~gue cuma nggak suka kalo ada orang yang bisa bikin lo ketawa selain gue~"Kalo gue pacaranya Reina lo mau apa?"
Kata-kata itu terus terngiang-ngiang di telinga Ardan. Walaupun saat itu sudah berlalu tapi masih saja terbesit di ingatan Ardan bagaimana kata-kata itu terlontar dari mulut seseorang.
Sejak tadi Ardan diam tak mengeluarkan sepatah katapun. Pertemuannya dengan Reina dan juga dengan seseorang yang mengaku pacarnya Reina membuatnya diam seribu bahasa.
Bagaimana bisa selama ini Ardan tidak mengetahui siapa pacar Reina dan mengapa tidak sedikitpun terbesit di pikiran Ardan untuk mencari tau siapa yang telah memiliki hati Reina? Dan sungguh setelah Ardan tau Ardan tidak terima jika Reina berpacaran dengan sepupunya yang sudah merebut Tasya darinya. Ingatannya kembali lagi dan lagi membuatnya bertambah benci dengan sepupunya. Kenapa semua yang ia alami harus berhubungan dengan sepupunya.
Flashback on
"Jauhin Reina" ucap seseorang tajam.
Ardan menolehkan kepalanya ke belakang sehingga matanya menangkap cowok dengan baju yang berantakan.
Ardan menaikan sebelah alisnya bingung. Tatapan matanya beradu dengan sang lawan bicara. Mata tajam yang dipancarkan oleh cowok di depan Ardan tak membuat Ardan takut sama sekali. Tetapi Ardan malah bosan harus berhadapan dengan cowok di hadapannya ini. Dia Zean. Ya Zean Adam Brastawan yang mempunyai rasa benci terhadap Ardan.
"Kenapa lo?" Tanya Ardan tenang menaikan dagunya seperti menantang.
"Jauhin Reina." Jawab Zean.
"Kalo gue nggak mau?" Tanya Ardan menantang.
"Lo berurusan sama gue." Ucap Zean penuh penekanan.
"Gue nggak peduli." Jawab Ardan santai.
"Gue ingetin sekali lagi jauhin Reina." Ancam Zean sekali lagi dan berbalik memunggungi Ardan. Karena untuk kali ini dia tidak ingin beradu tangan dengan Ardan.
"Lo siapa dan behak apa atas gue sama Reina? Ha?" Tanya Ardan sedikit lebih keras.
"Kalo gue pacarnya Reina lo mau apa?" Jawab Zean, tanpa menunggu jawaban Ardan, Zean pergi meninggalkan Ardan yang mematung.
Beberapa detik Ardan butuhkan untuk merenungi ucapan Zean tapi semuanya berubah saat Bobi datang dan menariknya untuk masuk ke dalam kelasnya.
Flashback off
Bobi yang melihat sedari tadu Ardan diam saja membuatnya tak nyaman. Pasalnya Ardan adalah orang yang hyperaktif dan sekarang dia hanya diam dengan tatapan kosong menatap meja yang sama sekali tidak berfaedah untuknya.
Angga yang juga tengah melihat Ardan menoleh pada Bobi. Menatap Bobi dengan tatapan bertanya tetapi Bobi hanya mengedikan bahunya tak tau membuat Angga mendengus kesal.
"Dan napa sih lo?" Tanya Angga akhirnya melempar Ardan dengan bola kertas kecil yang telah dia remas.
Bola kertas itu tepat mengenai dahi Ardan membuat Ardan kaget. Rasanya Ardan ingin sekali memaki Angga tapi ia urungkan karena itu tak memperbaiki apapun dan hanya akan membuatnya bertambah kesal.
"Dan?" Panggil Bobi.
Ardan menoleh pada Bobi membuat Bobi tersenyum lebar.
"Napa sih Bob?" Tanya Ardan memperbaiki posisi duduknya.
"Lo kenapa sih?" Sahut Angga.
"Iya lo kenapa dari tadi diem mulu kaya cabe-cabean nggak laku?" Sambung Bobi membuat pensil yang ada di hadapan Ardan melayang tepat mengenai pipi Bobi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinardan
Teen FictionIni cerita tentang Reina dan Ardan. . Cerita yang mengisahkan tentang Ardan yang menyukai Reina. Tentang Zean yang selingkuh dengan Tasya. Tentang bagaimana Reina harus melupakan seseorang yang sangat ia cintai. Dan tentang Ardan yang memperjuangkan...