Part 11 - Unexpected

757 43 11
                                    

Arziana Pov:

Tak terasa sudah 3 hari ini aku menginap di Apartement Kayla, dan selama itu pula aku dan Raffa sama sekali tidak berhubungan.

Mau bagaimana, dia nya saja tidak pernah menghubungi aku terlebih dahulu.

Haha Bodoh kau Ziana! Mana mungkin pria itu menghubungi ataupun mengkhawatirkan kamu! Sekedar menanyakan kabar saja dia enggan.

Tanpa sadar aku menghela nafas lelah, sudah menikah tetapi seperti tidak punya suami(?) itulah aku.

"Na, lo gak mau balik?" Tanya Kayla.

"Ngusir, lo?" Ujarku pura-pura sebal.

Kayla berdecak kesal, lalu mendudukan tubuhnya di sofa tepat di sampingku.

"Bukan gitu, Na. Gue seneng kalo lo tinggal disini lebih lama. Seneeng banget malah. Tapi, gue gak suka kalo liat lo cuma nangis dan melamun disini."

Aku terdiam, benar kata Kayla. Sebenarnya dari kemarin ada hal yang terus menghantui pikiran ku. Ah lebih tepatnya aku merasa bersalah semenjak kejadian itu. Ya kalian tahu lah.

"Gue tau ada hal yang lo sembunyiin dari gue, cerita Na!! Gue sahabat lo." Ujar Kayla sedikit kesal.

Aku menatap Kayla, dan entah mengapa air mata ini langsung menyeruak dari pelupuk mataku.

"hikss.. Sebenernya gue masih merasa bersalah ..hiks, gue emang cewek jahat Kay." Ujarku disela tangisku.

Kayla menarik ku kedalam pelukannya, mengusap pelan punggungku, ku tumpahkan semua tangisku di pelukannya.

"Ini semua bukan sepenuhnya salah lo, Na. Grace cuman mainin Raffa, inget kan? Dan lo berhak perjuangin cinta lo."

Ku peluk Kayla erat-erat, Kayla memang sahabat terbaiku. Walaupun kadang sikapnya menyebalkan.

"Thanks Kay, lo sahabat terbaik gue. Walaupun kadang nyebelin." Aku terkekeh pelan diakhir kalimat. Tapi benar kok, aku sayang pada Kayla.

"Cih, giliran lagi galau aja baru ngakuin gue sebagai sahabat, kemarin-kemarin kemana aja. Ewh!" Cibirnya.

Aku tertawa keras mendengar cibiran Kayla.

"Nah gitu dong, lo jelek kalo nangis. Udah kayak baju belom di setrika berbulan-bulan. Lecek!" Ejeknya.

Ku lepaskan pelukanku, lalu menghapus air mataku dengan kasar, menatap wanita cerewet itu sinis.

"Gue cantik ya!! Mirip barbie ni." Pekik ku.

"Barbie pala lo botak!!" Balas Kayla, lalu tertawa keras.

"Hahahahahaha."

Aku cemberut, malas meladeni Kayla lagi.

"Hahahahapftt,--" Ku sumpal mulut rombeng nya dengan tissue yang kebetulan ada di atas meja.

"Pffah." Kayla melepehkan tissue bekas itu. "Jorok!!" Pekiknya sebal, sekarang giliran aku yang tertawa keras.

"Balik sana lo!" Usirnya.

Aku cemberut, lalu melipat tangan di dada. "Beneran ngusir ni?"

Kayla mengangguk santai.

Sialan.

"Fine! Gue balik. Awas lo kalo kangen." Ancamku, aku beranjak menuju kamar dengan menghentak hentakan kaki tanda kesal.

Ternyata Kayla mengikutiku sampai kamar, "Katanya gue disuruh balik, kok malah ngikut kesini? Mau nahan gue?" Ketusku.

Kayla menggeleng. "Enggak kok, gue emang ngusir lo. Cuma bakal gue anterin sampe lobby." Jawabnya santai kek di pantai.

Black Marriage [Repost]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang