Terdengar suara piano dari ruangan diujung koridor ini. Terdengar merdu bersamaan dengan suara seorang gadis yang sangat menghayati setiap nada dan lirik yang ia nyanyikan. Terdengar dan terasa nada kesedihan dilagu itu.
Why can't you hold me in the street
Why can't i kiss you on the dance floors.
I wish that's we could be like that's
Why can't we be like that cause i'm your.Gadis itu menghentikan nyanyian nya saat sadar ada seseorang yang masuk kedalam ruangan itu. Saat ia melihat ke arah seseorang yang sedang berdiri di ambang pintu
"kenapa berhenti? Gw nikmatin banget lagunya"tanya pria yang ternyata sudah dari tadi berdiri disana. Gadis itu hanya tersenyum berdiri dan menghampiri lelaki itu.
"thanks lo udah dengerin permainan gw, "jawab gadis itu dengan dingin lantas berlalu dari ruangan musik itu. Sang pria berlari mengejar langkah gadis yang cepat.
"zal tunggu, gw serius permainan lo bagus banget. Kenapa lo nggak lanjutin sih" ucap pria itu sambil berusaha menyamakan langkah kakinya dengan gadis bernama zalfa. Zalfa tetap berjalan seolah tak mendengar apa yang pria tadi katakan. Pria itu tidak menyerah dan terus berusaha mengatakan yang sebenarnya
"zal lo dengerin gw kek. Berenti zal, buset dah lo jalan cepet amat sih "ucap pria itu. Akhirnya sang pria pun menahan lengan zalfa. Zalfa berhenti seraya melirik ke arah tangan nya yang sedang digenggam.
" angga lo denger ya, gw nggak suka ada orang yang gangguin gw kalo gw lagi sendiri. Makasih atas pujian lo tapi gw nggak butuh" jawab zalfa dengan ketus lantas melepaskan genggam pria itu yang ternyata bernama angga. Angga terdiam mendengar jawaban zalfa. "ganggu? Perasaan gw diem deh tadi" batin angga yang masih bingung dengan jawaban zalfa.
"hey ngga bengong aja sih? "sapa ridwan dari belakang.
" eh lo ngagetin aja tau"
"gw nyapa biasa aja kok. Lo aja yang bengong. Jadi kesannya gw yang ngagetin."jawab ridwan.
"lo kenapa sih ngga? "
" eh itu tadi gw kan liat zalfa lagi main piano sambil nyanyi. Serius rid suaranya bagus banget. Gw nggak nyangka kalo itu si zalfa yang mainin. Eh pas tau ada gw di pintu dia langsung berenti terus pergi. Waktu gw tanya kenapa dia malah jawab'gw nggak suka ada orang yang gangguin gw kalo lagi sendiri' padahal gw diem aja tadi " jelas angga pada ridwan. Ridwan terdiam memikirkan sesuatu.
" lo tau tentang dia ngga? "tanya ridwan. Angga menoleh dengan tahapan bingung.
" emang dia kenapa? "tanya angga penasaran.
" ya elah. Gw nanya balik nanya. Gw juga nggak tau ga. "ridwan memukul bahu angga.
" udah yu balik ke kelas. Bentar lagi masuk"ajak ridwan
"sorry ga. Gw sebenernya tau tentang zalfa. Karna gw sahabat Dia " batin ridwan saat berjalan menuju kelas mereka.
***
" zal lo kenapa sih. Dateng dateng muka udah nggak ngenakin? "tanya Ruth.
" lo dadi mana juga kok tumben baru dateng? "kini vanya yang bertanya.
" gw nggak papa kok Ruth dan vanya gw dari tempat favorite gw " jawab zalfa singkat. Vanya dan Ruth sahabat zalfa semenjak ia pindah ke jakarta.
" tempat favorite? Dimana? Kok kita nggak tau.? "buru vanya dengan pertanyaannya.
" ih biasa aja kali van, Ruth tau kok dimana tempat favorite gw" vanya menoleh ke arah Ruth dia hanya tersenyum dan mengangguk.
"berarti gw nggak tau donk. Jahat kalian mah main rahasia2an" vanya mengubah ekspresi ya. Sedangkan zalfa dan Ruth menertawai vanya yang memasang muka cemberut.
"nanti pas istirahat gw kasih tau,tapi lu jangan rame rame.. Ini bener2 cuman kalian berdua yang tau"ucap zalfa pada vanya dan juga Ruth. Vanya mengacungkan ibu jari tanda setuju. Ruth tetap dengan senyum manisnya. Pelajaran pun berjalan seperti biasa.Saat jam istirahat zalfa mengajak vanya dan Ruth ke tempat yang sudah ia janjikan tadi. Vanya terlihat bingung."zal ini arah ke perpus sama ruang musik, lu mau kemana? "tanya vanya." ih udah deh ikut aja van"kata Ruth. Akhirnya mereka pun sampai di depan ruang musik. "ini tempat favorit gw van. Apalagi kalo gw lagi ada masalah." jelas zalfa sambil membuka pintu yang tidak terkunci. Zalfa pun berjalan ke arah piano ditengah ruangan. "buat kali ini gw mau dengerin kalian permainan gw. Kalian orang pertama yang emang gw bolehin denger. Karena kalian sahabat terbaik gw" ucap zalfa dan memulai memainkan not not piano. Ruth dan vanya menarik kursi mendekati piano. Menikmati permainan zalfa yang sangat menyentuh. Selama bermain zalfa juga menyanyi. Setelah selesai vanya dan Ruth berdiri dan bertepuk tangan. Menghampiri zalfa dan memeluknya. "zal loh bagus banget barusan. Gw tersentuh." ucap vanya saat melepas pelukannya. Ruth terdiam"kenapa gw ngerasa loh lagi ada masalah banget ya zal? "tanya Ruth. Zalfa tertawa" loh aja kali yang terlalu mengahayati". "ya udah balik yuk. Bentar lagi masuk jam terakhir" ajak zalfa. Kedua sahabatnya mengikuti di samping kanan kirinya.
"zal karna kita sahabat lo. Kalo punya masalah cerita ke kita."vanya mengingatkan. "iya lo nggak pernah cerita masalah lo tau. Adanya kita yang cerita." Ruth menambahi. Zalfa tersenyum "gw nggak ada masalah kok. Gw lebih suka mendengarkan dari pada didengarkan" jawab zalfa saat tiba dipintu kelas. Vanya dan Ruth saling tatap, mereka merasa ada yang disembunyikan oleh zalfa. Tapi mereka tidak tau apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear you (HIATUS)
Teen FictionMungkin hanya aku yang memiliki harapan. Tapi bisa kah kau tidak merusak harapan2 yang sudah aku buat? Setelah setiap mimpi"ku hilang, tak bisa kah kau biarkan aku tersenyum? Jangan pergi! Tetaplah disitu. Jika kau lebih baik tanpaku. Bukan kau yan...