Chapter 9

738 88 3
                                        

FASTER THAN A KISS (Boy x Boy 🚨)

Chapter 9 – Hubungan ini dinamakan persahabatan
.
.
Aku tidak akan pulang ke apartemen dalam beberapa hari ini.
Kurasa, kau bisa kembali ke asrama sekolah.
Sebentar lagi ujian khusus untuk kelas beasiswa, kan?
Bersemangatlah!
_Kai
.
.
Seharusnya Kyungsoo bahagia ketika ia membaca pesan singkat tersebut dari Kai. Pada akhirnya, secara tidak langsung Kai telah melepas dirinya dari segala perjanjian konyol mereka untuk sementara waktu. Sebelumnya, Kyungsoo memang berencana untuk mengatakan hal ini pada Kai secara langsung, bahwa ia akan tinggal di asrama sekolah selama ujian khusus kelas beasiswa berlangsung. Namun, hal yang terjadi justru sebaliknya. Ketika Kai menyatakan sendiri hal ini kepadanya, Kyungsoo malah merasa dirinya menjadi muram. Pernyataan Kai seolah membawanya pada sebuah perpisahan yang ia sendiri tidak tahu kapan perpisahannya telah dimulai ataupun kapan perpisahan tersebut akan diakhiri.

Kyungsoo kini duduk sendiri di meja makan, kakinya menekuk ke atas untuk menopang dagunya yang terasa amat berat. Ia tidak sakit, namun hatinya menjadi tidak nyaman.

Ia berpikir dengan begitu keras kalimat apa yang harus ia tulis untuk menanggapi pesan singkat itu kepada Kai.

Ini bukan semacam perpisahan dalam arti sesungguhnya, bukan?

Bahkan keakraban mereka saja baru dimulai.

Hari ini, ia pikir setelah dirinya pulang dari sekolah, ia dapat mendengar kabar baik apapun tentang pemeriksaan Luhan. Kenyataannya, ia justru disambut dengan ketidakhadiran Kai dalam latihan dance untuk persiapan kompetisi dance di sekolahnya, keadaan apartemen yang kosong, serta pesan singkat dari Kai yang semakin menunjukkan bahwa pria itu tidak bisa ditemuinya dalam beberapa hari ini.

Kyungsoo ingin sekali membalas atau bahkan menelepon Kai. Ia ingin menanyakan keadaan Luhan dan juga Kai, lalu memastikan apakah kondisi Luhan benar-benar tidak menunjukkan sebuah harapan yang bagus, yang membuat mereka harus meninggalkan apartemen dalam beberapa hari ke depan.

Kemarin malam, melihat wajah dan ekspresi Luhan yang begitu putus asa, Kyungsoo hanya bisa terdiam. Walau ia mulai terbiasa hidup satu apartemen dengan pria itu, namun tidak begitu banyak hal yang bisa ia lakukan di depan Luhan.

Pria itu membuat Kyungsoo tidak bisa bersikap semaunya sendiri. Entah apa yang menjadi tembok besar di antara hubungannya dengan Luhan, Kyungsoo seringkali merasa bahwa Luhan seperti seseorang yang mengharuskan Kyungsoo untuk menjaga sikap dengan amat baik.

Kyungsoo memahami, bisa saja Luhan berpikir jika Kyungsoo akan menggantikan dirinya untuk Kai. Tetapi, hal tersebut tidak sesederhana yang dibayangkan oleh siapapun. Kyungsoo dapat melihat bahwa Luhan terkadang memberikan tatapan permohonan pada Kyungsoo agar Kyungsoo berpikir ulang untuk menerima negosiasi apapun dari Kai. Di beberapa hari yang lain pun, Kyungsoo bahkan dapat melihat Luhan secara terang-terangan memberikan tatapan tak menyerah bahwa pria itu masih bisa bersama dengan Kai, dan hanya waktu yang menunggu penyatuan mereka kembali.

Semua itu, seharusnya Kyungsoo bisa menganggapnya sebagai hal yang tak perlu ia pikirkan terlalu dalam. Selama ini Kyungsoo begitu bebas, menikmati kehidupan sekolahnya, bersahabat dengan siapapun yang ia inginkan, mengisi waktu luangnya sebagai ketua osis sekolah, dan semua hal tersebut ia lakukan tanpa campur tangan siapapun. Ia bebas melangkah, tersenyum, tertawa, dan mencari setiap kebahagiaannya di antara kebahagiaan orang lain.

Sekarang, mungkin Kyungsoo tidak sepenuhnya bisa berpikir sesederhana itu. Hal ini terjadi bukan karena seorang Kim Kai datang ke dalam kehidupannya. Bukan juga karena Kim Kai yang mengubah kehidupannya.
Semua itu karena Kyungsoo sendiri yang memang memilih menjadi salah satu bagian dari kehidupan Kai, yang ia namakan persahabatan.

Faster Than A KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang