Ferica sudah siap untuk berangkat sekolah, ia juga sudah mengirim pesan kepada Hanan menyatakan bahwa dirinya sekolah hari ini. Hanan sempat mengkhawatirkan dirinya namun Ferica sudah mengatakan bahwa dirinya sudah baikan.
Ferica melihat wajahnya dipantulan kaca riasnya, Ferica senyum meringis melihat wajahnya yang sangat sangat pucat dan mulai mengurus. Ferica heran mengapa berat badan dia cepat sekali berkurang padahal makan dia banyak malah semalem ia mendelivery makanan hingga menghabiskan budget 250k, tapi nyatanya badan dia tetap segini segini saja, malah mengurus.
Suara bel di apartemennya berbunyi menandakan bahwa ada orang di depan pintu, dengan gercap Ferica menggunakan kaos kaki dan sepatu lalu berjalan ke depan.
Setelah Ferica membuka pintu apartemennya senyumnya terukir, ia melihat Hanan dengan seragam batiknya yang membuat Hanan terlihat lebih ganteng dan manis.
"Fer kamu yakin mau sekolah?" Tanya Hanan dengan wajah yang khawatir.
Ferica mengangguk "yakin, ayo berangkat. Kan kata lu gue harus berubah, lagian si pak gendut cuman ngasih waktu lu 6 bulan. Gue gamau usaha lu sia sia" Ucap Ferica sambil menutup pintu apartemennya lalu menguncinya.
Hanan mengacak ngacak rambut Ferica sebelum mengandeng tangan Ferica menuju ke parkiran motor yang berada di basement.
****
Sampai di kelas Ferica hanya diam dan mendengar bu Melisya yang sedang menjelaskan pelajaran bahasa indonesia, kepala Ferica sangat pusing sampai ia merasa tak kuat, namun ia paksa sampai nanti pulang sekolah.
Arsen yang sedari tadi melirik ke arah Ferica hanya memasang wajah cemas dan khawatir, Arsen berdoa dari belakang untuk kesembuhan Ferica, ia sangat tidak tega melihat temannya seperti ini terus. Arsen perhatiin badan Ferica mengurus, Arsen pernah berfikir bahwa Ferica tak pernah makan, ah tapi masa iya Ferica gak pernah makan? Pertanyaan itu yang selalu berada di pikiran Arsen sampai sekarang.
Bel istirahat berbunyi Ferica langsung bangkit dan berjalan ke arah UKS, dia sudah tak kuat badannya seperti tak ada tulang dan kepala yang pusing. Baru saja Ferica mendapatkan tiga langkah ia langsung ambruk di lantai membuat murid di kelas heboh dan panik termasuk Arsen, Arsen langsung bangkit dan mengangkat badan Ferica.
"Bawa dia ke UKS Sen" perintah dari bu Melisya yang kebetulan masih berada di ambang depan pintu kelas.
Arsen mengangguk lalu membawa Ferica ke UKS dengan sedikit berlari agar Ferica mendapatkan bantuan dari anak anak PMR. Sampai di UKS Arsen langsung merebahkan badan Ferica di brangkar kasur UKS.
"Ka mending kaka tunggu di kursi disana aja" ucap salah satu PMR yang sedang bertugas di UKS.
Arsen menuruti ucapannya, ia duduk di kursi yang berada di pojokkan sebelah kanan sambil menunggu Ferica sadar dari pingsannya.
Berita pingsannya Ferica sudah menyebar luas sampai sampai Hanan yang sedang berada di ruang osis langsung keluar dan menuju ke ruang UKS, ia mengkhawatirkan gadis itu. Sampai di UKS Hanan langsung melepas sepatunya asal dan masuk, dahi Hanan mengernyit setelah ada anak laki laki yang berada di ruang UKS yang tersenyum kearahnya, ia balas senyum anak laki laki itu dengan ramah.
Hanan berjalan menuju tirai yang sedang di tutup, senyum Hanan terukir saat melihat Ferica sudah sadar.
"Biar saya aja yang ngurus dia, kamu kembali ke tugas kamu aja" perintah Hanan yang di beri anggukan oleh anak perempuan yang sedang bertugas.
"Kamu gapapa Fer?" Tanya Hanan sambil menuntun Ferica meminum teh anget yang di buatkan oleh anggota pmr tadi.
"Kepala gue pusing banget" ucap Ferica sambil memegang kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FERICA & HANAN
Teen FictionFerica dan Hanan itu bagaikan langit dan bumi, Hanan yang baik, ramah, ganteng, dan pintar ini bertemu dengan Ferica gadis yang selalu membuat semua guru menangis, selalu di panggil guru sampai akhirnya ia hampir di DO dari sekolah kalau tidak Hanan...