Hari ini adalah hari rabu, hari dimana aku mendapat giliran menjaga UKS sekolah. Tapi, bukan berarti sepanjang hari aku terus mendekam di dalam UKS dan tak mengikuti pelajaran sekolah. aku tetap mengikuti pelajaran, hanya saja jika ada salah satu murid terluka, sakit dan perlu di obati atau perlu istirahat di UKS, aku harus permisi pada guru untuk membantu menolong murid yang sakit di UKS.
Sejauh ini belum ada murid yang membutuhkan pertolongan PMR. Aku berpikir mungkin hari ini aku bebas karena tak ada yang sakit atau terluka. Jadi aku memutuskan istirahat di kantin dan tak menjaga UKS saat istirahat.
"Far, kantin yuk, gue laper" ajakku pada Farrah yang sedang duduk di bangku kelas sambil bermain game
"lo gak jaga UKS apa? Ini kan hari rabu"
"gak ada yang manggil gue juga. Hari ini murid-murid SMA Pratiwi pada sehat Far"
"ntar tiba-tiba ada murid yang epilepsi baru tau lu, kalang kabut nelepon ambulans" jawab Farrah sambil berdiri dari bangkunya
"yah jangan gitu dong do'a lo, jahat banget"
"makanya jadi orang jangan sepeleh, yaudah yuk kekantin, gue pingin es jeruk" sambungnya
Kami berjalan menuju kantin yang berada di belakang lapangan basket sekolah, kulihat anak kelas 10-2 yaitu kelas Andra yang sedang ada pelajaran olahraga, walau pun sudah istirahat dan selesai jam pelajaran olahraga, tapi mereka tetap lanjut bermain basket.
Ku perhatikan tubuh tingginya itu berlari sambil memantulkan bola basket itu, aku terkagum-kagum melihatnya. Tiba-tiba saat aku sedang asik melihatnya sambil berjalan, muncul ingatan dimana kemarin aku ketahuan olehnya sedang memandanginya. Rasa malu itu muncul lagi dan langsung ku palingkan wajahku darinya dan mempercepat lajuku.
Sampai dikantin, Farrah memesan segelas es jeruk, es teh manis serta cilok untukku. Farrah pun bercerita tentang apa saja yang terjadi saat di warung bakso waktu aku lagi di toilet kemarin. Ternyata Farrah juga memperhatikan mimik wajah Andra yang melihatku dengan wajah heran. Farrah mengatakan padaku kalau sepertinya Andra melihatku bukan seperti sedang ilfil, namun Andra melihatku seperti sedang mengingat sesuatu. Tapi itu hanya omongan Farrah yang sembarang ngomong, aku tidak langsung percaya begitu saja, tapi kalau menurutku Andra ilfil liat tingkah lakuku kemarin.
****
Jam istirahat hampir berakhir, jam pelajaran berikutnya adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Aku dan Farrah berjalan menuju kelas dan melewati lapangan basket itu lagi. Masih tetap kulihat Andra dan teman-temannya bermain basket di lapangan itu. Tak ada lelahnya mereka bermain basket pikirku. Dan walau pun masih terbesit rasa malu itu di otakku, tapi aku masih saja terus memperhatikan Andra walau mencuri-curi pandang.
Saat sampai dikelas, aku dan Farrah duduk di bangku kami sambil mengambil buku Bahasa Indonesia yang ada di dalam tas.
"Bahasa Indonesia gak ada PR kan Ra?" tanya Farrah padaku
"emm.. kalau seingat gue sih gak ada Far, coba gue tanya sama Fifah dulu"
Saat aku hendak berjalan menuju meja Fifah, tiba-tiba anak laki-laki dari depan pintu kelas memanggilku dan meminta tolong untuk segera ke UKS karena ada satu murid yang terluka.
"mana yang namanya Zara petugas PMR? Itu tolongin ada siswa yang jatoh, kepalanya berdarah di UKS" kata seorang anak laki-laki itu dengan nada yang lumayan keras
"i..iyaa gue Zara, yaudah gue kesana" jawabku
"cepetan, jangan lama-lama" sambungnya lagi
"iyaa..iya.. bawel banget, ini kan mau kesana juga"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Andra
Novela Juvenil"Pada setiap pertemuan, pasti ada maksud dari pertemuan itu. Dan sekarang aku tau kenapa Tuhan mempertemukan kita. Agar kita dapat mengetahui arti bahwa, mencintai belum tentu dicintai." -Zara Aghata- "Mungkin aku belum bisa bangkit. Aku belum bisa...