Angin berhembus pelan saat aku duduk di bawah pohon besar disekolah. Kulihat ke arah langit, warnanya biru tanpa ada awan putih yang menutupinya. Menandakan hari ini adalah hari yang cerah. Suasana sekolah yang sepi karena seluruh isi sekolah sudah pulang dan hanya ada beberapa anak basket yang sedang bermain di lapangan.
Sendiri aku duduk disini, seperti menunggu, Menunggu seseorang. Seseorang yang sedang duduk di pinggir lapangan basket itu. Anak laki-laki yang mengenakan kaus putih polos dan celana sekolah, dengan keringat yang menetes dari rambut ke pinggiran wajahnya dan mengalir keleher. Anak laki-laki berbadan tinggi itu adalah orang yang aku tunggu.
Ku perhatikan dia dari tempat aku duduk, dari jauh. Ku lihat dia tertawa dengan teman-temannya. Auranya yang terpancar saat dia tertawa, membuat jantungku berdebar dan tak bisa menahan senyum tipis dibibirku. Dia adalah anak laki-laki yang menjadi intuisiku, dia lah orang yang selalu membuatku selalu tersenyum ketika aku melihatnya, orang yang membuatku tergila-gila, dan dialah orang yang membuat dadaku sesak sulit bernafas.
Tapi mungkin sekarang dia tidak tahu bahwa ada seorang perempuan yang memperhatikannya dari jauh. Tidak tahu bahwa ada seseorang yang menunggunya. Dan mungkin, dia tak mengenaliku, tak tahu aku dan tak pernah tahu aku. Karena aku hanyalah, his secret admirer.
Aku memang sedang menunggu sekarang, menunggu orang yang tak mengenaliku, menunggu orang yang tak pernah tau keberadaanku, menunggu orang yang tak tau aku ini siapa. Dan pastinya, selama ini aku sedang menunggu, menunggu seseorang yang tak pasti.
Dia Adalah.. Andra, Andra Mahardika
Terima kasih sudah mau membaca prolog dari novel Hai, Andra
Jangan lupa vote dan commentnya ya luvs!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Andra
Teen Fiction"Pada setiap pertemuan, pasti ada maksud dari pertemuan itu. Dan sekarang aku tau kenapa Tuhan mempertemukan kita. Agar kita dapat mengetahui arti bahwa, mencintai belum tentu dicintai." -Zara Aghata- "Mungkin aku belum bisa bangkit. Aku belum bisa...