Part2; Sahabat

501 21 0
                                    

Adakah arti tentang bahagia yang sebenarnya, aku hanya ingin bahagia. Bahagia denganmu. Sudah itu saja.

***

Ridwan mulai memainkan gitar di balkon kamarnya. Merasakan angin malam yang sedikit lebih dingin dari biasanya. Membayangkan seseorang yang sangat istimewa bagi dirinya. Seseorang yang ingin ia lindungi mati-matian hidup bahkan hatinya.
"zalfa" sahabat kecilnya yang paling istimewa. Bahkan ia tak peduli jika ada pacarnya sendiri cemburu dengan kedekatannya. Baginya zalfa adalah segalanya lebih penting dari pacarnya sekarang. Siapapun yang berani menyakiti zalfa, ia akan hadir sebagai pelindung. Apalagi semenjak kejadian 2 tahun lalu. Saat malvin kakak kandung zalfa meninggal dunia.
Saat mimpi terasa jauh oh ingatlah sesuatu ku akan selalu jadi sayap pelindungmu.
Saat duniamu mulai pudar dan kau merasa hilang
Ku akan selalu jadi sayap pelindungmu.

"zal, gw bakal lakuin apapun asalkan lo nggak nangis, lo nggak cuek,  lo bisa kayak lo yang dulu yang selalu bahagia, yang nemenin gw kalo mau nyanyi. Gw disini zal, buat lo. Sebagai sahabat lo. "teriak ridwan di balkon rumahnya. Tidak akan ada yang peduli. Mama nya sudah tidur dari tadi. Sedangkan papa ridwan sedang menyiapkan konser seorang artis terkenal di Indonesia.
Ia memilih masuk kekamar dan bersiap untuk tidur. Saat ia meresahkan tubuh diatas kasur, notifikasi handphonenya berbunyi, sebuah pesan masuk
#zalfa
Rid lo lagi apa? Bisa kerumah nggak jemput gw?
Ridwan terdiam,'tumben malem2 zalfa minta jemput'
#ridwan
Lagi nyantai zal. Ok gw kesana sekarang. Lo mau kemana?
#zalfa
Gw tunggu ya, nanti gw cerita di mobil.
Ridwan pun turun dari kasur dan bersiap2. Saat sampai didepan kamar mamanya, ia mengetuk pintu pelan. Tidak ada jawaban. Ia pun mencari pembantunya
"bi nanti kalo misalnya mama bangun bilang ya aku ke rumah zalfa. "ucap ridwan lantas berlalu dari hadapan pembantunya." iya deh " jawab pembantu yang kembali ke dapur.
Ia mengendarai mobilnya secepat mungkin agar cepat sampai ke rumah zalfa.
  Sesampainya dirumah zalfa, ia turun lantas memencet alarm rumah zalfa. Saat itu juga ia melihat zalfa berlari ke arah gerbang dan membukakan pintu. "bawa gw pergi dari sini Rid, sekarang" zalfa tak melihat ekspresi ridwan yang kebingungan. Ia langsung masuk kedalaman mobil dan menunduk. Ridwan menyusul masuk kedalaman mobil. Ia tak langsung menjalankan mobilnya.  Memandang zalfa yang terus menunduk. Akhirnya zalfa menoleh"gw jelasin nanti Rid,"zalfa
"ia gw ngerti zal, tapi kita mau kemana malem2 kayak gini? "tanya ridwan." terserah lo, ketempat yang menurut lo bisa bikin gw tenang"jawab zalfa yang kembali menunduk. Akhirnya ridwan pun menjalankan mobilnya. Ia tau tempat mana yang akan membuat zalfa tenang. Ia membuka kaca mobil agar angin dapat membuat zalfa sedikit tenang. Tanpa zalfa sadari ridwan melihat air mata yang jatuh dari pelupuk matanya. Saat itu juga tangan kiri ridwan menggenggam tangan zalfa. "zal gw ada disini" batin ridwan dan berharap zalfa merasakannya. Mereka pun sampai ditempat yang ridwan fikir dapat membuat zalfa tenang. Namun saat zalfa menyadari mobil berhenti, ia melihat ke sekitar lingkungan dan menoleh ke arah ridwan dengan tatapan yang tidak dapat ditebak. Ridwan bingung saat itu juga, zalfa memeluk ridwan dan menangis. Zalfa sadar ridwan lah yang paling mengerti dia setelah kak malvin. Ridwan membalas pelukan zalfa lantas mengusap punggung zalfa menenangkan.
"zal ini kedua kalinya lo nangis depan gw dalam waktu sehari. Lo masih nggak mau cerita?"bilik ridwan. Zalfa tetap menangis. Ridwan melepas pelukan zalfa dan mengelap air mata zalfa. "kita keluar mobil yuk, disini banyak pemandangan yang bisa kita liat kalo malem doank."ridwan pu turun dari mobil diikuti oleh zalfa. Ridwan menggandeng tangan zalfa dan membawanya ke taman yang sudah dihiasi dengan lampu warna warni. Zalfa tersenyum" thanks rid, lokasi nemuin tempat yang pas buat gw"ucap zalfa. Kemudian mereka duduk berdua diatas rumput. "gw mimpi kak makin lagi tadi" zalfa memulai ceritanya. Ia merubah posisinya, tiduran diatas rumput. Ridwan tersenyum melihat tingkah zalfa. Inilah cara zalfa menenangkan hatinya, tiduran diatas rumput lantas memandang bintang dilangit. "kak malvin minta gw main musik lagi, kak malvin berdiri didepan gw dan gw ngerasa banget kalo kak malvin bener2 masih hidup. Akhirnya gw mainin piano kesayangan gw,  tapi waktu gw main, mama tiba2 dateng trus marah2, ngebakar piano kesayangan gw. Gw cuman bisa nangis dan waktu gw nyari kak malvin dia ilang gitu aja" zalfa menjelaskan. "lu pasti kangen banget sama kak malvin, sampe masuk ke mimpi lo. Zalfa, bukan cuma kak malvin yang pengen dengerin lo main musik lagi, Gw juga zal. Gw kangen permainan piano lo. Btw tadi  pagi angga liat lo main piano ya?" ridwan bertanya. "iya si cowok brengsek yang gangguin ketenangan gw." jawab zalfa ketua. "kok jadi kayak gitu ngomongnya. Emang dia ngapain kok lo bilang ganggu?"
"dia ada disitu"jawab zalfa.
"dia diem aja? "zalfa membalas dengan anggukan.
" zal, zal. Kalo diem aja dia nggak ganggu kali. Malah harus nya lo seneng ada orang yang bisa nikmatin permainan loh selain gw. "
" gw nggak suka orang lain dengerin permainan gw selain lo vanya sama Ruth. "jelas zalfa. Zalfa teringat sesuatu lantas mengambil handphone nya dan menyerahkan pada ridwan
" lo baca deh pesen masuk dari no baru, gw nggak tau orang nya siapa tau lo tau". Ridwan pun membaca pesan masuk itu dan tertawa.
"zal lo nggak tau ini dari siapa? "
" nggak"
"ini dari angga tau,  dia ketua kelas musik. Trus lo mau ikut? Jarang lo bisa masuk kelas musik tanpa di tes. Gw aja pas mau masuk mati2an latihan biar keterima."
"nggak"jawab zalfa santai ridwan melongo mendengar jawaban zalfa.
"lo serius zal? Ini kesempatan lo zal buat buktinya ke mama lo kalo bukan musik yang buat kakak lo pergi... "
" tapi gw ragu kalo ikut"potong zalfa sebelum ridwan selesai bicara.
"dengerin gw dulu zal. Lo ikut kelas musik. Lo kembali nikmati kegiatan yang udah hampir dua tahun ini lo tinggalin. Gw nakal bantuin lo ngadain mama lo"
"nggak bisa rid, ini kelas akhir, dan gw harus fokus belajar. Mama udah daftarin gw di kelas2  bimbel. Dalam seminggu gw bimbel 4 mata pelajaran. "
" lo semenjak kapan sih nurut sama mama lo zal, ini bukan lo yang gw kenal selama ini. Zal semua orang berhak atas mimpi2nya dan gw tau lo punya mimpi yang hebat. " handphone zalfa berbunyi. Telfon masuk dari mamanya, zalfa terlihat panik. Ridwan pun mengangkat telfon itu." kamu dimana? Malem2 keluyuran....... Blablabla"ridwan menjauhkan ponsel dari telinganya.
"mama lo ngamuk, lo kabur ya? "bilik ridwan pada zalfa. Zalfa hanya mengangguk dan berharap ridwan dapat menyelamatkannya.
" aduh te, zalfa lagi bareng ridwan. Maaf ya te, tadi ridwan lagi bete banget sih jadi ngajak zalfa jalan2 deh. Tapi bentar lagi pulang kok nggak papa kan te.? "tanya ridwan dengan nada diharuskan agar tante bisa menerima alasannya.
" oh bareng ridwan toh, lain kali kalo mau kemana2 bilang donk kan kalo kayak gini tante yang panik. "
" hhe iya te maaf banget"
"ya sudah jangan malem2 pulangnya ya rid"
'ok tante"sambungan telfon pun berhenti. Zalfa mebgehmbusakan nafas tenang. Mama percaya jika zalfa pergi dengan ridwan.
"lo kenapa sih make acara kabur segala? "kini ridwan bertanya
" gw bete dirumah rid. "
" hmm ya udah deh pulang yuk. Gw tadi bilang ke mama lo kalo lo bentar lagi pulang. "ridwan berdiri. Zalfa masih tiduran diatas rumput lantas mengangkat tangannya ke arah ridwan. Ia minta ditarik untuk membantunya berdiri. Ridwan hanya geleng2 kepala dan membantu zalfa untuk berdiri.
" lo masih manja sih"uvap ridwan saat zalfa sudah berdiri
"kan lo yang minta kalo pengen gw kayak dulu" ridwan pun tertawa mendengar jawaban zalfa lantas merangkul bahu zalfa. Ia bahagia saat melihat zalfa bisa tersenyum. Mereka masuk kedalaman mobil dengan perasaan zalfa yang sudah lebih baik.

Next yaa.. Jangan lupa vote atau koment.. Jangan baca doank ya, aku kan juga butuh komentar buat tau ini udah bagus ato belom... See you in next part 💕💕

Dear you (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang