7. Anggep Aja Balas Budi

14K 1.1K 73
                                    

*thank for 5K followers*
Dibonusin ini aja yak
update tambahan hari ini

Warning 18+

LUCY POV

Mungkin aku gila saat minta cowo asing ini untuk skin-to-skin denganku. Tapi aku tau hal itu ampuh buat turunin demam seseorang. Yak, panas lawan panas.

Aku udah gak kuat, badanku pegel semua dan aku ngerasa suhu Bali saat ini turun beberapa drajat. Aku kedinginan. Teh balsem dari Rafi tadi gak ngaruh sama sekali.

"Gila ah lo!" Seru Rafi saat aku memintanya untuk skin-to-skin denganku.

"Pertolongan pertama, Raf. Ada kok di buku panduan. Gue pernah baca." Kataku.

"Kalo lo lagi di gunung, iya! Lha ini gue bisa gendong lo bawa ke UGD!" Katanya.

"Please!" Hanya itu. Aku udah gak sanggup bergerak. Saking pegelnya seluruh badanku dan sepertinya aku membeku kerena dinginnya udara

"Lo jangan aneh-aneh deh, Lu! Gue pria dewasa, normal! Udah sebulan gue gak have sex dan gue lagi gapunya stock kondom buat nanti kalo kejadian yang engga-engga!" Katanya. Jujur aku kaget sih denger dia sebut nama aku Lu, biasanya orang manggil pake akhiran Ci, lha dia Lu? Kan kaya gue-lu gitu yak? Ah apa sih gak jelas!

Aku berusaha melihatnya dengan bantuan cahaya seadanya di ruangan ini. Mukanya panik campur frustasi. Tapi kalo lagi gini, dia keliatan ganteng.

"Please!" Pintaku lagi.

"Damn me, lord!" Makinya, tapi nada suaranya terdengar menyerah.

Aku melihat Rafi membuka kaus yang ia kenakan, menampilkan dadanya yang cukup bidang, meskipun tubuhnya agak sedikit kurus.

"Sini lo!" Katanya.

"Gue gabisa gerak!"

Rafi mendekat, ia membuka selimut lalu tiduran di sampingku. Dia narik kepalaku ke cekungan lengannya.

"Lo paham skin to skin gak sih?" Tanyaku saat dia memelukku.

"Gue gamau buka baju lo!"

"Ya sama aja bohong." Kataku.

Rafi lagi-lagi mendengus. Ia bangkit dan duduk lalu membuka kancing piyama yang kukenakan malam ini.

"Udah yaa gini aja! Gue gamau lepas semuanya, apalagi lepas daleman lo!" Katanya.

Aku diem, tak respon apa-apa. Lalu Rafi rebahan lagi, memelukku seperti tadi, bikin tubuh kita nempel, dan yaa, panas tubuhnya menyenangkan di kulitku.

Kepalaku yang ada di cekung lehernya bisa cium aroma tubuhnya, wangi. Gila, kalo dia bukan supir, udah aku sikat deh dari kali pertama ketemu.

Aku membelitkan kakiku di kakinya, tapi gak ngaruh karena aku pake celana panjang. Cuma ujung-ujung jariku doang yang bersentuhan sama kulitnya Rafi.

Aku melingkarkan tanganku di pinggangnya, mulai terbiasa dengan hangat tubuhnya yang nyaman ini.

"Setau gue yak, yang kalo demam terus skin to skin tuh buat bayi tau! Soalnya sekalian bonding sama orang tua." Katanya, suara Rafi mendadak terdengar menyenangkan saat dia berbisik di telingaku.

BAD ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang