~Dan entah kenapa gue benci disaat jantung gue berdetak lebih cepat karena lo~Reina jengah dengan semuanya. Dia berhenti melangkah membuat seseorang yang sedari tadi memanggil dan mengikutinya berhenti menatap Reina dengan senyum lebarnya. Reina hanya menatapnya datar. Tak bisakah ia tidak diganggu oleh makhluk yang satu ini?.
"Apa?!!" Tanya Reina sadis.
"Pulang bareng gue ya... pliss." mohon Ardan.
Ya ternyata Ardan. Ardan sedari tadi mengikuti Reina, sejak Reina keluar dari kelas sampe Reina sudah berada depan gerbang sekolah, Ardan terus mengejarnya dan memintanya untuk pulang bersama.
Reina menatap Ardan selidik membuat senyum Ardan bertambah lebar.
"Lo..... ngeselin tau nggak!!!" Ucap Reina gregetan.
"Apa? Gue ganteng? Makasih Reina cantik." Ucap Ardan tersenyum manis mengacak rambut Reina. Bukan mengacak, lebih tepatnya membuat rambut Reina berantakan.
"Ihh rambut gue!!" Kesal Reina menyingkirkan tangan Ardan.
"Yuk pulang sama gue, cowok ganteng siap nganterin cewek cantik." ucap Ardan menatap manik mata Reina dan membuat Reina jengkel setengah mati.
"Ngaco lo ya, dasar cowok aneh!"
"Lo nggak terpesona gitu sama gue?"
"Kan kelihatan banget kalo lo ngarep."
"Udah ah, malu nih diliatin anak-anak, mending kita pulang, cus pualng." ajak Ardan dan menarik tangan Reina menuju parkiran.
Reina hanya menatap tangannya yang berpautan dengan tangan Ardan bahkan saat pautan tersebut sudah terlepas Reina masih menatapnya membuat Ardan tersenyum kecil.
Ardan memakaikan helm yang ia bawa tadi pagi pada kepala Reina yang sontak membuat Reina kaget dan menatap Ardan kesal, tapi berbeda dengan Ardan yang masih atersenyum lebar.
Ardan menaiki si empus dan Reina hanya diam berdiri tanpa menaiki vespa kesayangan Ardan.
"Ayo naik." Ajak Ardan.
Reina tetap diam. Membuat Ardan sedikit kesal karena Reina tak meresponnya. Tanp persetujuan Reina, Ardan menarik lengan Reina untuk mendekat.
"Lo tau nggak, ini tuh si empus kesayangan gue dan orang yang naik pasti istimewa buat si empus." Ucap Ardan memberitahu.
"Gue.."
"Apa? Baper? Cewek ma pasti gitu, baperan" ucap Ardan menyela ucapan Reina.
"Gue nggak nanya bego!" Jawab Reina menatap Ardan kesal.
"Ya udah sih biasa aja, ayo naik! si empus pengen ngrasain dinaikin sama cewek cantik." Ucap Ardan yang membuat pipi Reina merona malu.
Karena tak ingin berdebat lagi dengan Ardan, Reina segera naik. Diam-diam Ardan tersenyum. Dia tidak sia-sia jadi pengemis jika apa yang diharapkan terkabul.
Beda dengan Ardan yang bahagia. Seseorang yang sedari tadi melihat Ardan dan Reina tampak kesal, sorot matanya terlihat jika dia sangat marah dan tangannya yang mengepal menandakan kalau dia sedang murka.
"Lo emang keterlaluan Dan" gumam lelaki itu dan meninggalkan parkiran dengan hati yang tak bisa dijabarkan.
~Reinardan~
Ardan membelokan motornya di spbu. Dia mengantri dibarisan paling belakang. Si empusnya minta minum, dan Ardan tidak mau jika si empus marah dan mogok di tengah jalan jadilah dia membelokan vespa kesayangannya di spbu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinardan
Teen FictionIni cerita tentang Reina dan Ardan. . Cerita yang mengisahkan tentang Ardan yang menyukai Reina. Tentang Zean yang selingkuh dengan Tasya. Tentang bagaimana Reina harus melupakan seseorang yang sangat ia cintai. Dan tentang Ardan yang memperjuangkan...