Ferica membuka mata dengan perlahan ia melihat keselilingnya sudah gelap, dengan perlahan ia bangun dari tidurnya dan duduk di pinggir kasur. Kepala Ferica masih saja pusing padahal ia sudah tidur dengan waktu yang lumayan lama.
Ferica berjalan keluar kamar dengan perlahan, ia menyalakan saklar lampu untuk menyalakan lampu di ruang tengah yang masih gelap ini, Ferica merasa perutnya lapar ia masih ingat tadi katanya Hanan membuatkan sop buat dirinya.
Ferica tersenyum melihat sop ayam di atas meja makan ia mengambil sendok dan mencicipinya, rasanya enak sangat enak. Ferica menarik kursi untuk dia lalu ia duduk sebelum ia memakan sop buatan Hanan ia juga melihat ada sebuah note di bawah mangkok sopnya, Ferica mengambil notenya lalu dibaca.
Dimakan sop ayamnya biar cepet sembuh.
Gws Ferica CherylAndra Hanan Adytama
Ferica tersenyum lalu menaro notenya di samping mangkok sop ayamnya terima kasih Hanan batin Ferica.
****
Arsen sudah berada di depan apartemen Ferica, hari ini ia rela rela bolos sekolah untuk menemui Ferica, Arsen mendapatkan kabar bahwa Ferica tidak masuk sekolah karna sakit. Arsen juga sudah membawa bubur ayam kesukaan Ferica.
Arsen memencet bel apartemen Ferica yang pertama tak ada respon, ia memencet bel lagi untuk yang kedua kalinya juga tidak ada respon, Arsen memencet bel lagi untuk yang ketiga kalinya baru mendapatkan repson pintu di hadapannya kebuka dan memunculkan Ferica yang masih menggenakan piamanya.
"Mau ngapain lu kesini hah?!" Tanya Ferica yang sebenarnya malas melihat wajah Arsen di hadapannya.
Arsen tersenyum "ini gue mau ngasih bubur buat lu, gue dapet kabar katanya lu sakit. Kalau gue boleh tau lu sakit apa?"
Ferica mengernyit keningnya, sebenci bencinya dirinya sama Arsen ia masih mengambil bubur ayam yang di bawa oleh Arsen "paling kecapean doang"
Arsen mengangguk ngerti "boleh gue masuk gak? Gak enak di luar gue masih pake seragam"
Ferica menggeserkan badannya untuk mempersilahkan Arsen masuk kedalam. "Masuk"
Arsen masuk kedalam apartemen Ferica melepas sepatunya dan menaronya di rak yang berada di sebelah kanan tepat di sebelah Ferica berdiri.
Ferica langsung menutup pintu apartemennya dan berjalan ke arah meja makan untuk memakan bubur ayam kesukaannya.
"Udah kedokter Fer?" Pertanyaan Arsen setelah duduk di sofa dekat meja makan.
"Gausah palingan besok juga udah sembuh, gak usah lebay jadi orang" jawab Ferica ketus sambil memakan bubur ayamnya. "Makasih buburnya"
Arsen tersentak mendengar ucapan makasih dari Ferica, "sama sama Fer"
Selesai makan bubur lagi lagi kepala Ferica sakit ia menahan sakitnya agar Arsen tidak mengetahuinya, Ferica berjalan mengambil air putih di dalam kulkas lalu meminumnya hingga habis tak tersisa. Ferica merosotkan badannya dan bersender tepat di belakang kulkas dengan menahan sakit di bagian kepalanya.
Sedangkan Arsen ia masih duduk di sofa dengan memakan sarapan yang di siapkan oleh mamahnya tadi ia masih tidak menyadari bahwa Ferica sedang merasakan kesakitan di dapur. Selesai menghabiskan nasi gorengnya ia melihat ke meja makan tidak ada Ferica, ia berniat ke dapur Ferica untuk mengambil air minum karna tenggorokannya serat.
Baru saja Arsen melewati pantry ia terkejut melihat Ferica yang sedang memegang kepalanya di depan pintu kulkas dengan cepat Arsen menghampiri Ferica.
"Lu gapapa Fer?" Tanya Arsen sambil mengangkat wajah Ferica. "Astaga Fer hidung lu mimisan" Arsen langsung mengendong Ferica yang sudah tak sadarkan diri itu.
Arsen merebahkan Ferica di sofa, Arsen panik ia belum pernah melihat Ferica mimisan. Arsen berlari kearah dapur untuk mengambil baskom dan juga di isi air untuk membersihkan darah Ferica yang sudah mulai sedikit mengering.
Arsen membuka seragamnya untuk membersihkan darah Ferica, setelah seragamnya terlepas dari badan Arsen seragamnya di masukin kedalam baskom yang sudah ia isi air, dengan cepat Arsen membersihkan darah Ferica.
Selesai membersihkan darah mimisan Ferica, Arsen langsung menggendong Ferica ke kamarnya agar Ferica bisa istirahat dengan nyenyak. Arsen merebahkan badan Ferica dengan perlahan lalu menarik selimutnya agar badan Ferica merasakan kehangatan. Arsen mengelus ngelus wajah Ferica dengan senyum tipisnya, ia bisa melihat wajah pucat Ferica yang tampak damai disaat sedang begini, rasanya memory memory kecil Arsen dengan Ferica terputar begitu saja di pikiran Arsen, memory masa SMP dimana dirinya yang baru pertama kali berkenalan dengan seorang perempuan yang berada di hadapannya sampai ia harus meninggalkan Ferica tanpa alasan yang tak jelas, Arsen mengakui dirinya salah, ia ingin hubungannya dengan Ferica bisa seperti dulu tapi itu hanya mustahil, akhir akhir ini Arsen melihat Ferica bersama laki laki yang tentu saja Arsen mengenalnya, ya laki laki itu bernama Andra Hanan Adytama, Arsen juga senang melihat penampilan Ferica berubah tak seperti awal bertemu di depan club, Arsen juga senang sekarang Ferica sudah mulai sering mengerjakan tugas di dalam kelasnya tak seperti dulu yang kerjaannya cuman tidur atau tidak kabur. Arsen berfikir mungkin karna Hanan Ferica berubah, apa Ferica pacaran dengan Hanan? Tanyanya dalam hati.
Arsen mencium kening Ferica lama sangat lama seperti memberi kekuatan dari dirinya untuk gadis yang sedang berbaring lemah di kasur. Arsen membisikkan tepat di telinga Ferica maafin gue yang dulu ya Fer cepet sembuh. Arsen berdiri mencium kening Ferica lagi lalu berjalan meninggalkan Ferica dikamarnya.
Sampai di depan sofa Arsen mengambil seragam yang penuh dengan darah Ferica, ia masukkan seragamnya kedalam tas, Lalu ia pergi dari apartemen Ferica ke apartemen dirinya sampai menunggu waktunya pulang sekolah, ia tak mungkin pulang kerumahnya sekarang jam jamnya sekolah.
Arsen menjalankan motornya dengan kecepatan sedang ke apartemen pribadinya, sampai di salah satu gedung apartemen Arsen langsung memarkirkan motornya di basement khusus motor. Ia berjalan ke kamar apartemennya yang berada di lantai 5.
Sampai dikamar Arsen langsung merebahkan badannya di kasur king sizenya ia mengambil foto yang sudah lama ia taro di bingkai samping kasurnya ini
Arsen mengelus foto Ferica yang ia punya, Ferica yang masih lugu, polos dan cantik ini membuat Arsen menyesal telah meninggalkannya begitu saja. Dan sekarang dia hanya bisa menyesal karna Fericanya sudah milik Hanan ketua osis di sekolahnya itu.
Arsen memeluk foto Ferica dengan erat, seolah olah ia memeluk Ferica. Arsen rindu pelukan Ferica (?).
Arsen memejamkan matanya, Memory dirinya dengan Ferica terputar dari awal dirinya mengajak Ferica berkenalan, mengajak ke kantin bareng, pulang bareng, menonton bioskop genre horor bareng, hujan hujanan bareng, hingga suatu hari Arsen mengatakan bahwa dirinya harus pergi meninggalkan Ferica. Arsen hanya bisa tersenyum kecil, dan sekarang Arsen hanya bisa menjaga Ferica dari jarak kejauhan.
*****
Gimana sama part ini (?) (dijawab ya) jangan cuman jadi silent readers oke!
Salam hangat, Devira 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
FERICA & HANAN
Teen FictionFerica dan Hanan itu bagaikan langit dan bumi, Hanan yang baik, ramah, ganteng, dan pintar ini bertemu dengan Ferica gadis yang selalu membuat semua guru menangis, selalu di panggil guru sampai akhirnya ia hampir di DO dari sekolah kalau tidak Hanan...