Selama perjalanan pulang Zalfa tak berhenti memeluk Angga.
" Ngga makasih ya lo mau nemenin gw""nggak papa kali zal, kalo ada apa-apa gw harus jadi orang pertama yang tau ya. bukan Ridwan" ucap angga yang masih fokus membawa motornya.
"gw beruntung banget ketemu lo Ngga. sangat beruntung".
Angga sengaja memperlambat perjalanan. tujuannya tak lain ingin bersama Zalfa lebih lama lagi. Zalfa yang ia kenal dengan tidak sengaja ternyata bisa secepat itu mengisi ruang dihatinya. Tangan kirinya meraih pelukan Zalfa dan mengenggamnya erat. senyum yang diam-diam terukir diwajah Angga menandakan betapa bahagia dan bersyukurnya dia bisa memiliki Zalfa.
"zal, udah sampe" ucap angga mencoba membangunkan Zalfa yang justru tertidur selama diperjalanan. angga membalikkan badannya dan menghadapkan diri ke arah Zalfa dengan tangan bagian kiri merangkul bahu Zalfa agar tidak jatuh.
"makin hari kenapa lo makin cantik sih Zal, bahkan habis nangis pun lo tetap cantik" ucap Angga dalam hati. Angga masih tersenyum melihat Zalfa yang tertidur pulas. sebelum akhirnya salah tingkah karena Zalfa terbangun.
"oh udah sampe?"
"udah nona, daritadi"
"kok lo nggak bangunin gw"
"udah nona, tapi nggak bangun-bangun". Zalfa hanya meringis mengetahui dirinya susah diabngunkan.
"ya udah yuk masuk" ajak Zalfa
"nggak usah deh, gw langsung saja udah malem"
"ya udah, gw masuk ya. makasih banyak Ngga" ucap Zalfa dan langsung mengecup pipi kanan Angga.
"eh, sama-sama Zal" ucap Angga kikuk. tanpa merasa bersalah Zalfa masuk kedalam rumahnya dan meninggalkan ANgga yang masih terpaku dengan tingkah Zalfa barusan.
***
Seminggu setelah bertemu kak Malvin, Zalfa masih mampu merahasiakannya dari mama. semenjak saat itu, ia makin rajin untuk datang ke kelas musik bersama Angga. Selain mamanya, Zalfa masih belum menceritakan keberadaan Malvin ke Ridwan, bukan tidak ingin bercerita ke sahabtnya itu. tapi menurutya itu lebih baik dirahasiakan daripada Keyb tau jika kak Malvin masih hidup.
Angga semakin intens menemui Zalfa yang kini sudah berstatus menjadi pacarnya. Baginya kini kebahagiaan Zalfa adalah yang utama.
"Zal, lo pacaran sama Angga kan ya?" tanya Marsha
"hehe iyya Mar"
"dia baik kan sama lo?"
"iyya, banget malah."
"kalau dia apa-apain lo lapor ke gw ya, gw udah janji sama si Malvin buat ngawasin itu cowok"
"wkwkwk apaan si Mar. kalau pun ANgga ngapa-ngapain aku biar aku yang hukum dia"ucap Zalfa
"ngomong-ngomong, mau sampe kapan kak Malvin ngerahasian dirinya dari mama mar?"lanjut Zalfa yang dibalas dengan hembusan nafas marsha
"entah, gw juga udah capek ngasih tau kakak lo itu. gw yakin banget mama lo pasti nerima dia dan itu akan berakibat baik ke lo. tapi ya lo tau sendiri segimana batunya otak kakak lo itu"
"iya sih ya. kira-kira siapa yang bisa bujuk dia buat berenti ya?"
"ada si kayaknya." ucap marsha dengan posisi seperti berpikir.
"siapa?"tanya Zalfa penasaran.
"teman deket lo zal"
"teman deket gw?" tanya Zalfa sambil menunjuk dirinya sendiri.
"iya, teman deket lo yang namanya Vanya itu"
"lho kok bisa?"
"udah lama kakak lo itu ngikutin lo kemana-mana dan diem-diem tujuannya ditambah jadi buat stalker teman lo si Vanya itu."
"ihh kok bisa wkkwkw. jadi kak Malvin suka sama Vanya?"
"bisa dibilang begitu"
"oke2 gw bakal bantu deh biar kak Malvin mau berenti nutupin ini"
"eh, lo dulu gih coba buat bujuk Malvin lagi siapa tau berhasil"
"lo yakin Mar?"
"gw yakin sama lo. gw anter ke tempat Malvin habis pualng sekolah ya"
" tapi gw udah janji sama Angga"
"batalin dulu deh, lagian ANgga pasti bakal jawab iya kan?"
"oke deh, ketemu diparkiran nanti ya"
"siap" ucap Marsha yang sudah pergi menginggalkan Zalfa.
"Ngga gw nanti pulang bareng Marsha ya. mau ke tempat kak Malvin"
"kenapa nggak bareng gw?"
"iya tadi marsha yang ngajak. nggak enak juga gw kalau nolak"
"ya udah deh. hati-hati dijalan"
"semoga kali ini kak Malvin bisa dibujuk" itu harapan Zalfa sebelum berjalan ke parkiran. disana Marsha sudah menunggu didepan mobilnya.
"udah bilang ke angga?"tanya marsha
"udah kok"
"ya udah yuk, gw juga udah bilang ke Malvin kalau mau mampir ke tempatnya"
"oke"
jarak dari sekolah ke rumah Malvin cukup jauh. diawal perjalanan hanya ada keheningan sampai akhirnya Zalfa membuka pembicaraan.
"ngomong-ngomong kenapa lo bisa jaga rahasia kak Malvin dari gw dan mama Mar?"tanya Zalfa
"demi lo lah Zal"
"kenapa gw?"
"iya habis dari cerita Malvin si KEyb kayaknya benci banget sama lo. sampe berani banget ngerencanain kecelakaan kakak lo, bagi gw keselamatan kalian berdua sama -sama penting. jadi waktu tau rencana Key gw dan Malvin yang ngatur semua biar rencana Key berhasil tapi dengan keadaan Malvin masih hidup"
"gw tau pasti lo dan mama lo sedih banget pas tau kabar Malvin meninggal. tapi apa yang bisa gw lakuin buat mastiin Key nggak bakal nyelakain lo? nggak ad Zal selain dengan kabar Malvin meninggal. jadilah gw nurut aja waktu Malvin minta rahasian ini dari lo dan mama lo. kabar buruknya adalah lo nggak diizinin mama lo buat main musik. tapi Malvin yakin lo bakal tetap bisa main musik dan ternyata bener kan. lo ketemu Angga yang maksa lo buat ikut kelas musik. meskipun itu harus diem-diem buat Malvin itu udah lebih dari cukup buat bisa bikin lo semangat lagi."
hening sebentar
"makanya semenjak lo deket sama Angga dari situ Malvin beraniin diri buat jujur sama lo dan buka rahasia yang udah kita berdua simpen. dia yakin banget Angga nggak bakal nyakitin lo"
Penjelasan Marsha cukup membuat Zalfa mengerti. Malvin dan MArsha adalah 2 orang yag benar-benar ingin menjaganya dan ia yakin kepindahan Marsha kesini bukan lain adalah salah satu rencana Malvin untuk menjaga Zalfa.
"yuk" ajak Marsha saat mobilnya sudah sampai di rumah Malvin.
"hey kalian udah smpe" ucap Malvin didepan pintu rumahnya
"jadi? gw tau kalian ada maksud kesini"
"et dah, ajak masuk dulu kek tamunya" ucap MArsha yang langsung masuk keldalam rumah sebelum dipersilahkan.
"tanpa gw ajak juga lo bakal tetap masuk tanpa izinkan" sindir Malvin
"bentar gw ambilin minum dulu"
Sekembalinya Malvin dari dapur, percakapan dimulai dari bujukan Zalfa yang meminta Malvin untuk berani membuka rahasianya didepan Mamanya. berhenti berpura-pura sudah meninggal dan mulai mendekati sahabatnya Vanya. Malvin sedikit terkejut saat Zalfa tau tentang perasaanya pada Vanya yang hanya dibalas senyuman jail dari adiknya itu. setelah perbincangan panjang, akhirnya Malvin memutuskan untuk mengakhiri rahasianya selama ini. dia akan membukanya besok..
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear you (HIATUS)
Teen FictionMungkin hanya aku yang memiliki harapan. Tapi bisa kah kau tidak merusak harapan2 yang sudah aku buat? Setelah setiap mimpi"ku hilang, tak bisa kah kau biarkan aku tersenyum? Jangan pergi! Tetaplah disitu. Jika kau lebih baik tanpaku. Bukan kau yan...