Mengenalmu~Reinardan

43 3 2
                                    


~sekarang kenal besok jadian~

Mereka sekarang tengah berada di tengah-tengah lapangan sembari berjongkok mencabut rumput yang berkeliaran di sekitar lapangan. Keringat mulai membasahi dahi mereka membuat Angga terus menggerutu kesal.

"Lo sih Bob!!"

"Apasi Ngga daritadi lo manggil gue mulu?! Jadi greget gue sama lo." Tanya Bobi menatap Angga lelah.

"Ya kalo aja ya!! Lo tu nggak ngomong sama Bu Ari pasti kita nggak bakal kena hukuman"

"Ya kalo aja ya nggak ada yang nyolong start pasti nggak bakal kita telat" jawab Bobi enteng.

"Nyindir nih?" Ucap lelaki di samping Bobi yang hanya dibalas cengiran oleh Bobi.

Lelaki itu hanya diam dan meneruskan pekerjaannya, membiarkan Angga dan Bobi menyelesaikan perdebatan mereka yang absurd banget.

Matahari yang mulai naik membuat mereka mandi keringat. Bu Ari sunggu menyebalkan. Kenapa guru seperti ini harus dipertahankan? Gurunya memang cantik membuat para siswa betah menatapnya tapi killernya membuat siswa enggan berada di dekatnya.

Seseorang berjalan ke tengah lapangan dimana tiga sekawan itu berada. Dia berjalan menuju kearahhhhhhhh....... lelaki itu. Tangannya dipenuhi oleh sapu tangan dan juga botol mineral yang ada manis-manisnya gitu kaya si doi.

Lelaki itu yang mendapati sepatu di depannya membuatnya mendongak melihat siapa sang empu dari sepatu itu. Sejenak lelaki itu menghembuskan nafas lelah. "Tasya" satu nama yang sangat menyebalkan bagi lelaki itu. Ia tak ingin berurusan lagi dan lagi dengannya. Tetapi Tasya terus saja mengikutinya. Apakah semua yang Tasya lakukan kepadanya masih saja kurang?. Lelaki itu sangat muak dengan sikap Tasya yang seolah-olah tak pernah terjadi apa-apa.

Lelaki itu berdiri mencoba mensejajarkan tubunya dengan Tasya. Matanya seakan menyiratkan bahwa lelaki itu menyuruh Tasya untuk pergi dari hadapannya.

Tetapi berbeda dengan apa yang lelaki itu harapkan, Tasya malah menyodorkan sapu tangan dan juga air mineral kepada lelaki itu. Lelaki itu hanya menatap sapu tangan dan air mineral itu tanpa sedikitpun menyentuhnya. Lelaki itu tidak menerima juga tidak menolaknya.

"Apa?" Tanya lelaki itu menatap Tasya datar.

"Buat lo, tu keringat lo dimana-mana, lo pasti juga hauskan?" Jawabnya.

"Pergi! Gue nggak butuh." Ucap lelaki itu dingin.

Baru saja Tasya ingin menjawab tapi tawa dari Angga dan Bobi menghentikan suaranya di tenggorokan.

"Lo tu nggak punya malu ya Bob, udah ninggalin gue gitu aja sekarang datang lagi seolah-olah nggak pernah terjadi apa-apa." Ucap Angga sedikit keras berniat menyindir Tasya.

"Kalo gue udah bosen sama lo terus gimana? Lo mau apa Ngga? Bebas dong gue mau gandengan sama siapa aja?" Jawab Bobi santai.

"Ya tapi jangan sama sepupu gue sendiri dong. Lo kira gue nggak bisa sakit hati apa?" Ucap Angga lagi yang membuat wajah Tasya merah padam menahan malu dan juga amarah. Cukup. Cukup sampai disini dia dipermalukan.

Baru saja Bobi akan menjawab. Tasya sudah berteriak marah.

"CUKUP!!!"

"Upssss gue salah ngomong ya Bob?" Tanya Angga menutup mulutnya seolah-olah dia baru saja mengatakan hal yang salah.

Lelaki itu hanya menatap kelakuan kedua sahabatnya. Bukan ia membiarkan Bobi dan Angga mempermalukan Tasya tapi dia juga tidak bisa untuk membela Tasya. Jadi akan lebih baik jika lelaki itu diam menatap drama kedua sahabatnya juga dengan MANTAN pacarnya.

ReinardanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang