Cahaya Kehidupan (Last Part)

145 10 1
                                    

Tibalah hari Kai harus pergi ke Mokpo. Krystal mengantar Kai ke terminal. Krystal melihat Kai begitu berseri dan ceria, namun cahayanya sangat redup, jauh dibandingkan 2 hari lalu. Bayangan hitam itu makin menyelimuti tubuh Kai.

"Kai, please don't go. Stay here" pinta Krystal

"kasih aku alasan yang masuk akal"

Krystal menggeleng-gelengkan kepalanya "enggak..... enggak.... aku enggak bisa kasih alasan yang rasional. Aku ini sedang proses untuk menerima dan ikhlas, aku masih butuh kamu. so, please don't go"

"apa yang kamu lihat?" Tanya Kai

"kamu sendiri apa yang kamu lihat? Dibelakangmu...." Tanya krystal balik

"disebrang itu aku lihat ada kakek yang selalu berusaha menyebrang jalan, tapi gagal mulu. Di dekat pohon itu ada pria dengan tubuh dilumuri darah, disebelah sana ada serigala, disebelah kamu ada anak kecil lucu yang dari tadi ngeliatin kamu terus. dia bilang kamu cantik" jelas Kai

"Aku enggak nanya di tempat lain, tapi aku nanya apa yang kamu lihat dibelakangmu? Ini malah ngegombal" cibir Krystal tapi mukanya sedikit memerah

"aku enggak gombal tapi serius"

"apa yang kamu lihat dibelakangmu?"

Kai menghela nafas. Ia tersenyum keudian menjawab "kayaknya sih sama kayak yang kamu lihat"

"makanya, jangan pergi. Kumohon" Krystal merengek

"tapi aku harus pergi"

"tapi kamu akan meninggal kalau kamu pergi!"

"siapa yang bisa jamin kalau aku enggak pergi berarti aku enggak meninggal? Enggak ada kan? Kalau emang udah takdirnya aku meninggal, ya meninggal. aku kan udah bilang berapa kali, kita enggak pernah bisa menghindar dari takdir. Kita enggak akan pernah bisa merubahnya. Yang perlu kita lakukan hanya menerima dan ikhlas" ujar Kai bijak

Krystal mulai menitikkan air mata "aku tahu... aku lagi belajar buat menerima dan ikhlas tapi.... Tapi... aku enggak mau kehilangan orang yang aku sayangi. Jebal, kajima...."

Kai menghapus air mata Krystal "siapapun enggak mau kehilangan, tapi segala sesuatu pasti akan kembali kepada pemiliknya. Kita sebagai manusia ini milik Tuhan"

"iya... tapi enggak sekarang. Kai, lihatlah cahaya kehidupanmu sungguh redup. Bayangan hitam itu makin menyelimuti" ujar Krystal dengan kedua tangannya mendekap muka Kai

Kai hanya tersenyum. Bis yang Ia tunggu pun tiba. Kai dan Krystal pun berpelukan cukup lama. Krystal enggan melepas Kai, tetapi Kai harus pergi.

"oh iya" Kai mengeluarkan sepucuk surat dari tasnya "seandaikan terjadi sesuatu denganku, kau boleh membaca surat ini, tapi jika tidak. Jangan kau baca"

"Kai, kajima. Jangan pergi, please"

"Sudah ya. dadah. Bye. Annyeong" Kai melambaikan tangannya pada Krystal. Krystal enggan membalas lambaian tangan Kai, tapi karena bisa jadi ini lambaian terakhirnya, Ia membalas dengan tatapan sedih.

Krystal baru meninggalkan terminal saat bis itu menghilang dari pandangannya. Krystal berusaha tegar. Ia ingin mencoba untuk menerima kenyataan dan berusaha belajar dari kemampuannya. ia mencoba tersenyum seolah tak ada apa-apa. Ia berusaha untuk menahan diri untuk tidak mengejar bis itu dan mencegah takdir yang ada.

Setibanya di rumah. Krystal berusaha mencari kesibukan. Ia berusaha untuk tidak memikirkan takdir itu. Ia menonton tv bersama Jessica. Tertawa bersama. Krystal berusaha menghibur diri dengan bersama Jessica. Ia mempunyai kakak yang baik dan care dengan Ia, dan yang terpenting Krystal melihat cahaya kehidupan Jessica sangat terang benderang.

Kaistal StoriesWhere stories live. Discover now