17

1.1K 99 44
                                    

Line

Incessku
Udah prepare?
Butuh bantuan aku?
Biar aku kesana ya, bantuin kamu sekalian izin ke mama kamu.
Tunggu yah

Tak perlu aku membalas linenya, percuma aku membatahnya. Dia tak memperdulikan persetujuan orang.

Aku hanya terdiam tidak melakukan hal apapun, bahkan aku tadi pulang terlebih dahulu dari sekolah. Aku masih kepikiran Aldi, dan memang Aldi tadi tidak masuk. Surat izin pindah pun sekolah belum mengurusinya. Kemana Aldi?

Aku selalu kepikiran Aldi, setelah Aldi pamit pindah kepadaku. Aku terus-terusan melamun. Aku bahkan tidak merespon line Aldi saat itu. Tidak menanyakan kemana Aldi pindah, kenapa dia pindah.

Aku selalu melihat pesan Aldi itu. Aku baca berulang-ulang. Tentunya aku juga nangis berulang-ulang. Hidupku bener-bener bakal berubah bahkan sudah berubah mungkin.

Aldi orang yang selalu membuat hidupku lebih berwarna. Tawanya membuatku ikut tertawa, senyumnya membuatku tersenyum, tangisnya pun membuatku menangis.

Meskipun dia mantanku, mantanku yang mutusin aku tiba-tiba dan tidak memberiku alasan. Tapi aku tidak merasakan benci, sungguh. Aku benar-benar menyayanginya.

"Salshaa" teriak seseorang, pasti Bastian. Soalnya Bibiku yang bekerja di rumah dia lagi pergi ke rumahnya dulu untuk mengurusi anaknya dulu.

Aku turun dan membukakan pintu untuk Bastian.

"Eh Sayang. Kamu udah baikkan?" Dia langsung memelukku. Erat. Sangat erat. Seolah-olah dia tidak mau kehilanganku. Tapi itu yang aku rasakan entah dengan yang sesungguhnya.

"Yah, lumayan lah mendingan. Ayo masuk, nggak ada siapa-siapa ko!" Ajakku.

"Oh ya? Mama kamu mana? Ayah kamu?" Tanyanya tentang Ayahku. Memang aku jarang bahas ayah sama mama sih saat kita chat.

"Belum juga pulang, yah setelah lo ngajak gue ke danau itu lho."

"Masa sih? Kamu udah coba telepon?" Terlihat khawatir, dia selalu mengkhawatirkanku. Aku rasa dia memang sayang sama aku.

"Udah, dan nggak aktif."

"Mungkin mereka sibuk." Lanjutku.

"Ya udah, kamu yang sabar ya, kamu nggak usah takut. Ada aku disini, aku bakal nemenin kamu terus. Kamu udah makan?" Dia selalu membuatku merasa aman, nyaman. Tapi terkadang dia membuatku takut.

"Belum" jawabku, yang memang aku belum makan sejak pagi tadi.

"Tuh, gimana mau sembuh, kalau kamu nggak makan. Aku beli makan lewat go-food yah. Kamu mau apa?" Tanyanya.

"Aku Richeese aja." Jawabku. Aku kalau lagi tidak enak badan aku selalu ingin sebuah makanan yang pedas. Pikirku itu akan membuatku segar kembali.

"Itu kan pedes sayang, kamu masih sakit." Dia melarangku makan pedes.

"Aku baik Bas, udah sembuh."

"Nggak, nggak. Aku pesen sate taichan aja ya!" Dia menawariku sate taichan, yang emang sama-sama pedes.

"Itu kan pedes juga Bastian!"

[1] I'm A GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang