Masih pukul 3 sore, tapi aku sudah bersiap-siap untuk pergi melihat Andra tanding sore ini. Berdandan aku di depan cermin kamarku. Ku sisir rambut ku yang panjangnya melewati bahu, kemudian ku kuncir satu. Ku rapikan poni yang kemarin ku potong ala-ala korea. Ku buka tutup dari liptint cherry milikku, kemudian ku oleskan ke bibirku tipis-tipis pada bagian tengah nya. Aku sudah siap menonton pertandingan Andra!
Selesai berdandan, aku duduk di atas kasurku menunggu Satria menjemputku. Sambil duduk ku pandangi cermin yang ada di depanku.
"Dari sekian lama aku menjadi penonton amatir di setiap pertandingan Andra. Akhirnya, untuk pertama kali aku menontonnya dari jarak yang begitu dekat. Padahal sudah di sakiti kemarin, tapi kenapa sekarang aku masih begitu bersemangat dan menggebu-gebu untuk melihat dia ya? Ya udah lah, namanya juga cinta" aku bergumam dalam hati sambil merapikan poni ku.
Tok..tok..tok
"Raa, itu ada temennya dateng nak" Kata Mama sambil mengetuk pintu kamarku. Aku berjalan dari kasur ke pintu kamar dan membukakannya
"Iya Ma"
Aku pun berjalan menuruni anak tangga menuju pintu keluar. Ku ambil sepatu sneakers milikku di rak sepatu bawah tangga, kemudian aku lanjut berjalan menemui Satria yang menunggu di teras rumah.
"Hei, lama nunggu Sat?" Tegurku pada Satria sambil duduk di kursi sebelahnya dan memakai sepatu.
"Eh.. Engga kok, barusan aja" Jawab Satria sedikit terkejut melihat kedatanganku. Dia menatapku yang sedang memakai sepatu. Di lihatnya terus sampai dia hampir tak berkedip.
"Kenapa Sat? Kok liatin aja? Ada yang aneh?" Tanyaku sambil mengikat tali sepatu.
"E..Engga kok. Lo cantik.. Sumpah" Jawab Satria dengan sedikit senyum tipis di bibirnya.
Aku terkejut mendengar omongan Satria barusan. Ku hentikan mengikat tali sepatuku tadi sebentar, ku tatap wajahnya yang sedang tersenyum tipis kearahku, lalu ku lanjutkan lagi mengikat tali sepatuku.
"Haha, ada-ada aja lo ah. Yaudah yuk buruan, ntar ketinggalan nonton tandingnya" sambungku sambil berdiri dari bangku yang ku duduki. Dia masih tetap menatapku sambil menganggukan kepalanya.
Kami berjalan menuju motor besar warna hitam milik Satria yang di parkirkan di depan gerbang rumahku. Aku berjalan di depan Satria dan Satria berjalan di belakngku. Ku balikan badanku melihat ke arah Satria, dia masih saja menatapku dengan tatapan yang penuh arti dan tersenyum tipis.
Dia pun menaiki motornya dan memasang helm full face di kepalanya. Setelah memasang helmnya, di ambilnya helm yang di gantung di stang motor sebelah kiri, kemudian di pasangkannya kepadaku yang masih berdiri di sisi kirinya. Aku pun menatap dia dengan penuh pertanyaan. Aku berpikir, apakah benar Satria menyukaiku?
"Udah? Gak ada yang ketinggalan kan?" Tanya Satria kepadaku setelah selesai memasangkan helm ke kepalaku. Aku hanya menggelengkan kepalaku dan duduk ke atas motor Satria.
"Pegangan, ntar jatoh" Katanya sambil menghidupkan mesin motornya. Aku pun hanya memegang pundaknya. Ku lihat dari kaca spion Satria menahan senyum dan melajukan motornya.
****
Sesampai di sekolah, Aku minta pada Satria untuk diturunkan di gerbang sekolah, tapi Satria tak mengizinkan ku untuk turun dari motornya. Akhirnya aku ikut dengannya sampai ke Parkiran sekolah. Di parkiran itu terlihat beberapa gerombolan teman-teman Satria yang salah satunya ada Andra disitu. Rasanya aku tak tahu harus bagaimana, ada rasa malu, deg-degan dan lain sebagainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Andra
Teen Fiction"Pada setiap pertemuan, pasti ada maksud dari pertemuan itu. Dan sekarang aku tau kenapa Tuhan mempertemukan kita. Agar kita dapat mengetahui arti bahwa, mencintai belum tentu dicintai." -Zara Aghata- "Mungkin aku belum bisa bangkit. Aku belum bisa...