LUCY POV
Mau pecah kepalaku rasanya. Asisten lagi cuti, dan laporan akhir tahun udah menuntut buat dikerjakan. Lemes aku!
Mana aku harus merapihkan berkasku lagi, gegara tadi ditabrak sama orang kampret yang tiba-tiba muncul.
Sumpah ini hari terburuk yang pernah ada.
Lembur, pukul 9 malem lebih aku baru keluar dari ruang kerja. Langsung ke loker buat ganti pake baju biasa. Begitu selesai ganti aku langsung turun ke parkiran dan melajukan mobilku ke arah club terdekat. Gila! Aku udah suntuk parah.
Lima belas menit di jalan, aku sudah duduk di salah satu kursi bar sambil menikmati scotch yang kupesan.
Ponselku bergetar, aku melihat siapa yang telfon. Ternyata kakakku. Aku reject telfonnya, lalu mengiriminya pesan.
Me: Apaan?
Gue lagi di Mirror
Kalo perlu ntr aja
Bye!Aku mengirim pesan tersebut, setelah terkirim, aku mematikan ponselku. Aku sedang malas diganggu malam ini.
Aku membalik kursi yang kududuki, menghadap keramaian malam ini, lirik-lirik kali aja ada yang nyangkut malem ini dan bisa seneng-seneng bareng, atau nyari orang yang ku kenal biar aku gak sendiri banget.
Tapi seperti yang aku bilang, ini hari terburukku bulan ini kayaknya. Aku gak nemu orang yang kukenal. Jadi dari pada malam makin buruk, aku lebih pilih menyenangkan diriku dengan satu minuman lagi.
Aku menghabiskan minumanku sambil nunggu minuman yang baru dateng.
"Mba, ini!" Aku heran ketika menemukan tequila di depanku.
"Kayanya salah, Mas. Saya pesen scotch bukan tequila." Kataku.
"Emang bukan, pesenan Mbak lagi diambil. Ini dari mas yang di sana." Aku menoleh sesuai arah ibu jari si bartender dan melihat sosok lelaki yang mayan lah, masuk standarku.
Aku mengambil gelas tequila di hadapanku ini, lalu aku turun dari kursi, menghampiri orang asing tersebut.
"Thanks for this!" Kataku sambil duduk di sampingnya.
"Saya cuma gak suka liat cewe sendirian minum, yang keras pula." Katanya dan aku tersenyum.
Kuperhatikan dia dari bawah sampe atas. Aku bahkan menilai tampilannya, gak buruk mesikpun gak waw juga. Standar lah!
"Lucy!" Kataku memperkenalkan diri lalu menyesap tequila tadi.
"Arya!" Katanya.
"That's my last name!" Kataku, agak kaget denger dia namanya Arya.
"Jodoh kali." Katanya sambil senyum. Nah ini baru, kalo senyum dia manis.
"Maybe, just for tonight." Kataku dan dia senyum kemudian menyesap minumannya sendiri.
"Are you free?" Tanyanya.
"Tonight? Yeah!" Jawabku, dia senyum lagi.
Aku sudah tau akan bagaimana kita berakhir malam ini. Pilihannya cuma dua, kaloga di ranjangku, ya di ranjang dia. Eh tiga deng, ranjang hotel.
●○●○●○
Minggu siang aku mampir ke rumah kakakku, gak ngerti aku ada urusan apa dia.
Aku parkir di car-port halaman rumahnya lalu masuk.
"Jake!" Teriakku memanggil namanya.
"Kitchen, Ci!" Terdengar sahutan, Swista. Istrinya kakakku.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD ✔
RomanceSUDAH TERBIT | Tersedia di Google Play Rafi Orin × Lucy Arya | warning 18+ be wise | COMPLETED | A story by: Kadallilah Published start: 24 August 2017 Published finish: 24 September 2017 Cover by: Gigi Cover #SylthaSeries #TSseries #Ke3