanya Myungsoo serius, mungkin dia lupa kalau yang terjadi sebenarnya adalah sebaliknya, Sunggyu yang mendekati Woohyun atas perintahnya sendiri.

"Apa maksudmu? Aku dan Sunggyu memang cukup dekat akhir-akhir ini. Kami berteman" Ucap Woohyun dengan suara yang sedikit bergetar, tatapan Myungsoo benar-benar berhasil membuatnya gugup, seakan Woohyun sedang di interogasi oleh namja tampan itu.

"Kumohon jauhi adikku! Aku tidak suka kau dekat denganya" Tungkas Myungsoo langsung, tanpa pertimbangan apapun dia mengatakan apa yang ada di otaknya.

"Wae?" Woohyun semakin tak mengerti dengan nada bicara Myungsoo, Woohyun mengerutkan alisnya. Tak bisa membaca situasi yang terjadi di ruangan itu.

"Kau sendiri pasti tahu jawabanya, tak ada seorang kakak yang ingin membiarkan adiknya dekat dengan namja yang suka mempermainkan yeoja" Lagi Myungsoo mencecar Woohyun.

"Mwo? Aku tidak ada niatan begitu sama sekali" Bela Woohyun atas tuduhan Myungsoo.

"Kau tidak benar-benar menyukai adikku kan? Jauhi adikku!" Tak hentinya Myungsoo mencecar Woohyun, dan masih lengkap dengan wajah menahan amarahnya.

"Tapi.. Aku benar-benar menyukai adikmu, Aku tak berniat mempermainkanya." Ucap Woohyun tiba-tiba yang berhasil membuat Myungsoo terkekeh menghina ucapan Woohyun.

"Mwo? mworago? Gampang sekali kau bilang suka. Aku tau kau Woohyun-ssi, jangan permainkan adikku, bermainlah dengan yeoja lain. Jauhi adikku! Jauhi adikku dan juga Sungyeol"

Hey Playboy!! Love You!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang