Chapter 6

836 87 0
                                    

FASTER THAN A KISS

Chapter 6 -  Negosiasi baru

“Jadi, apa kau bisa menjelaskan padaku semua yang terjadi di sini? Apa maksud dari seragam maid itu? Lalu telinga kucing itu..?" tanya Luhan memandang lurus ke arah Kai yang kini duduk di seberang bangkunya. Luhan melipat kedua tangan di depan dada seolah ingin menunggu penjelasan Kai sedetail apapun tentang pemandangan yang ia lihat sejak awal dirinya memasuki apartemen ini. Mereka baru saja menyelesaikan makan malam bersama Kyungsoo. Selama makan malam berlangsung, Kai dan Kyungsoo memilih diam dan hanya menikmati sajian yang ada di hadapan mereka. Luhan beberapa kali berusaha mencairkan suasana, namun keduanya hanya mendengar dan menanggapi setuju dengan apa yang Luhan bicarakan. Karena itulah, Luhan memutuskan untuk melemparkan pertanyaan langsung kepada Kai karena sesungguhnya ia tidak bisa lagi menahan dirinya untuk terjebak pada sebuah kebingungan ini.

“Itu … Kyungsoo. Doh Kyungsoo … Dia sebenarnya …”

“Aku melakukan sesuatu untuk membayar hutang-hutangku pada Kai! Mungkin ini akan terdengar aneh, tapi karena aku tidak sanggup membayar hutangku dengan uang, jadi kuputuskan untuk melakukan hal-hal seperti ini!” lantang Kyungsoo mengambil alih kesempatan Kai untuk menjawab. Sejujurnya Kyungsoo sendiri sudah tidak tahan berlama-lama merahasiakan sesuatu yang tidak mungkin ia tutupi lagi. Bahkan sejak awal perjanjian konyol ini disetujui, Kyungsoo juga sudah siap jika ia harus mengungkapkannya di depan sekolah –ini hanya jika kemungkinan terburuk benar-benar terjadi di sekolah.

“Mwo? Apa benar kau melakukan ini pada Kyungsoo??” Luhan masih setengah tidak percaya. Ia kembali meyakinkan dirinya untuk bertanya langsung pada Kai.

“Sepertinya memang terlihat seperti itu, Hyung …” jawab Kai ragu dengan wajah takut yang ia sembunyikan.

“Ini bukan sepertinya! Ini memang benar-benar terjadi!!” sela Kyungsoo tak terima dengan pernyataan Kai.

“Apa Hyung tahu, dia bahkan mengatur semuanya hingga di sekolah. Tiba-tiba saja ia menawarkan diri menjadi guru dance untuk kelasku dan menyuruh komite sekolah untuk mewajibkan kelasku agar mengikuti kelas dance-nya. Bukankah itu sangat menyebalkan? Aku tahu dia sangat popular. Tapi bisakah caranya tidak kekanak-kanakan seperti itu?!”

“Hei, kau! Bisakah kau diam dan tidak mengatakan apapun!” sergah Kai cepat seraya menutup mulut Kyungsoo yang tak berhenti berbicara.

“Yah! Untuk apa menyembunyikan semuanya?! Bukankah ini bagus ketika hyung-mu berada di sini?! Jadi dengan begini, hyung-mu tahu bagaimana sikap burukmu padaku …”

Luhan tertawa. Ia tak mengira bahwa Kyungsoo akan mengatakan apapun di depannya dengan begitu bebas. Sebelumnya, ia pikir Kyungsoo hanyalah anak pendiam yang tidak berani melakukan perlawanan apapun pada Kai. Namun ternyata, siapa yang mengira bahwa Kyungsoo mampu melakukan ini di depan Kai sendiri secara langsung.

“Lalu, apalagi yang dia lakukan padamu? Ayo, ceritakan padaku …”

“Oh itu … Ah, aku ingat. Dia juga sengaja melepas baju dan celananya lalu tidur di sampingku. Jinjjaa, aku tak mengerti apakah dia sengaja atau tidak. Padahal sejak awal aku sudah bilang bahwa aku adalah gay. Aku rasa dia berusaha memancingku …”

“Yah CUKUP!!! Kau pikir kau ini siapa bisa mengatakan semuanya pada Luhan Hyung??” Kai berada pada batas kesabarannya. Ia menyadari bahwa Kyungsoo tak bisa berhenti. Sekilas, Kai mendapati wajah Luhan berubah. Pria itu tiba-tiba saja menatap Kyungsoo tanpa senyum.

“Jadi, kau adalah seorang gay?” tanya Luhan memastikan sesuatu yang sesungguhnya tidak benar-benar ingin dipastikan.

“Hyung, aku rasa sebaiknya kau beristirahat. Aku akan mengantarmu ke kamar sekarang …” Luhan menatap Kai penuh pertanyaan. Ia tahu Kai melakukan ini hanya untuk mencegah dirinya bertanya hal-hal lain pada Kyungsoo. Luhan pun segera paham dengan maksudnya. Luhan memilih tak berbicara lagi. Ia hanya menyambut uluran tangan Kai yang akan membantunya berjalan menuju kamar.

Faster Than A KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang