"Hah? Nomor baru? Siapa nih?" Kataku dalam hati
Zara : ini siapa?
08xxxx : Anak cewe jam segini kok belom tidur?
Aku mulai curiga dengan sms ini. Di tanya siapa, malah tak jawab. Tapi karena sudah sangat ngantuk, aku pun mengakhiri pesan itu.
Zara : Gue ngantuk
08xxxx : Oh yaudah, tidur gih. Besok aja gue sms lagi.
Masa bodoh dengan sms itu. Aku pun kembali tidur lagi. Walaupun sebenarnya penasaran, tapi mata ini sudah ngantuk berat.
****
Sudah jam setengah 7 pagi, aku masih baru bangun. Sepertinya hari ini aku akan terlambat. Padahal, semalam ketua PMR bilang kalau hari ini ada kegiatan sosialisasi ke gedung PMI. Kami harus datang pagi karena bus akan berangkat dari sekolah pukul 7.15.
Langsung buru-buru aku bersiap pergi kesekolah. Ku pakai seragam sekolah lengkap dengan atribut PMR seperti, topi dan slayer. Kemudian, tanpa sarapan aku berpamitan kepada Mama untuk segera berangkat kesekolah. Hari ini ini aku naik angkot karena papa pergi keluar kota. Jadi tak ada yang mengantarku.
Jam sudah menujukan pukul 7.15, sedangkan aku masih di dalam angkot. Angkot yang ku tumpangi tak melintasi depan sekolahku dan hanya melewati simpangnya saja, jadi aku turun di depan simpang kemudian berlari sekuat tenaga menuju ke sekolah.
Sesampai di depan gerbang sekolah, tak ku lihat bus terparkir disini. Kulihat lagi jam di tanganku, sudah pukul 7.25. Sepertinya aku ditinggal.
Kulihat gerbang pun sudah di tutup. Fix aku tak tahu harus bagaimana. Sambil ngos-ngosan, aku pun berdiri bersandar di samping tembok gerbang sekolah agar tak kelihatan satpam yang menjaga gerbang. Karena jika ketahuan, aku akan dikenakan hukuman.
Tiba-tiba kulihat seorang anak prempuan mengenakan atribut PMR di seberang jalan sana turun dari mobil. Ternyata itu adalah Amanda anak kelas 10-1, wakil ketua PMR. Dia melihat kearahku dan menyebrangi jalan.
"Kamu anggota PMR kan? Kok disini? Ketinggalan?" Katanya dengan suaranya yang sangat lembut
"Iya, aku terlambat. Mau masuk gerbang udah ditutup"
"Ngapain masuk, kan kita udah ada kegiatan sendiri. Yaudah, yuk bareng sama aku aja naik mobil, nyusul mereka"
Tak ada pilihan lain, aku hanya diam dan menganggukan kepalaku. Kami berjalan menyebrangi jalan dan masuk kedalam mobil milik Amanda.
"Pak jalan Pak" Amanda berbicara kepada seorang pria paruh baya yang mengendarai mobilnya
"Siap Non" Jawab pria itu
Sebenarnya aku tak begitu dekat dengan Amanda, hanya sebatas tahu karena dia wakil ketua PMR. Dia terkenal baik, cantik, pintar dan kaya di sekolah. Memang benar sih, dari sini aku bisa menilai dia baik. Dan cantik? Aku akui dia sangat cantik dan lembut.
"Kamu kok naik mobil? Terlambat juga?" Tanyaku padanya
"Oh.. Engga. Tadi data-data anggota PMRnya ketinggalan di rumah aku, jadi aku pulang dulu ngambil ke rumah trus nyusul deh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Andra
Ficção Adolescente"Pada setiap pertemuan, pasti ada maksud dari pertemuan itu. Dan sekarang aku tau kenapa Tuhan mempertemukan kita. Agar kita dapat mengetahui arti bahwa, mencintai belum tentu dicintai." -Zara Aghata- "Mungkin aku belum bisa bangkit. Aku belum bisa...