"Vannn!!!!" Teriak seorang cowok dari belakang Vania. Ya itu sahabatnya, belio.
Vania menoleh ke belakang melihat Belio berlari menuju arahnya. "Lo jalannya cepet banget" kata Belio menepuk pundak Vania. "Lah lo aja yng jalannya lama" balas Vania. Lalu mereka berdua meninggalkan halaman sekolah dan langsung menuju kelas.Bel berbunyi jam pertama dimulai. Beberapa menit kemudian bu Tika masuk membawa satu buku absen dan satu buku cetak pelajaran fisika.
"Silahkan kumpul tugas kalian yng saya berikan minggu lalu" kata bu Tika dengan wajah killernya.Vania melirik kearah Belio, "Lio, lo udah bikin pr?".
"Udah Van, lo belom?" Tanya Belio menebak sahabatnya.
Vania hanya menggelengkan kepala lalu tersenyum lebar kepada Belio."Ada lagi yng belum kumpulin tugas?" Tanya bu Tika.
Semua murid diam.
"Yng ga ngumpuli tugas keluar!" Pintah bu Tika dengan nada agak marah.Vania melihat Belio, Belio tersenyum pada Vania.
"Lo kok ga ngumpulin tugas?" Tanya Vania pada Belio.
Belio hanya tersenyum pada Vania dan menarik tangannya keluar kelas."Kita ke kantin aja gimana?" Tanya Belio.
"Yaudah, kantin aja kebetulan gue juga udah laper nih" jawab Vania.
Mereka berdua berjalan menuju kantin.Vania duduk memainkan ponselnya sambil menunggu makanan yng dipesan Belio. Beberapa menit kemudian, Belio berjalan kearah Vania membawa nampan yng berisi dua mangkok mie bakso dan dua es teh manis.
"Nih makan, biar cepet gede" kata Belio sambil tertawa.
"Yah elu, iya thanks yah kakak" balas Vania sambil menjulurkan lidahnya."Lo kok ga ngumpulin tugas sih? Kan punya lo udah selesai" kata Vania sambil menyuapkan bakso didalam mulutnya.
"Kalo gue ngumpulin tugas, entar lo keluar sendirian. Emang lo mau sendirian?".
"Yakali biasa aja gue kan udah biasa sendirian".
"Iya ampun sendiri. Terus gue lo anggap apa?" Tanya Belio dengan nada agak sedikit serius.
"Iya sori deh lo kan selalu ada terbaik dah pokonya" kata Vania menepuk kepala Belio.🍀🍀🍀
Bel pulang sekolah berbunyi.
Vania beranjak menuju kehalaman parkir sekolah. Baru saja Vania membuka pintu mobilnya, tiba - tiba ada seseorang yng menggebraknya dari belakang "eh lo perempuan ga tau diri. Lo tunangan sama Angga kan? Gue pacar Angga! Dasar lo pho!" Bentak cewek itu dan kelima jarinya mendarat kepipi Vania.
Vania terkejut karena baru hari ini dia berani ditampar seseorang.
"Gue ga kenal sama lo, Angga yng ngejar gue terus salah gue? Lo yng gatau diri" bantah Vania.
"Lo berani lo sama gue" pukulan Gita hampir jatuh didada Vania jika tidak ada seseorang yng menahannya.
"Jangan berani - berani nyentuh sahabat gue" kata Belio pada Gita.
Gita menatap Vania "urusan kita belom selesai" kata Gita sambil berlalu dari tempat itu.
Belio menatap pipi Vania, tertinggal bekas tangan lima jari dipipinya. Belio membukakan pintu mobil Vania dan menyuruh Vania masuk kedalam."Lo kenapa tadi ga ngebalas? Jangan suka dibikin bego sama orang Van" kata Belio.
"Dia nyerang gue tiba - tiba Li".
Belio menepikan mobil Vania dipinggir jalan. Belio menatap Vania dan memegang tangannya "gue sayang sama lo, gue ga mau lo kenapa - napa Van". Vania menatap Belio tanpa disadari air matanya jatuh kepipinya, Vania langsung memeluk Belio. "Lo kalo mau nangis, nangis aja Van. Nangis sama gue jangan nangis sendiri apalagi nangis sama orang lain. Gue sayang banget sama lo" kata Belio sambil mengusap rambut Vania.🍀🍀🍀
Vania meraih ponselnya dan mengirim sms pada Angga.
Vania: Ngga, mendingan kita putus aja deh.
Angga: kenapa? Gue sayang sama lo
Vania: tadi cewek lo nyamperin gue
Angga: dia mantan gue Van, gue beneren sayang sama lo. Gue ga mau putus sama lo.
Tanpa membalas sms dari Angga, Vania langsung memblokir nomor Angga.Vania membuka BBM nya ada banyak pesan disana. Hanya satu pesan saja yng dia buka, pesan dari Arnold.
Arnold: PING!!!
Vania: iya?
Arnold: lagi ngapain Van?
Vania: tidur
Arnold: besok ada waktu?
Vania: kenapa emang?
Arnold: jalan yuk biar gue jemput
Vania: oke
Pesan singkat mereka berakhir.08.09
Ponsel Vania berdering. Vania meraih ponselnya dari pinggir tempat tidurnya.
"Hm?" Vania berdehem.
"Van lo dimana? Nonton yuk" ajak seorang cowo dari balik spiker ponselnya.
"Yah maaf Lio, gue hari ini jalan sama Arnold lain kali aja ya".
"Hah? Arnold mantan pacar lo?".
"Iya".
"Van jangan mainin dia lagi".
"In shaa Allah yah Li. Lo kayak ga tau gue aja".
Vania langsung menutup teleponnya.08.15
Klakson mobil terdengar dari luar pagar rumah Vania. Vania turun kebawah dan membuka pagar rumahnya. Terlihat mobil avanza hitam terparkir didepan pagar rumahnya. Arnold keluar dari mobilnya dan berdiri didepan Vania. Tanpa berbicara apapun, Arnold langsung membukakan pintu untuk Vania.
"Udah lama ya Van" kata Arnold memecahkan keheningan.
Vania hanya tersenyum mengangguk sok kalem.
"Kok diem aja?" Tanya Arnold.
"Terus gue mau gimana lagi?" Tanya Vania.
Arnold hanya tersenyum pada Vania.🍀🍀🍀
Vania terbangun merasakan ada seseorang yng mencium jidatnya pelan. Vania membuka matanya, ia melihat mamanya berada didepannya.
"Mama?" Kata Vania dengan nada pelan, air matanya serasa ingin jatuh berderas tapi tetap ditahannya.
"Mama ngapain kesini?" Sambung Vania kali ini dia dengan nada agak keras.
Mama Vania tersenyum "mau liat kamu sayang".
"Kemana aja mama selama ini? Papa udah diluar negeri semenjak cerai sama mama, terus mama ga tau dimana. Aku tinggal sendirian disini mah. Ga ada yng nemenin aku, mbok juga udah pulang karena udah sakit - sakitan. Mama ga tau gimana aku biar bisa bertahan sampe sejauh ini. Mama ga pernah tau, sekarang mama dateng gitu aja? Alasan pengen liat aku? Kenapa ga dateng pas aku udah mati aja ma? Kenapa ga dateng dikubur aku aja? Kenapa ma? Karena keegoisan mama sama papa aku yng harus nanggung semua mah. Aku pengen kayak anak - anak lain mah aku pengen dapet perhatin dari orang tuanya. Aku ga mau kayak gini, mama sama papa kasih aku fasilitas mobil mewah, rumah besar, uang banyak tapi mama sama papa ga pernah ngasih aku perhatian!" Kata Vania melepaskan amarahnya dan tetap menahan agar air matanya tidak jatuh keluar dari dalam matanya.
"Maaf sayang, maaf kamu harus hidup sendiri. Maaf kalo mama egois mama minta maaf Van. Mama ga bermaksud buat bikin kamu tersiksa Van. Mama sayang sama kamu" mama Vania memeluk Vania.
Sejenak Vania merasakan nyamannya berada dipelukan seorang ibu. Tapi perasaan itu ia tepis jauh - jauh, Vania langsung melepaskan pelukan mamanya.
"Ma denger yah, mama ga usah jenguk aku lagi. Aku tau mama udah bahagia sama keluarga baru mama. Sama anak baru mama. Gapapa ma, aku juga ikut seneng kalo mama seneng. Emang nyaman banget dipelukan seorang ibu. Tapi aku ngerti ma, mama sekarang bukan cuman jadi mama aku. Sekarang aku ga punya orang tua aku yatim piatu" kata Vania tersenyum tulus pada mamanya.
Air mata mamanya keluar deras.
"Mama ga usah nangis. Mama pulang aja anak sama suami baru mama nunggu dirumah. Hati - hati yah ma" kata Vania sembari memeluk mamanya sejenak.
Setelah Vania melepaskan pelukannya, mama Vania langsung beranjak dari tempat tidur Vania. "Ini uang buat Vania, maaf cuman ini yng bisa mama kasih". Tanpa menatap mamanya, Vania langsung berbaring didalam selimutnya. Tangis yng daritadi ditahannya kini pecah. Mamanya dari balik pintu masih bisa mendengar tangis Vania.
"Ga ada yng bisa ngertiin gue" batin Vania.14 panggilan tak terjawab.
Vania meraih ponselnya dilihatnya panggilan tak terjawab itu. Ternyata dari Belio. Vania menelepon balik Belio.
"Halo kenapa Li?" Tanya Vania.
"Van lo kenapa? Kok suara lo serak gitu?".
"Ga Li, gue cuman sakit tenggorokan aja".
"Gue kesana sekarang" kata Belio langsung menutup teleponnya.Vania turun keruang tamu, dilihatnya Belio berada disana dengan tas plastik berwarna biru tua.
"Nih makan" kata Belio menawarkan tas plastik itu.
Vania langsung mendekat pada Belio.
"Ih perhatian banget lo" kata Vania tersenyum centil.
Vania membuka tas plastik itu terdapat styrofoam berwarna putih berisi bubur disana.
"Wuiiihhh, thanks banget bro" kata Vania mengedipkan salah satu matanya.
Belio hanya melihat sahabatnya itu memakan bubur ayam yng dibelinya."Van gue pulang yah" pamit Belio.
"Kenapa emangnya?" Tanya Vania.
"Gue ditunggu sama bokap".
Vania hanya mengangguk mengerti.✌✌✌✌✌✌✌✌✌✌✌
Alhamdulillah part pertama selesai. Maaf kalo ceritanya gaje. Soalnya ini cerita pertamaku.
Jangan lupa voting & comment yah!!
Tanpa voting & comment kalian, ga bakal bikin aku semangat ngelanjutin ceritanya:((((
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf ( completed )
Teen FictionTerima kasih karena telah menjadi lelakiku setelah berperan menjadi sahabatku, maaf karena aku sangat bodoh tentang bagaimana caranya menghargai perasaanmu terhadapku sampai akhirnya karma yang menyadarkanku bahwa kehilangan adalah hal yang paling m...