9. Sepeda

2.2K 303 34
                                    

Cat hitam dibagian belakangnya sudah terkelupas. Tetapi besi yang terpaut membentuk sepeda itu masih kokoh dan kuat untuk ditumpangi berdua. Spon pada bagian sadel nya masih empuk meskipun permukaan kulit yang membungkus spon sudah terasa tipis.

Keranjang didepan hanya berisi bunga kenanga yang masih berwarna hijau. Jaehyun berulang kali mengatakan bahwa kenanga lebih bagus jika berwarna kuning, tapi Taeyong memaksa untuk memetiknya karena bau semerbak yang begitu wangi. Beberapa bunga ditusukan dengan lidi oleh Taeyong, saat tidak ada yang ia lakukan selain berpegangan pada pinggang Jaehyun. Taeyong meminta Jaehyun pelan-pelan agar ia dapat melakukan apa yang ia inginkan.

"Bunganya masih ijo. Kamu kok ngeyel sih," ujar Jaehyun sambil mengayuh sepedanya. Orang yang dibelakang nya fokus pada bunga yang ia susun di lidi, menggoyangkan lidinya kedepan dan kebelakang sedangkan satu tangannya berpegangan pada pinggang Jaehyun.

"Biarin," katanya singkat.

"Wanginya enak, tapi lama kelamaan kok eneg ya,"

"Masa?"

Jaehyun tidak menjawab, ia menggos-menggos capek. Mengayuh sepeda lama kelamaan membuatnya merasa pusing. Apalagi dibawah sengatan matahari seperti ini.

"Kenapa?" Tanya Taeyong.

Jaehyun tiba-tiba berhenti. Menoleh kebelakang untuk menemukan mata Taeyong yang terfokus padanya.

"Capek?" Tanya Taeyong lagi.

Jaehyun menyeka peluhnya, bergumul sedikit dengan rasa capek yang ia rasakan.

"Sini gantian," Taeyong membuang lidi yang terdapat susunan bunga kenanga buatannya sendiri. Turun dari boncengan dan menyuruh Jaehyun ganti posisi.

Jaehyun turun. Dan memberikan setir sepeda kepada Taeyong.

Dan yak.

Taeyong mengayuh sepedanya begitu saja tanpa menyuruh Jaehyun untuk duduk diboncengan.

"Eh..eh??eh???ehhhh?!!!!" Teriak Jaehyun.

Taeyong tertawa sambil mengayuhnya lebih kencang.

"Gitu ya kamu!" Teriak Jaehyun yang sudah sejauh kira-kira 10 meter.

Taeyong berhenti. Masih tertawa karena meninggalkan Jaehyun dibelakang.

"Eta terangkanlah~!!" Teriak Jaehyun lagi sambil berlari menghampiri Taeyong.

"Gusti nun Agung emang nya padam apa minta terang," ujar Taeyong.

Sesampainya Jaehyun disana ia menarik kembali setir yang dipegang Taeyong. "Sini..sini..da kamu mah nakal sedih aku,"

"Ih..bercanda atuh," Taeyong masih tersenyum. Cekikikan sendiri. "Jangan cemberut ih, gak ganteng,"

Jaehyun sibuk dengan bokongnya. Mencari posisi yang pas agar menempel pada sadel dengan sempurna. Ia menoleh seketika mendengar Taeyong berkomentar. "Iya iya da aku mah apa enggak ganteng hampura,"

"Kamu kan cantik," kata Taeyong sambil naik ke boncengan tanpa melihat Jaehyun yang sedang menoleh.

Jaehyun tersenyum khas dengan dimplenya. "Masa..? Kamu kali yang cantik,"

"Bodo ah ga usah dibahas kesel aku kalo sekali aja flirting kamu lanjut lanjutin terus,"

"Malu ya... Ciaaa,"

"Apanya!"

"Idih, malu ya..ciaa,"

Taeyong merapatkan bibirnya sambil memandang Jaehyun yang sedari tadi menengok kebelakang.

"Cia malu cia.."

"Tampol ni,"

Jaehyun langsung memandang kedepan bersiap untuk mengayuh. Cowok dibelakang nya ini memang tsundere nya kambuh-kambuh an jadi Jaehyun tidak kaget.

"Eh Taeyong, coba ngadep kebelakang, seru kali, aku yang kayuh kan,"

"Eh....?! nanti kalo jatuh gimana??!"

"Jatuh dari sepeda sama indahnya jatuh cinta sama kamu kok,"

"Ih! Sarkas ya! Kan sakit? Kamu sakit waktu jatuh cinta sama aku?"

"Eh eh eh eh bukan gitu..ah gimana ya..ah gagal gombal lah asw,"

"Gitu ya kamu jahat,"

"Duh..gimana sih ulang-ulang, gak gitu."

Jaehyun terdiam berpikir, dan Taeyong masih berpegangan pada kedua sisi pinggang Jaehyun.

Dan Jaehyun tiba-tiba membelalakkan matanya. Dan..
"Oh iya iya gini.." Sambil memandang kedepan dengan pede.

"Kalo mengayuh bikin aku capek nggak papa, semangatku ada didepan sana karena kita belum sampai. Tapi.."

Jaehyun terdiam sejenak. Mengembuskan napasnya.

"kalo ngayuhnya cinta aku bakalan capek full, sebab semangatku dibelakang lagi pegangan erat takut jatuh, aku capek jantung...dag dig dug mulu euy,"

Taeyong tidak bisa menahan senyumannya. Lalu memukul bokong Jaehyun beberapa kali.

Jaehyun mengaduh. "Aduh!"

"Naon sia kuah pempek,"

"Kecut..kecut tapi nagihin ya.."

Taeyong tersenyum lagi. Sampai akhirnya blushing sendiri. "Buru kayuh njir,"

"Iya sayang.."


A/N : saya masih sekarat sampai sekarang karena boyvideo eps wabelas yang #jaeyong nya kerasa uhhhhh sekarat ini sekarat. Terimakasih kepada kalian yang mau menyempatkan baca ya votte dan comment selalu diterima. Semuanya diterima. Muach kalian semangat saya!

RandomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang