Aku mengernyitkan dahiku. Aku mengingat-ingat suara siapa yang sedang meneleponku ini. Seperti tak asing, tapi sangat jarang ku dengar. Seorang laki-laki, suaranya sedikit berat dan serak-serak basah. Yang jelas ini bukan Andra.
"Iya, ini siapa sih?" Kataku
"Hahaha.. udah di telepon juga, lo masih gak tau gue siapa? Coba lo ingat-ingat ini suara siapa. Lo pasti pernah denger kok, walau sekali"
"Siapa sih lo?! Tinggal nyebutin nama aja susah banget!" Jawabku dengan sedikit nada tinggi
"Wiih, jangan galak ikut-ikutan Farrah. Ntar jelek loh"
"Tunggu. Lo kenal Farrah? Lo tau Farrah galak? Ini siapaaaa??" kataku dengan suara bingung
"Hahaha. Zara..Zara.. Yaudah deh, lo inget-inget aja dulu. Gue tutup ya, bye" katanya dan menutup telepon sepihak.
Aku masih berdiri di depan pintu kamarku. Masih mengingat-ingat suara lelaki itu dan mencoba untuk mengenalinya. Kucoba terus mengingat, sambil ku gigit kuku ibu jariku. Aku menyerah, tak dapat ku kenali suara laki-laki itu.
Aku pun kembali ke dalam kamar. Ku lihat Amanda dan Farrah sudah selesai menonton film dan sedang bersiap-siap untuk kembali pulang kerumah mereka masing-masing.
"Eh Ra, kita mau balik nih" kata Farrah
"Loh? Kok udah mau pulang?" Jawabku
"Udah jam berapa ini bego? Lo mau kita nginap sini?" Sahut Farrah
"Farrah, kamu pulang naik apa? Bareng aku aja deh, yuuukkk" ajak Amanda
"Gue naik bus Nda. Serius nihh? Waahh kebetulan banget. Lumayan, hemat ongkos buat nambah jajan besok hihihi" Farrah tertawa kecil
Setelah berpamitan pada Mamaku, mereka ku antar ke depan rumah. Ku lihat mobil sedan mewah milik Amanda sudah terparkir di depan gerbang rumahku. Amanda dan Farrah pun berjalan menuju mobil dan masuk kedalamnya. Aku berdiri di teras rumah dan melambai kan tanganku kepada mereka. Mereka pun pergi.
Aku masuk ke dalam rumah dan kembali ke kamarku. Saat menaiki anak tangga, tiba-tiba Mama yang sedang duduk mengupas buah-buahan di meja makan memanggilku.
"Ra, sini dulu nak"
Aku menuruni lagi anak tangga yang sudah ku naiki separuh jalan.
"Iya Ma, kenapa?"
"Itu tadi siapa Ra? Yang cantik banget itu? Mama baru liat deh kayanya"
"Ohh, Amanda Ma. Temen baru Zara" jawabku sambil memakan sepotong apel yg telah di kupas Mama
"Cantik banget ya Ra, baik lagi. Ih Mama suka deh liatnya Ra"
"Iyaa Ma, Zara juga suka liatnya. Baik banget Ma" sambungku
"Yaudah deh. Kamu mandi gih, mama udah nyium bau ketek dari tadi" Kata mama sambil mengendus kearah ku
"Ihh.. enak aja Mama! Zara ga pernah bau ketek Ma" jawabku sambil memanyunkan bibirku
Mama hanya tertawa kecil sambil mengupas buah-buahan di depannya
****
Selesai makan malam, aku duduk di ruang keluarga bersama Papa. Papa adalah orang yang kalem dan humoris. Dia sering sekali meledekku, sampai kadang-kadang aku kesal dengan ledekannya. Pernah suatu hari, saat aku pergi jalan-jalan di taman komplek bersamanya, kami melihat ada seorang anak muda yang sedang lari sore dengan seekor anjing berjenis Siberian Husky melintas di depan kami yang sedang duduk di bangku taman. Tiba-tiba Papa memanggilku namaku dengan lembut dan sedikit seperti berbisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Andra
Novela Juvenil"Pada setiap pertemuan, pasti ada maksud dari pertemuan itu. Dan sekarang aku tau kenapa Tuhan mempertemukan kita. Agar kita dapat mengetahui arti bahwa, mencintai belum tentu dicintai." -Zara Aghata- "Mungkin aku belum bisa bangkit. Aku belum bisa...