17. Shipper

1.9K 290 77
                                    

Jaehyun mengenakan t-shirt berwarna abu-abu dengan setelan celana pendek warna hitam. Niatnya memang datang kerumah Taeyong untuk main. Karena ibu Taeyong tadi menelponnya untuk meminta tolong menemani Taeyong sampai malam. Dan Jaehyun mengiyakan.

Berarti dirumah cuma ada Taeyong sendirian. Jackpot.

Jaehyun mampir ke toko bunga sebentar. Membeli satu buket bunga berisi delapan mawar merah dan satu warna putih di tengah-tengahnya. Jadi jumlahnya sembilan. Dan diperjalanan dia menyusun gombalan-gombalan kaki lima recehnya.

Sesampai dirumah Taeyong, Jaehyun memencet bel rumah. Ia menyembunyikan buket bunga dipunggungnya.

Bunyi bel beberapa kali, sampai akhirnya pintu terbuka disambut seseorang dengan muka malas.

"Hai sayang." Ujar Jaehyun.

Pintu yang terbuka tadi langsung tertutup karena dorongan keras dari orang yang ada didalam rumah.

"Jahat anjir!" Teriak Jaehyun lagi.

"Pulang Patrick!" Jawab Taeyong dari balik pintu.

"Eh?! Ibu mertua loh yang nyuruh aku kesini. Buka atuh yong!"

Tak lama kemudian pintu itu terbuka sedikit. Kepala Taeyong muncul perlahan, diikuti tatapan tajam dari matanya.

"Tebak, aku punya apa dibelakangku?" Tanya Jaehyun sambil tersenyum riang.

"Bokongmu."

Muka Jaehyun lesu, matanya sayu menampakkan wajah sedih. "Buket padahal."

"Oh."

"OH doang. Oke. Ini buat kamu."

Taeyong terkikik melihat Jaehyun manyun. "Iya makasih. Sok atuh masuk jangan cemberut."

Taeyong menarik tangan Jaehyun masuk ke rumahnya. Perkara mudah membuat Jaehyun kembali tersenyum. Taeyong sudah hafal dengan tingkah kekasihnya itu.

"Oh iya," Jaehyun angkat bicara. "Bunganya ada sembilan."

"Kok cuman sembilan?"

"Kudunya sepuluh. Karena yang nerima secantik bunga, sekarang bunganya udah sepuluh." Jaehyun tersenyum menampakkan lesung pipinya.

"Lagu lama." Kata Taeyong mengomentari. "Tapi manis hehe."

"Siapa dulu dong Jaehyun."

Taeyong memutar bola matanya bosan. Mendengar gombalan receh kekasihnya itu.

"Ini kita langsung ke kamar kamu? Masih jam 4 sore loh?" Kata Jaehyun menginterupsi.

"Ya kita kan nggak ngapa-ngapain di kamar. Paling mentok maen PS. What do you expect!"

"Hehe, kali aja kan."

Taeyong berjalan didepan Jaehyun. Mendahuluinya agar cepat sampai dikamarnya.

"Eh tunggu dulu." Jaehyun menarik tangan Taeyong. "Kamu ada cola nggak?"

"Ada. Bentar aku ambilin."

"Dua ya?"

"Baik Paduka."

Jaehyun lebih dulu sampai dibilik kekasihnya itu. Duduk dikasur sambil mengagumi kerapian kamar Taeyong.

Tak lama kemudian Taeyong datang membawa dua cola ditangannya. Memberikannya pada Jaehyun.

"Ini," Taeyong menyerahkannya pada Jaehyun. Tapi Jaehyun hanya mengambil satu dari tangan Taeyong.

"Satunya buat kamu."

"Aku nggak mau cola."

"Yah, sini minum berdua kan seger."

"Ya tapi aku nggak mau cola. Tau gitu kan ambil satu aja tadi."

"Kamu mah, bunganya mana? Kamu buang ya?"

"Enggak. Aku taruh diatas kulkas."

"Oh. Udah sini minum."

"Dibilang aku gak mau kok." Lalu Taeyong melempar bokongnya kekasur dan duduk disamping Jaehyun. "Kamu nyebelin banget sih." Tapi akhirnya Taeyong membukanya. Menegaknya sedikit.

Jaehyun tersenyum. "But you love me."

"Doesn't make you less annoying."

Senyuman Jaehyun begitu menawan dengan bibir basah akibat cola. Wajahnya sumringah menjadikannya seperti manusia paling bahagia didunia.

"Gak papa, lagian shipper kita banyak kok."

"Masa?"

"Seriusan. Nih yang sekarang baca. Hai sayang.."

"Berhenti goda shipper kita Jaehyun."

"Jangan cemburu atuh."

"Engga."

"I ship us."

"Dih,"

"Wanna become Canon?"

"Kita udah canon."

"Shipper kita bahagia banget."

Jaehyun menyesap cola nya lagi, diikuti Taeyong.

"Sebenernya kita ngomongin apa sih?" Ujar Jaehyun.

"Ga tau kamu yang mulai."

"Laper yong."

"Ya udah ayo makan."

"Makan apa?"

"Makan aku Jae,"

"Sip. Ayok."



A/N: Didedikasikan untuk pada shippernya Jaeyong. Meskipun rumor unit Asia bilang kapal kita tercinta tidak bersama, saya memohon dan sungkem, you must remain royal. Oke say, Jaeyong berlayar bebas. Sip. Its okay Jaeyong, walk slowly, don't get hurt. K.

RandomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang