Kamu dapat memilih berjuang untuk masa depan, atau mengalah demi masa sekarang..
***
Tin Tin.. Suara klakson mobil di depan rumah membuat wanita paruh baya itu sedikit berlari ke arah pintu. Saat melihat siapa yang datang ia tersenyum lantas mempersiapkan orang itu masuk kedalam rumahnya.
"hay tante,"sapa orang itu tak terlewatkan ia bercipika cipiki dengan wanita paruh baya yang ia panggil tante. Tante itu tersenyum dan kembali ke dapur menyiapkan minuman untuk tamunya.
Zalfa turun dari kamarnya sudah siap untuk berangkat sekolah. Ia sudah sebisa mungkin menjalankan aktifitas barunya sebaik yang mamanya harapkan. Ia melihat ada yang datang, ia mengahmpiri tamu itu.
"eh lo mar, kapan dateng? "sapa zalfa
" gw baru aja sampe"
"eh gw cabut yy, maa zalfa berangkat dulu ya"teriaknya.
"ok zal, oh iya gw mau ngasih tau bulan depan gw bakal pindah ke sekolah lo, dan bakal tinggal disini juga"jelas marsha. Zalfa mengacungkan ibu jarinya dan bergegas ke arah bagasi masuk ke dalam mobil dan berlalu. Tante widi mencari zalfa(mama zalfa)
"lho zalfa mana mar? "tanya tante widi.
" eh tante nggak denger ya tadi zalfa Pamitan sama tante lho"
"ihh dia kebiasaan deh.. Makanannya belom dibawa udah berangkat aja"omel tante widi dan kembali kedapur, marsha tertawa melihat tante widi yang menggerutu."hay zal" saat zalfa turun dari mobil seseorang menyapa ya.
"eh hay " balas zalfa dengan senyumnya.
" buset dah lo cantik juga kalo senyum. Tumben bales sapaan gw."
"lo mau gw cuek? "
" eh nggak deh, gw suka lo yang kayak gini. Eh iya zal, gimana tawaran gw waktu itu? "tanya angga.
" hmmm, gimana ya ngga, gw sibuk belajar dan gw nggak mau nilai gw turun dikelas akhir. Tapi sebenernya gw pengen"
"nah lo ikutan aja kenapa sih lo itu udah murid paling pinter tau gg sih. Jadi tanpa perlu belajar pun nilai lo nggak ada yang turun."
Zalfa memikirkan apa yang dikatakan angga.
"lo enak aja ga yang ngomong."tiba-tiba ridwan sudah bergabung bersama mereka.
"tapi lo kalo emang mau ikut ya ikut aja zal, inget kata gw waktu itu"kini ridwan menambahkan. Angga curiga dengan kata 'waktu itu' yang dikatakan oleh ridwan.
"eh gw masuk kelas ya dah"zalfa berpamitan tanpa memutuskan jawabannya.
"ahh lo sih ganggu, nggak nemu jawabnya kan gw"keluh angga.
"ahahah.. Lagian lo kenapa sih ngebut banget zalfa masuk kelas musik lo? "ridwan tertawa.
" karna gw jatuh cinta dari pertama kali gw denger suara dia nyanyi"jawab angga dengan muka serius. Ridwan berusaha menahan tawa namun tidak bisa, selama perjalanan menuju kelas ridwan tertawa mengejek angga karena jawabannya.
"lo kenapa ketawa sih rid? Ini pertama kalinya gw jatuh cinta sama orang"angga terlihat sebal. Ridwan menghentikan tawanya.
"kalo lo mau zalfa masuk kelas musik karna lo jatuh cinta sama dia, kenapa nggak lo coba aja deketin dia tanpa harus minta dia masuk ke kelas lo"angga berfikir.
"tapi sebelum lo nyatain cinta lo, lo harus ngelewatin sahabatnya yang nggak akan lepas dia begitu aja sama orang lain." jelas ridwan.
"emang siapa sahabatnya? Vanya atau Ruth kan? Itu mah gampang"jawab angga dengan santainya.
"gw sahabat zalfa, kalo lo berani nyakitin zalfa, lo bakal berurusan sama gw "ridwan membalas dengan penekanan ditiap kata katanya. Angga terlihat bingung.
" lo? Sahabat zalfa? Sejak kapan? Kok gw nggak tau? "angga memberikan ridwan pertanyaan.
" lo kalo udah penasaran kayak cewek ya. Cerewet"ridwan memberikan penekanan pada kalimat cerewet dan meninggalkan angga yang masih bengong didepan kelas.Dikelas zalfa sedang memikirkan tawaran angga, dan tak menyadari jika guru sedang memanggilnya.
"zal zal"vanya yang duduk sebagai dengan zalfa menyenggol lengan zalfa. Zalfa kaget dan sadar dari lamunannya.
"kenapa van? "tanyanya . Vanya menepuk dahinya lantas mengarahkan dagunya kedepan kelas.
" lo dipanggil pak Roy, suruh ngerjain tugas no 10 dipapan tulis. "zalfa pun langsung berdiri dan maju kedepan. Mengerjakan soal no 10 sesuai perintah pak Roy. Setelah selesai dan kembali menuju tempat duduk nya. Pak Roy kembali memanggilnya.
" fokus pada pelajaran saya atau kamu saya hukum"jelas pak Roy dengan tegas. Zalfa mengangguk dia kembali ke kursinya.
"lo mikirin apa sih zal, sampe gg sadar dipanggil pak Roy? "tanya vanya.
" ntar aja ahh, gw nggak mau dihukum"zalfa kembali fokus pada pelajaran.
Saat istirahat zalfa menceritakan kepada vanya dan Ruth tentang tawaran angga waktu itu.
"kenapa nggak ikut aja? "tanya vanya
" gw pengen tapi.. "
" nyokap lo? 'Ruth memotong omongan zalfa. Dia sudah menebak ceritanya. Zalfa menundukkan kepala. Berusaha menutupi wajah sedihnya.
"zalfa kita sahabat lo, dan kita sekarang udah tau cerita tentang lo"vanya menjelaskan.
"kalian tau darimana? "zalfa penasaran, selama ini dia tidak pernah memberitahu sahabatnya kecuali ridwan yang memang sudah dari kecil bersamanya.
" kita nanya ke ridwan, dia gg cerita semua sih cuma ngasih clue doank, dan kita bisa nebak kayak gimana alur cerita lo"ruth berjalan ke arah bangku zalfa.
Memeluk zalfa yang sedang menahan tangisnya.
"zalfa lo punya kita, percaya deh ikutin kata hati lo, ini buat bukti ke mama lo kalo lo emang cinta banget sama musik"ruth menjelaskan dan memberi semangat. Zalfa menoleh dengan tahapan ragu. Vanya mereka bahu zalfa " gw yakin lo bisa zalfa nanti sebelum pulang sekolah kita temenin lo ketemu angga dan ngasih jawaban iya buat tawarannya" vanya tersenyum. Zalfa masih ragu akan keputusan sahabat2nya. Ia takut jika mama nya tau. Dia terlalu ragu. Dan ia memilih diam lantas memeluk sahabat2nya.
"thanks ya kalian udah ngertiin gw, maaf belom bisa cerita semua ke kalian"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear you (HIATUS)
Teen FictionMungkin hanya aku yang memiliki harapan. Tapi bisa kah kau tidak merusak harapan2 yang sudah aku buat? Setelah setiap mimpi"ku hilang, tak bisa kah kau biarkan aku tersenyum? Jangan pergi! Tetaplah disitu. Jika kau lebih baik tanpaku. Bukan kau yan...