Setelah Ferica puas dengan minum alkohol sampai kepalanya pening, handphone dia bergetar di atas meja bar yang sepi ini. Ferica melihat notif dengan kening yang mengerut. Ia membacanya dan membalasnya.
Andra Hanan Adytama : Dimana?
Ferica Cheryl : bukan urusan lo!
Ferica langsung menaro handphonenya lagi di mejanya. Ia langsung mengeluarkan lembaran uang 100 ribu di atas meja. Ferica langsung meninggalkan bar dengan jalan yang sedikit linglung. Ia hanya ingin tidur di apartemennya dan melupakan berita tentang mamahnya yang sudah menyebar luas.
Sampai di apartemen Ferica langsung merebahkan badannya diatas kasur yang berukur king size ini tanpa mengganti pakaian yang masih mengeluarkan bau alkohol yang begitu nyengat.
***
Hanan mengernyit setelah mendapatkan balasan dari Ferica, ia menggeleng geleng dengan membalas pesannya.
Andra Hanan Adytama : kenapa kamu gamasuk? Saya khawatir sama kamu.
Setelah membalas pesan itu ke Ferica ia langsung fokus kepada guru yang sedang menerangkan pelajaran walaupun fikirannya kepada Ferica. Hanan khawatir dengan Ferica setelah mendengar berita tentang Rani yang bernotabe Mamahnya Ferica. Semua murid di sini pada membahas berita tadi pagi yang belum tentu benar menurut Hanan. Hanan langsung mengambil handphonenya dan mengirim pesan ke seseorang yang sudah lama ia percayain.
+62819176xxxxx : Tolong cari posisi Ferica dimana sekarang!
Semenit sesudah dia mengirim pesan itu langsung mendapatkan balasan dari orang tersebut.
+62819176xxxxx : Baik Tuan.
Hanan menghela nafas setelah bel pulang sudah bunyi, ia langsung merapihkan bukunya yang berada di meja kedalam tas dan berlaju kerumahnya, ia butuh istirahat sejenak.
***
Hanan merebahkan badannya di kasur sambil melihat chanel tv yang menyala, tidak ada yang menarik, ia berhenti di saat ada berita Rani yang sudah menjadi tersangka korupsi. Ia simak berita yang ada di tv sampai akhirnya pintu kamarnya terketok dari luar.
Tok.. Tok.. Tok..
Hanan yang sudah tau siapa yang ngetok kamarnya langsung menyuruhnya masuk, karna posisi dia sudah sangat nyaman.
"Masuk aja Mah, gak Hanan kunci ko" Suara Hanan sedikit berteriak.
Muncul lah wanita separuh baya di balik pintu sudah menunggakan jas berwarna putihnya, Rita berjalan mendekat ke Hanan keduanya.
"Kamu tumben Han pulang langsung masuk kamar, biasanya kamu makan dulu" ucap Rita duduk disebelah Hanan sambil mengelus ngelus rambut anaknya yang lebat.
"Hanan capek mah, nanti Hanan makan ko" ucap Hanan sambil memindahkan kepalanya ke paha Rita.
Rita hanya menangguk dan tersenyum "kamu tadi pulang mampir dulu ke makam ayah gak?"
Hanan hanya menyengir sambil menggeleng "Hanan lupa mah, nanti deh habis makan aku ke makam ayah"
Rita cubit hidung Hanan yang mancung itu "yaudah kalau gitu"
"Han mamah berangkat kerja dulu ya, jam 5 nanti mau ada operasi dan kayanya mamah lembur jadi nanti kamu kunci rumahnya aja ya" Lanjutnya. Hanan bangun sambil mengangguk, ia paham mamahnya pasti sibuk semenjak menjadi single parents untuk mengurus dua anak sekaligus tidak lah mudah, dan Hanan juga sudah terbiasa harus dirumah sendirian waktu mamahnya lembur bekerja atau abangnya tidak pulang ke indonesia, karna abangnya kuliah di luar negeri yang pulang hanya setahun sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
FERICA & HANAN
Teen FictionFerica dan Hanan itu bagaikan langit dan bumi, Hanan yang baik, ramah, ganteng, dan pintar ini bertemu dengan Ferica gadis yang selalu membuat semua guru menangis, selalu di panggil guru sampai akhirnya ia hampir di DO dari sekolah kalau tidak Hanan...