Chapter 1

2.7K 118 1
                                    

FASTER THAN A KISS

Chapter 1 – Hari pertama menjadi Noona Kim Kai

TING TONG ! TING TONG !

CKLEEKK !!!

“Selamat datang adikku yang paling tampaaaannn!!!” teriak Kyungsoo dengan senyum paling manis yang pernah ia buat sepanjang hidupnya – sesungguhnya semua ini adalah sebuah PAKSAAN, sama sekali bukan kehendak ataupun idenya. Dan semua ini karena si gila Kim Kai!

Pria mungil itu memamerkan deretan gigi putihnya dan membentuk sebuah lambang hati pada bibirnya. Dengan pakaian khas maid perempuan yang sangat cute, Kyungsoo berpose semenarik mungkin layaknya para maid café yang nampak popular di kalangan para anak muda saat ini.
Kyungsoo memakai bandana kelinci lengkap dengan wig berwarna cokelat muda dan ia menempelkan sedikit make up di wajahnya – tidak, lebih tepatnya Baekhyun yang memaksanya untuk berdandan seperti ini. Sungguh, Kyungsoo hampir gila saat pria itu tengah memoleskan apapun ke wajahnya. Jika bukan karena si gila Kim Kai, maka Kyungsoo bersumpah tidak akan pernah bernapas sedikitpun untuk segala kegiatan menggelikan ini.

Belum sempat Kyungsoo merapatkan kembali bibirnya, ia telah mendengar suara keras Kim Kai yang sedang tertawa sambil menatap dirinya. Pria itu puas menertawainya. Sangat puas. Dan detik itu juga, Kyungsoo segera melemparkan tatapan membunuh ke arah Kim Kai.

“Asal kau tahu! Aku telah menghabiskan seluruh harga diriku sebagai pria untuk melakukan semua ini untukmu! Kau sangat menyebalkan! Kau benar-benar sangat menyebalkan!!” teriak Kyungsoo lalu melepas bandana kelincinya dengan kasar dan segera berlari ke kamarnya.

BRAAAKKK!!!

Kyungsoo membanting pintu kamar – lebih tepatnya pintu kamar Kim Kai. Ia tidak peduli lagi bahwa kamar ini adalah kamar si pria gila itu.

Lagipula, sudah menjadi perjanjian bahwa kamar ini telah menjadi kamar mereka berdua. Kyungsoo kemudian berbaring di tempat tidur dan meringkuk menutupi dirinya dengan selimut. Tak membiarkan tubuhnya sedikitpun keluar dari garis pertahanan selimutnya.

Ia tidak menangis. Namun ia sangat kesal pada Kim Kai. Bahkan dalam keadaan seperti ini pun ia masih dapat merasakan tawa keras Kim Kai yang menjengkelkan.

CKLEEKKK !!!

Pintu kamar terbuka. Kyungsoo bisa memastikan bahwa Kim Kai sudah pasti akan kembali menertawakannya. Namun ternyata ia salah. Ia justru merasakan sebuah tangan tengah mengelus lembut punggung belakangnya.

“Kau sangat manis. Aku menyukainya. Terima kasih ya sudah melakukan semua ini untukku …” ucap Kim Kai dengan tulus.

Kyungsoo berkedip namun ia masih menahan dirinya untuk tidak bergerak sedikitpun. Sesungguhnya ia meleleh dengan ucapan yang baru saja didengarnya.

Bagaimana mungkin seorang Kim Kai yang tampan dan sangat popular di sekolahnya itu, memujinya dengan begitu tulus? Bukankah Kim Kai hanya sedang menjadikannya sebuah “permainan” saja ?

Namun, kenapa tiba-tiba ia mendegar sebuah kalimat yang benar-benar terdengar sangat tulus ?

Well, hingga saat ini sesungguhnya Kyungsoo masih tidak mengerti mengapa ada sebuah perjanjian konyol di antara mereka berdua. Semua itu berawal dari sebuah musibah yang menimpa Kyungsoo dan seluruh hidupnya.

Kyungsoo dengan penuh kesialannya hampir saja dikeluarkan dari sekolah karena menggores Ferrari mewah milik Kim Kai secara tidak sengaja. Semua isi sekolah tahu bahwa Ferrari mewah itu seharga 2.2 juta dollar – bahkan Kyungsoo sendiri pernah bersumpah bahwa ia tidak akan pernah ingin berdekatan dengan Ferrari mewah itu saat pertama kali Kim Kai masuk ke sekolahnya membawa mobil dengan harga tak manusiawi tersebut. Namun sialnya, sepeda motor tua milik Kyungsoo justru menghantam pintu kanan Ferrari mewah itu saat Kyungsoo tak menyadari bahwa rem pada sepeda motor tuanya tidak berfungsi dengan baik. Kejadian itu terjadi pagi hari saat murid-murid di sekolahnya tengah menyambut takjub Ferrari mewah Kim Kai yang melenggang tampan di pelataran gedung sekolah. Dan pada saat yang bersamaan pula, Kyungsoo bernasib sial dan berakhir dengan segala perjanjian konyolnya dengan Kim Kai.

“Apa kau tahu, mobil ini sangat mahal?!! Kau lihat, sedikit goresan saja, biayanya melebihi seluruh kehidupanmu!” kesal Kai saat itu. Kyungsoo hanya mampu menggigit bibir. Ia tak berani mengeluarkan sepatah katapun karena Kai benar-benar sangat marah padanya. Ini pertama kalinya Kyungsoo melihat Kai marah pada seseorang – terlebih pada dirinya.

Sebelum kejadian sial tersebut, hubungannya dengan Kai cukup baik. Beberapa kali Kai membantu Kyungsoo dalam menggalang dana sosial untuk program kegiatan OSIS di sekolah mereka. Kyungsoo yang menjabat sebagai ketua OSIS diperkenalkan oleh Kim Kai, murid baru yang sebenarnya sudah sangat popular karena ia merupakan anak dari pemilik sekolah internasional tempat Kyungsoo bersekolah. Kai terkenal dengan kemampuan dance-nya yang luar biasa dan hal itu dimanfaatkan oleh dirinya untuk menggelar acara khusus penggalangan dana di sekolahnya bersama dengan para dancer lain yang tergabung dalam club dance yang sama dengan Kai, dan Kyungsoo berterima kasih atas hal tersebut.
Namun, walau hubungan mereka cukup baik, tidak melepas kemungkinan bahwa Kai memang marah pada Kyungsoo atas kejadian Ferrari mewah tersebut. Bukan hanya soal Ferrari yang memiliki harga luar biasa, namun ternyata Ferrari itu merupakan hadiah terakhir dari noona Kai sebelum kematiannya 1 bulan lalu. Kyungsoo memahami, mungkin saja yang menjadi persoalan di sini adalah Kai sangat menjaga baik-baik hadiah terakhir dari mendiang noonanya tersebut.

“A .. aku minta maaf. Sungguh aku akan melakukan apapun untuk menggantinya. Kau bisa mendapatkan motorku ini …” ucap Kyungsoo saat itu. Ia tak memikirkan apapun lagi dan berusaha sebisa mungkin untuk meminta maaf pada Kai.

“Kau bercanda ya? Motor tua ini bahkan tidak bisa membayar seperlima dari biaya ganti rugi Ferrrari ini! Sungguh, kau sangat konyol!”

“Lalu .. lalu apa yang harus aku lakukan?” gugup Kyungsoo ketakutan.

“Sudahlah! Aku tidak ingin berbicara padamu! Dan tidak akan pernah berbicara lagi padamu!”

Seluruh tubuh Kyungsoo mendadak kaku. Telinganya seolah tidak dapat menerima bahwa ia tidak akan pernah bisa berbicara lagi pada Kai. Terlebih lagi, ia adalah seorang ketua OSIS di sekolahnya. Berselisih dengan siapapun merupakan hal yang harus benar-benar ia jauhi. Apalagi berselisih dengan anak dari pemilik sekolah ini, tentu saja hal tersebut akan menyulitkannya di masa depan.

“Yaa! Kim Kai, aku mohon pikirkan kembali! Aku bersumpah, aku akan melakukan apapun untuk mengganti rugi semua ini!” teriak Kyungsoo begitu Kai kembali ke mobilnya, namun Kai tak menghiraukannya.

Dua hari berselang, Kyungsoo masih diselimuti rasa takut untuk pergi ke sekolah. Sejak kejadian itu, ia sama sekali tidak bertemu dengan Kai. Beberapa murid mengatakan bahwa Kai memang tidak masuk sekolah karena sakit, namun beberapa yang lainnya juga bilang bahwa Kai tidak berada di Seoul saat ini. Entah kabar mana yang benar, Kyungsoo tetap tidak tenang memikirkan kehidupan dan nasibnya di masa depan. Ia bahkan sempat berpikir bahwa mungkin saja besok atau lusa atau keesokan harinya lagi, ia mendapatkan surat pengeluaran dirinya dari sekolah. Di sela-sela pemikiran tersebut, Kyungsoo mendapat sebuah pesan singkat dari Kai.

Temui aku siang ini di Kamong Maid Café. –kai

Kyungsoo hampir saja melompat dari tempat duduknya saat pelajaran sekolah sedang berlangsung. Ia seolah mendapatkan titik cerah dari mimpi buruknya selama dua malam ini.

Paling tidak, ia mungkin mendapatkan kesempatan baik untuk kembali bertemu dengan Kai dan berbicara mengenai nasibnya yang masih tak menentu tersebut.
Dan saat itulah, Kyungsoo tak mengira bahwa ia akan berakhir hidup bersama Kim Kai dan menggantikan sosok Noona bagi seorang Kim Kai.

Semua itu tidak mudah, karena Kyungsoo bahkan harus menuruti semua kemauan si menyebalkan itu!

Tbc

Faster Than A KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang