Pertengkaran

12 7 0
                                    

Selasa,

Hari ini benar-benar panas, aku dan Ernita sudah 2X membeli air dingin. Tapi tetep aja gak bisa nyejukkan. Dan masalahnya lagi kami berdua sudah kehabisan uang untuk beli soto. Buat ganjal perut, karna cuma beli es aja dari tadi. Tapi entah ada telepati apa, si Rafly bak pahlawan yang datang mentraktir. Kami langsung tanpa malu dan menolak menerima tawaran Rafly.

"Buk...3 mangkok soto...!!!! Rafly yang bayar"

Aku semangat memesan dan sebutin nama Rafly biar tu anak gak kabur. Kami makan sambil cerita-cerita soal jeleknya masing-masing. Trus lagi lahap-lahapnya Ika lewat dan ngagetin Rafly.

"woi...pacaran mulu"

Aku yang denger gak terima donk, kan aku gak ada apa-apa dengan Rafly.

"eh..siapa yang pacaran..?"

"Ya kalian..!!! katanya kalian udah jadian"

Aku langsung marah denger gosib kayak gitu. Aku meminta penjelasan ke Ika.

"anak-anak udah pada ceritain kalian dibelakang, katanya kalian udah jadian gitu..!!"

Aku pun melampiaskan kemarahan ke Rafly.

" kamu pasti nyebarin gosibkan..? biar Taufah cemburu. Liat dehhh bukannya dia nembak aku yang ada dia jadi jaga jarak..!!! Pantes aja dia gak pernah lagi deketin aku.."

Aku pun pergi ninggalin Rafly karna marah. Rafly berusaha mengejarku tapi dihentikan Ibu kantin meminta bayaran sotonya. Ernita yang liat kejadian ini juga marah ke aku. Karna bikin rencana yang kayak anak-anak. Aku merasa menyesal, karna pasti dimata Taufah aku gak cewek ganjen.

Kemudian Ika berlari kekelas memanggil-manggilku.

"Nuala..sini ikut aku"
Ika menarik tanganku.

"kemana..?"

"Taufah brantem sama Rafly dan Eko"

"kok bisa..?"

Aku dan Ernita langsung berlari mengikuti Ika. Aku terus bertanya apa yang terjadi tapi Ika bilang dia tidak tau.

Sampai dibelakang kelas aku melihat Taufah dan Rafly sudah dipisahkan anak-anak lainnya. Baju Taufah dan Rafly sudah penuh pasir dan debu tanah. Sepertinya sudah ada perkelahian besar barusan. Tampang mereka berdua nampak kacau penuh marah. Mata mereka berdua merah penuh dendam seperti tidak pernah saling mengenal.

"kalian kenapa berantem..?"
Aku berteriak melihat mereka.

"tanya dia..!!!kenapa dia nyerang aku duluan"
Rafly menunjuk kearah Taufah yang membelakangiku.

"iya..kalian kenapa. Kita tu semua berteman kenapa berantem..?"

"gak usah banyak tanya, aku gak suka kamu deket-deket sama dia. Apalagi aku tau dia yang nyebarin gosib kalian pacaran"
Taufah membalikkan badan dan marah sejadi-jadinya padaku.

"aku gak pacaran sama dia atau sama siapa-siapa. Kita semua temen"

"teman apanya deket gitu, kamu tau aku cemburu"

Aku langsung terdiam mendengar pertama kalinya Taufah bilang perasaan dia. Tapi gak gini caranya, gak gini momentnya. Aku malah takut melihat amarahnya. Apa aku sudah terlalu jauh ingin membuat Taufah cemburu. Hingga dia sangat marah sekarang.

Taufah pun ninggalin aku disana. Aku tau dia sangat kecewa dan marah. Tapi aku juga tau siapa yamg nyampein ke Taufah..ya..."Ika".

"kamukan yang bilang ke Taufah"
Aku mendorong Ika meminta penjelasan.

"aku cuma bilang kalian gak beneran jadian itu aja"

"ya..caranya salah..aduh..dah gini kayak mana semua jadi berantem gara-gara masalah ini"

Aku kembali kekelas Taufah tidak terlihat disana. Sepertinya dia merapikan bajunya dulu, karna masih ada pelajaran terakhir. Aku berdiri didepan pintu menunggu, tapi guru sudah duluan datang dna menyuruh kami semua masuk.

Sudah 5 menit bel berbunyi, Taufah belum masuk. Sampai saat absen dia baru datang dan ijin pulang. Aku berusaha buat tau kenapa dia pulang. Tapi Taufah membuang mukanya mengambil tas dan langsung pulang.

Aku gak bisa melihatnya apalagi bertanya. Aku mengirimkan kertas ke Taufik bertanya.

"Taufah kenapa pulang ?. Dia gak kenapa-kenapakan...?"

Taufik tidak membalasnya hanya mengangkat kedua bahunya tanda dia tidak tahu. Aku sangat merasa bersalah dengan masalah ini. Rafly, Eko dan Taufah yang dulunya dekat menjadi bermusuhan. Aku harus memperbaiki keadaan ini besok.

Me & Twin boys Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang