"Soojung!" Jongin merentangkan tangannya untuk mencegat langkah Soojung. Soojung melirik Jongin ketus.
"Kamu masih marah? Sms, kakaotalk enggak dibalas. Telepon pun tak kau angkat." Tanya Jongin dan telrihat jelas raut wajahnya panik karena hal ini.
Soojung melipatkan tangannya di dadanya "Kamu sudah sadar belum apa kesalahan kamu?"
"Ya ampun kamu marah dari kemarin sampai sekarang hanya gara-gara aku enggak mendengarkan ceritamu?"
Soojung menghela nafas kesal. "Heol! Kamu belum sadar juga ternyata. Sampai kamu belum sadar apa kesalahan kamu, jangan hubungi aku!" Ultimatum Soojung tak main-main. Iya mengatakannya dengan penuh kemantapan dan kilatan kesal di mata.
"Lah? Memangnya salahku apa lagi sih? Soojung masa kayak gitu saja kamu marah? Soojung! Soojung!" Soojung mengacuhkan panggilan Jongin. Ia terus melengos pergi tak mempedulikan teriakan Jongin. Jongin yang kesal menendang udara kosong sert mengacak-acak rambutnya sebagai tanda frustasi.
Jongin pun pergi ke kantin untuk memesan minuman sekaligus untuk berpikir. Sungguh, ia tak tahu apa salahnya? Ia hanya tahu saat kemarin Soojung sedang bercerita, tiba-tiba saja Soojung marah. Wajar sebenarnya Soojung marah, karena saat Soojung bercerita, Jongin sedang bermain games sehingga Ia tak fokus, tapi jika hanya karena itu tak seharusnya kan Soojung marah hingga seharian? Hah, wanita memang sulit dimengerti!
"Hei! Kok muram amat sih?" Sapa Seulgi yang tiba-tiba kini sudah duduk dihadapan Jongin.
"Kelihatan ya mukaku muram?" Tanya Jongin.
Seulgi tertawa mendengar pertanyaan Jongin. "Hahaha iyalah. Muka ditekuk terus tatapanmu tampak kusut sambil terus menerus mengaduk-aduk jusmu tak jelas. Kenapa sih?"
Jongin menghela nafas. "Soojung marah, tapi aku engga ngerti kenapa dia marah sampai segitunya."
"Ya tanya dong ke dia, kenapa Soojung marah ke kamu." Sahut Seulgi sembari menyeruput cappucinonya.
"Masalahnya dia menyuruhku untuk mencari tahu sendiri kesalahanku dimana. Kan aku bingung! Coba, masa hanya karena aku enggak mendengarkan ceritanya, dia marah seharian?!"
Seulgi mengerutkan keningnya. "Enggak mungkin ah! Soojung bukan tipe orang kayak gitu."
"Nah maka dari itu,Seulgi! Aku tak mengerti!" Jongin menyedot jusnya dengan penuh emosi.
"Pasti bukan hanya karena itu. Rinci ceritanya dong apa yang sebenarnya terjadi."
"Jadi Begini...."
Kemarin Jongin dan Soojung berjanji untuk bertemu di coffee shop yang biasa mereka kunjungi. Entah sudah berapa jam mereka berada ditempat itu, tapi tak terdengar suara dari mereka berdua. Jongin semenjak datang hanya terfokus pada layar laptopnya. Tangan kirinya sibuk berpindah dari satu keyboard ke keyboard lainnya, sedangkan tangan kanannya sibuk mengarahkan pointer menggunakan mouse. Jongin yang sedang asyik bermain games, membuat Soojung mencoba menyibukkan diri dengan ponsel, sambil sesekali Ia mencoba membaca novel yang baru saja Ia beli. Awalnya Soojung mencoba bertahan dengan suasana sunyi itu, tapi lama-lama Ia tak tahan. Ia pun mencoba mengalihkan perhatian Jongin.
"Eh pindah tempat yuk, sesekali cari udara segar. Kita ke taman." Ajak Soojung manja. Jongin tak menjawab. Matanya tetap fokus pada layar dan tangannya tampak sibuk sekali.
"Jongin! Kita ke taman yuk!" Jongin tak bergeming sedikit pun. Soojung pun akhirnya agak berteriak.
"JONGIN!"
Akhirnya Jongin tersadar. "Ah iya, apa Soojung?"
"Ke taman yuk. Bosen nih disini mulu!"
"Bentar dulu ya. Nanggung nih. Habis level ini aku kalahkan rajanya dulu, habis itu kita pergi." Jawab Jongin tanpa menatap Soojung.
YOU ARE READING
Kaistal Stories
FanfictionIni kumpulan FF pendek maupun panjang dengan main cast kaistal yang sudah ku tulis dari tahun 2013. FF ini juga sudah di publish di blog pribadiku di wordpress. hope you enjoy it :)