18

2.1K 115 91
                                    

Hari ini hari keduaku di Bali. Aku senang bisa berkunjung ke Bali lagi. Tentunya dengan suasana yang berbeda. Suasana tanpa ayah yang pengertian, bunda yang sangat sayang sama kakak aku, dan kakak aku yang tentunya takut kalah sama aku. Aku merindukan mereka. Meskipun mereka bersikap begitu kepadaku.

Bastian setiap harinya selalu membuatku nyaman. Aku tidak mengerti lagi sikap Bastian sekarang. Dia benar-benar berbeda dengan Bastian yang memiliki beribu rencana jahat. Sungguh hidupnya lebih damai. Dia juga tidak memeperlihatkan sikap yang membuatku takut.

Hari ini aku akan pergi ke sebuah pulau yang memang dekat dengan villa keluarganya Bastian. Kami ke sana menggunakan mobil yang sudah disewakan oleh Mamanya Bastian.

Oh iya, omong-omong keluarganya Bastian, mereka belum juga menghampiri kita di villa ini. Mungkin mamanya Bastian masih sibuk dengan pekerjaannya.

"Sayang, kamu seneng nggak?" Tanya Bastian yang sedang fokus mengendarai mobilnya.

"Ya tentu senenglah. Masa iya sih diajak liburan nggak seneng. Tapi ada juga sih nggak senengnya." Jawabku. Aku memerhatikan Bastian yang sedang menyetir. Dia sungguh tampan, kumis tipisnya membuatku selalu ingin melihat ya lebih tepatnya menatapnya.

"Apa itu? Gara-gara Aldi nggak ikut?" Tanyanya.

"Katanya kamu suruh aku jauhin Aldi, tapi kamu selalu ngomong tentang Aldi." Dia menoleh kepadaku dan mecubit kecil pipiku.

"Hihi janda dong sayang eh canda." Dia melanjutkan fokusnya ke jalan.

"Terus, sedihnya kenapa?" Lanjutnya.

"Ya sedihnya maksudnya kayak mama kamu masih sibuk kerja gitu. Jadi nggak bisa jalan bareng."

"Oh itu. Mungkin besok atau lusa dia bisa gabung lagi sama kita. Kan ada aku disini." Dia menoleh dan menggenggam tanganku membawanya ke pahanya sesekali dia menciumi tanganku.

"Kamu kayaknya tau banget deh tentang Bali. Sering kesini? Atau emang asli orang sini?" Tanyaku dan tanganku masih digenggamnya. Sebenernya aku belum tahu banyak tntang Bastian ini.

"Ya aku sering ke sini. Kadang bareng temen atau keluarga." Jawabnya.

"Pacar jugakan?"

"Ya iyalah. Kamu aja aku ajakkan ke sini?"

"Siapa aja sih mantan kamu? Pengen tau boleh kali." Aku berencana lebih dekat dengannya.

"Hm. Mantanku dikit tau sayang. Temen kamu yang sekarang pacaran sama Aldi itu siapa?" Tanyanya

"Steffi?" Aku tak perlu berpikir untuk menjawab pertanyaan ini.

"Nah iya, dia mantan aku." Steffi nggak pernah cerita kalau Bastian mantannya.

"Serius kamu? Kok kamu nggak bilang sama aku?"

"Ya emang penting gitu kalau dia mantannya aku?"

"Soalnya gini, kemarin-kemarin aku deket sama cowok dan ternyata dia mantannya si Steffi. Si Steffi nya nggak terima kalau misalkan mantannya jadian sama aku. Takutnya kan sekarang gitu juga."

"Masa iya? Bukannya Aldi juga mantan kamu? Dan dia pacarankan sama Aldi?" Ya aku tahu itu Bas. Aku tahan aja nggak ngomong tentang ini ke Steffi.

"Ya aku nggak bilang aja gitu sama Steffi kalau Aldi mantan aku. Kesannya ngekang si cowoknya deket sama orang aja gitu."

"Berarti si Steffi tukang ngekang cowok dong? Tapi kalau sama aku dia nggak bakal marah deh." Dia berbicara dengan sangat yakin.

"Kenapa emangnya?"

[1] I'm A GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang