Malam ini mataku masih tetap terjaga, padahal sekarang sudah pukul 1:50. Ku coba memaksa menutup mata, tapi tetap saja rasanya belum mau tidur. Ku coba sekali lagi menutup mataku, ku tutup sampai beberapa menit hingga akhirnya yang tadinya pandanganku gelap tiba-tiba muncul scene Andra saat sedang duduk di bawah pohon besar dan berkata
"Di pohon besar ini.. Gue pernah liat lo pertama kali"
Seperti ada efek suara yang mengulang-ngulang dan bergema-gema, suara Andra terus-menerus terngiang di telingaku.
Masih kututup kedua mataku, aku pun tersenyum malu sambil menutup wajahku dengan selimut. Dibawah selimut ku buka mataku, dan aku mulai berpikir yang tidak-tidak tentang Andra.
"Mmm.. kira-kira Andra ngomong gitu maksudnya apa yaa? Hmmm.." kataku dalam hati
"Jangan..jangaaaaaaannnn.." sambungku sambil tersenyum genit dan menggigit gemas jari telunjukku
"Engga..engga.. gak mungkin Andra suka sama gue, masa iyaa cowo ganteng kaya prince di kastil-kastil gitu suka gue yang kaya upik abu gini" lanjutku sambil menggeleng-gelengkan kepalaku
Aku pun mengalihkan pikirianku dan bangkit dari dalam selimut. Turun aku dari tempat tidur dan berjalan menuju meja belajar yang berada di sebelah jendela kamar.
Akupun duduk di kursi meja belajar dan membuka laci yang berada di bawah meja. Ku ambil sebuah buku notes serta pena dan ku buka buku itu.
Rasanya malam ini pikiranku sedang tak karuan. Sepertinya aku harus menuliskan apa yang ada dipikiranku saat ini dengan menuliskan kata-kata di atas kertas ini.
Aku pun mulai menulis
Hai, kau..
Lelaki berkulit kuning langsat
Berwajah tampan
Berbadan cukup tinggi dan tak kurus,
Tak gemuk juga namun pas dan nyaman untuk di peluk
Matamu yang bulat
Alismu yang tebal
Kumismu yang tipis menggemaskan
Cara jalan kau yang khas
Suaramu yang cukup membuat aku berdebar
Senyum tawamu begitu manis..Hai, kau..
Ada aku disini..
Yang bersembunyi..
Cukup dalam,Di dalam sini..
****
Hari ini kegiatan belajar mengajar tidak dilaksanakan karena seluruh guru di SMA Pratiwi mengadakan rapat. Hal seperti ini adalah hal yang disebut surga dunia bagi seluruh murid di seluruh nusantara, karena disitu lah para murid bebas melakukan apa pun.
Dikelas ku sekarang hanya berisi anak-anak yang pintar dan rajin, mereka sedang berdiskusi mengenai pelajaran. Sedangkan yang lain sudah entah kemana, mereka sudah pergi ke dunianya masing-masing.
Aku dan Farrah dikelas dan hanya bergosip-gosip ringan sambi main handphone.
"Ra, liat nih. Ada berita di line today, katanya Shawn Mendes mau konser ke jakarta!" Kata Farrah kegirangan
"Eh, seriusan?! Gue nonton! Pasti!" Jawabku
"Iya..iya gue juga pasti nonton dong, barengan kita. Uuuhhh abang Shawn guee!!" Tutur Farrah dengan suara manja sambil mengelus foto Shawn Mendes di HPnya ke pipinya dengan lembut.
"Kira-kira bakalan pulang cepet gak ya hari ini?" Tanyaku pada Farrah
"Ya.. kagak tau juga Ra"
"Gue bosen Far, duduk yuk di koridor depan" ajakku sambil berdiri dari tempat dudukku
"Yuk, gue juga bosen dikelas. Tuh anak-anak berkaca mata kok betah banget ya liatin buku sampe nunduk banget gitu, ya Ampun" kata Farrah sambil melihat kearah anak-anak pintar yang sedang belajar dikelas.
"Hahaha.. namanya juga demennya belajar Far. Kaya elu demen nonton korea, di bantai habis 2 hari 20 episode yang durasinya 1jam setengah per episode. Nah mereka gitu juga, tapi bedanya, mereka belajar, lo nonton korea " jawabku sambil berjalan menggandeng lengan Farrah menuju koridor
"Halah! Jijik! Kaya lo gak gitu ae Ra. "Uuhh oppa ku, kim woo bin oppa!! Aaahh ahjusii". Gitu kan lo kalau lagi nonton korea?" Kata Farrah sambil menirukan gaya bicaraku
"Hehehe" jawabku sambil menutup mulutku dan menaikan kedua bahuku
Kami pun duduk di koridor depan perpustakan yang letaknya di ujung koridor. Awalnya kami mau duduk di koridor depan kelas, tapi sudah di duduki oleh rombongan Ghalib, grup anak cowo yang nakal di kelas kami. Ketimbang nyari ribut sama mereka mendingan kami pergi menjauh dari mereka.
"Tumben lapangan basket gak di isi sama rombongannya Andra, Ra?" Tanya Farrah kepadaku
"Eh, iya..ya, biasanya mereka kalau jam kosong gini pada main basket, itu malah anak cewek yang main" jawabku sambil melihat kearah lapangan.
"Yaaahh.. Zara kecewa nih hahahaha" ledek Farrah
"Huuuu.. iyaaa, ga bisa liat Andra" jawabku sambil memanyunkan bibirku
****
Bel pulang sekolah berbunyi, seluruh murid pada berhamburan keluar kelas seperti ternakan itik yang lepas dari kandangnya, sebagian ada pula yang bersorak kesenangan mendengar bel pulang berbunyi.
Aku dan Farrah pun keluar dari kelas. Hari ini Farrah berniat main kerumahku karena dirumahnya kosong dan kunci rumah dibawa ibunya pergi.
Saat berjalan menuju gerbang sekolah, aku memperhatikan lapangan basket yang kosong. Aku berharap ada sosok Andra di lapangan itu, karena satu harian ini, aku tak melihat keberadaan Andra.
Aku pun memalingkan pandanganku dari lapangan ke arah tangga sekolah yang letaknya tidak begitu jauh di depanku, ku lihat Andra sedang menuruni anak tangga menuju gerbang sekolah. Tak menutup kemungkinan kami akan bertemu di gerbang sekolah.
"Far! Ada Andra! Gue harus apa ini? Balik aja yuk, gue malu, ga tau mau berbuat apa ntar" kataku sambil menarik lengan Farrah
"Ihh, apaan si lo lebay banget, yaudah tinggal sapa aja kali Ra" tutur Farrah sambil menarik tanganku untuk berjalan menuju gerbang
"Gue gerogi Far. Apa lagi kejadian kemarin di pohon besar. Gue harus ngomong apa sama dia?" Aku menghentikan langkahku
"Ra! Kemarin dia udah mau datangin lo, ngajakin lo ngobrol, itu artinya kalian udah temenan. Itu artinya kalian udah saling kenal, bukan asing lagi. Anggep aja kalian kaya udah temanan. Tinggal sapa aja susah banget si lo, sampe kapan ngindar trus?" Kata Farrah sambil mengajakku berjalan lagi
Aku hanya diam sambil berjalan. Ku lihat dia berjalan sambil sedikit menunduk, jarak kami semakin dekat. Di kepalaku, aku sedang memikirkan kata-kata apa yang harus dikatakan pada Andra untuk menyapanya.
Jarak kami semakin dekat, semakin dekat, semakin dekat, dan akhirnya kami bertemu di gerbang sekolah. Ku lihat dia berada tidak jauh dari sisi kiri ku. Ku ambil nafas dalam-dalam dan kuberanikan diriku menyapanya duluan untuk pertama kali dalam hidupku.
"Hei, mau balik Ndra?" Sapaku dengan suara sedikit bergetar.
Dengan keberanian ekstra yang ku keluarkan, aku pun menyapa dia. Dia melihat kearahku, aku melihat kearah dia. Awalnya aku tak tahu apa respon dia terhadapku. Tapi ternyata semua diluar dugaan.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Andra
Teen Fiction"Pada setiap pertemuan, pasti ada maksud dari pertemuan itu. Dan sekarang aku tau kenapa Tuhan mempertemukan kita. Agar kita dapat mengetahui arti bahwa, mencintai belum tentu dicintai." -Zara Aghata- "Mungkin aku belum bisa bangkit. Aku belum bisa...