12

1.3K 104 25
                                    

"Hallo Mama!"

"Hai!"

"Oh iya Ma. Ini pacar Babas yang baru. Cantikkan Ma? Babe ini Mama aku yang sering buatkan aku makanan."

"Oh hai Tante! Selamat ulang tahun tante. Maaf banget nih aku pakai baju yang tidak pas sama dresscodenya. Bastian tidak memberi tauku tentang birthday partynya tante." Aku mengulurkan tangan untuk bersalaman dengannya.

"Oh iya nggak pa-pa. Kayaknya tante pernah liat kamu deh. Hmm.. sebentar." Dia berpikir mengingat siapa aku ini. Tapi aku tidak merasa pernah bertemu dengannya.

"Hmmm... ah Mama inget. Kamu anaknya Hasdy Adrin ya? Hmm.. bunda kamu Helen kan?" Mimik mukanya berubah menjadi mimik muka yang sedang merasa jijik. Ada masalah apa Mamanya Bastian sama Ayah Bunda aku? Aku tidak berniat menanyakan hal tersebut.

"Iya tante." Aku hanya meng-iyakan saja.

"Oalah. Tamu pentingnya sudah datang. Bas. Sal. Saya nyambut tamunya dulu ya." Dia terlihat sangat senang ketika melihat ada orang yang dia sebut dengan tamu.

"Iya Ma." Mamanya Bastian menghampiri tamu tersebut dan meninggalkan kita berdua.

"Bas."

"Hmm?"

"Gue pulang ya? Malu sumpah Bas. Liat deh orang-orang kayaknya liat gue tuh kayak liat apa gitu."

"Nggak apa Cacantik. Hiraukan aja mereka. Gue kan disini. Di samping lo. Nggak bakal ada deh yang nyakitin lo."

"Tapi Bas. Gimana ya? Sumpah gue tuh paling nggak suka kalau orang yang natap-natap gue kayak gitu."

"Udah nggak pa-pa."

"Lo nggak malu apa?"

"Ya nggaklah. Ngapain malu deket sama cewek cantik kayak lo. Yang ada gue seneng banget bisa deket-deket sama lo."

"Gitu ya? Ahh Bastian gue makin malu." Aku menutupi mukaku dengan telapak tanganku.

"Oalah Caca mukanya merah."

"Ah Bas jangan gitu. Gue pulang aja ya!"

"Eh jangan.. jangan dong."

"Lo sih!"

"Sini deh" dia menarikku lalu melingkarkan lengannya di bagian pinggang.

"Kenapa?"

"Gue sayang sama lo." Dia menatapku.

Aku pun menjadi gugup, tidak tahu harus bagaimana merespons Bastian. Aku terdiam tidak merespons Bastian.

"Heh." Panggilnya.

"Oh. Kenapa Bas? Acaranya udah mulai tuh." Aku mengalihkan pembicaraan. Memang benar acaranya sudah dimulai.

"Jangan ngalihin pembicaraan deh."

"Nggak kok."

"Sal." Panggilnya lagi.

"Hmm?"

"Gue sayang sama lo." Ucapnya lagi.

"Gue tau." Ucapku singkat.

"Lo nya gimana?" Dia masih merangkul pinggangku.

"Gimana apanya?" Aku benar-benar bego atau ah?. Pusing aku. Bas. Kok hobbynya bikin orang gugup sih?

"Aish. Lo sayang juga nggak sama gue?" Tanyanya.

"Gimana ya? Mm.. siapa sih yang nggak.. sayang sama orang selalu bikin baper, yang selalu care, yang mungkin selalu ada saat gue bahagia atau lagi sedih sekali pun." Jawabku dengan jujur. Meski sebenarnya aku sangat gugup jika sedang bersamanya. Gugupnya sama persis dengan waktu itu saat aku dalam masa PDKT sama mantanku.

[1] I'm A GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang