Hanan yang baru sampai di apartemen Ferica langsung mengajak makan malam bersama Ferica yang kebetulan juga Ferica belum makan sedari pulang dari rumah sakit.
Hanan yang sudah mulai menyuap makanannya kedalam mulutnya hanya bisa diam, sedangkan Ferica yang berada di hadapan Hanan hanya bisa diam melihat makanannya. Ferica terlalu malas untuk memakan makanan yang berada di hadapannya, baginya semua makanan yang masuk kedalam mulutnya rasanya hambar.
"Dimakan Fer makananya, nanti keburu dingin" ucapan Hanan sukses membuyarkan lamunan Ferica.
"E-eh iya ini gue makan" jawabnya sambil menyuap makanannya sedikit kedalam mulutnya.
Hanan tersenyum melihat Ferica yang sudah memakan makanannya sedari tadi Hanan perhatikan gadis itu hanya menatap makananya tanpa menyentuh sedikitpun.
"Jadi kata dokter kamu sakit apa?" Tanya Hanan setelah menyelesaikan makan malamnya.
"Cuman sakit kepala biasa doang, besok juga sembuh" ucap Ferica dengan tersenyum.
"Berarti besok udah bisa masuk sekolah dong?" Tanya Hanan
Ferica mengangguk "iya besok udah bisa masuk, besok jemput gue aja"
"Mau belajar apa enggak nih?"
Ferica menggeleng "gausah belajar dulu yak, takut nanti tambah pusing hehehe" ucapnya sambil terkekeh.
Hanan hanya bisa mengangguk dengan tersenyum, setelah Ferica selesai menghabiskan makananya mereka bersama sama berjalan ke sofa ruangan tamunya. Hanan yang terlewat bosen ia langsung menanyakan kepada Ferica sesuatu alat musik yang bisa ia mainkan.
"Fer kamu punya gitar?" Tanya Hanan dengan melihat gadis yang berada di sampingnya.
Ferica mengangguk "ada ko, sebentar gue ambilin dulu gitarnya ada di kamar"
Ferica bangkit dan langsung berjalan ke kamarnya untuk mengambil gitar, Ferica langsung keluar dari kamarnya dengan menbawa gitar di tangannya.
"Nih gitarnya, emang lu bisa main gitar?" Tanya Ferica kepada Hanan.
Hanan mengambil gitar dari tangan Ferica lalu memainkan gitar, petikan sinar sudah Hanan mainkan, ia memainkan gitar dengan bernyanyi lagu yang sering Hanan dengar.
Harum mawar di taman
Menusuk hingga ke dalam sukma
Yang menjadi tumpuan rindu, cinta bersama
Di sore itu
Menuju senja
Bersama
Hati yang terlukaaa
Tertusuk pilu menganga luka itu
Diantara senyum yang menapaki jejak kenangan
Di sore yang gelap ditutupi awan
Bersama setangkup bunga cerita yang kian
Merambat di dinding penantian
Ada yang mati, saat itu dalam kerinduaan
Yang tak terobatiSuara Hanan sangatlah merdu, Ferica yang awalnya cuek dengan Hanan sekarang menikmati mainan gitar Hanan dan nyanyiannya.
Harum mawar di taman
Menusuk hingga ke dalam sukma
Yang menjadi tumpuan rindu, cinta bersama
Di sore itu
Menuju senja
Baru saja kuberanjak
Beberapa saat sebelum itu
Ada yang mati, menunggu sore, menuju senja
Bersama
Harum mawar di taman
Menusuk hingga ke dalam sukma
Yang menjadi tumpuan rindu cinta bersama
Di sore itu
Menuju senjaPayung teduh - Menuju Senja
Selesai main gitar Hanan menyengir ke arah Ferica yang sedari tadi memperhatikan Hanan.
"Gimana suara aku? Jelek gak?" Tanya Hanan.
"Gak ko, suara lu bagus. Saking bagusnya perut gue sampe sakit" ucap Ferica dengan menahan tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FERICA & HANAN
Teen FictionFerica dan Hanan itu bagaikan langit dan bumi, Hanan yang baik, ramah, ganteng, dan pintar ini bertemu dengan Ferica gadis yang selalu membuat semua guru menangis, selalu di panggil guru sampai akhirnya ia hampir di DO dari sekolah kalau tidak Hanan...