2. Dialog yang Baik dan Benar

134 10 6
                                    

Dialog merupakan salah satu hal vital dalam pembuatan cerita. Karena dialog mampu menghidupkan suasana dan membolak-balikkan perasaan si pembaca.

Lalu, bagaimana cara penulisan dialog yang baik dan benar?

1. Dialog Tag atau Kalimat Pernyataan.
Ini salah satu kesalahan dari para penulis. Tidak bisa membedakan antara dialog tag dengan aktivitas.

Contoh:
1. "Ayo, pulang!" seru Karin membuyarkan lamunanku.
2. "Tadi aku jatoh," ucap Milly dengan pelan.
3. Katya menjawab, "Terserah!"

Tiga contoh di atas menunjukkan dialog tag. Nah, mana yang dimaksud dialog tag? Yaitu kalimat yang menjelaskan si pembicara. Jika dialog berada di awal paragraf, maka dialog diakhiri tanda koma. Tapi jika di akhir dialog, diakhiri dengan titik.

Contoh:
1. Ashilla mengerjapkan matanya. "Kenapa gak bangunin?"
2. "Masa iya." Ia menggelengkan kepalanya tidak percaya.

Sedangkan dua contoh di atas bukan merupakan dialog tag. Karena kalimat 'ia menggelengkan kepalanya tidak percaya' merupakan aktivitas, bukan penjelas.
Biasanya dialog tag diawali dengan 'ujar', 'ucap', 'sambung', 'balas', dan lain-lain.

2. Dialog Tag di antara Dua Kalimat
Contoh:
1. "Bian ketiduran," ucap Keira. "Malemnya nonton drakor, sih.

Mengapa pada dialog kedua diawali dengan huruf kapital? Karena kalimat kedua bukan sambungan kalimat pertama.

Contoh:
1. "Kak," panggil Devi, "aku laper."
Kedua dialog di atas merupakan dua dialog yang terpisah oleh dialog tag. Makanya pada dialog kedua diawali huruf kecil.

3. Kalimat Terputus
Contoh:
1. "Alif pengen—"
2. "Boleh juga ...."
3. "Tapi ... aku masih kenyang."
4. "Ya udah ...," timpal Oka.
Pada (1) merupakan dialog yang terpotong oleh pembicara lainnya, maka dari itu menggunakan strip panjang.
Pada (2) merupakan elipsis di akhir dialog, memakai empat titik.
Pada (3) merupakan elipsis di tengah dialog, memakai tiga titik.
Dan pada (4) merupakan kalimat yang diimbuhi dialog tag, sehingga memakai tiga titik dan satu koma.

4. Kutipan dalam Dialog
Contoh:
1. "Kata Ayah, 'hati-hati nanti dihipnotis.' "
2. "Sama seperti Kartini, 'Habis Gelap Terbitlah Terang.' dan itu bener loh."
Contoh (1) Ketika tanda petik tunggal dan double berdampingan. Gunakan spasi di antara keduanya.
Contoh (2) Gunakan tanda petik tunggal ketika mengutip.

5. Dialog Panjang
1. "Aku ketemu sama Ashton itu di bandara. Dia nolongin aku pas aku hampir kecopetan. Ashton baik banget, semenjak dari situ kita akrab. Aku nyaman banget sama dia, loh. Kita kaya cocok gitu.

"Dan kemaren Ashton nembak aku, serius aku seneng banget! Akhirnya Ashton punya perasaan yang sama kaya aku."

Jika sebuah dialog memerlukan dua atau lebih paragraf, jangan gunakan kutip untuk menutup dialog pada paragraf pertama, kedua, dan seterusnya. Hanya gunakan kutip penutup di akhir paragraf.

6. Kata Sapaan
Contoh:
1. "Amira, pulang yuk!" Aku mengangguk.
2. "Dia jahat, Bu."
3. "Nanti aja, Yah," ucapku.
4. "Itu tuh, si Kutu Buku." tunjukku pada Rina.
5. "Siap, Bos!"
Jika merupakan sebuah panggilan, gunakan huruf kapital meskipun bukan nama orang yang dituju seperti contoh (4).

Kelas Menulis GratisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang