Karin berlari kencang menuju taman. Di taman ini, dia benar-benar sendiri. Duduk dan melamun.
Tiba-tiba lamunannya buyar saat melihat seorang anak kecil yang sedang digendong oleh sang ayah.
"Yuhuu aku terbang!" Teriak gadis berumur 4 tahun itu.
"Hati-hati sayang. Pegangan papa ya." Ucap sang ibu sambil memegangi tangan anaknya yang sedang di gendong di pundak sang ayah.
Mereka tampak begitu bahagia. Tawa mereka mampu membuat senyum kecil terukir di wajah Karin. Memori lama terputar kembali di benak Karin. Rasa rindu tiba-tiba datang dengan sendirinya.
Tanpa dia sadari, satu per satu air mata menetes di pipinya. Karin menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Meluangkan segala kekesalan yang siang ini membuat hatinya hancur.
Langit jingga pun mulai menghiasi langit biru. Burung-burung mulai kembali ke sangkarnya.
Devi terus berjalan mondar-mandir di depan pintu rumah. Ada rasa khawatir yang mulai menyelimuti dirinya.
Kamu kemana sih Karin. Batin Devi dalam hati.
Dia kemudian menekan nomor di ponselnya.
"Halo." Ucap seseorang dari ujung telepon.
"Kelvin kamu tau Karin dimana?"
"Bukannya Karin dirumah?"
"Karin pergi sejak tadi siang. Sampai sekarang dia belum pulang. Dia belum makan, dia juga nggak bawa mobil.Tante khawatir sekali."
"Tante nggak usah khawatir. Aku akan cari Karin. Kalau Karin sudah ketemu, nanti saya antar dia pulang."
"Ya sudah, nak Kelvin. Makasih ya."
"Ya, tante. Ini sudah menjadi tugas saya menjaga Karin."
Tut...tut....tut....
Telpon terputus. Tanpa berpikir panjang, Kelvin berlari keluar kamarnya. Manuruni tangga dan keluar dari pintu rumahnya.
"Kelvin, kamu mau kemana?" Tanya mama Kelvin.
"Kelvin ada urusan penting, sebentar." Jawab Kelvin sambil melaju dengan sepeda motornya.
............
Sudah berjam-jam Karin duduk di bangku taman. Entah mengapa, dia sangat ingin sendiri. Hari paling menjengkelkan dan membosankan. Jika dia bisa mengatur waktu, maka dia akan menghapus waktu-waktu menyakitkan hari ini.
Karin mendongakkan kepala. Langit jingga yang sejenak membuat hatinya tenang.
Tiba-tiba seseorang menyentuh pundaknya dari arah belakang. Karin membalikkan badan. Dia terkejut dan berdiri.
"Ngapain kamu kesini?"
"Ayo pulang!" Ucap Kelvin sambil menggandeng tangan Karin.
"Lepasin aku!!"
Karin menyemparkan tangan Kelvin dari tangannya.
"Kamu harus pulang sekarang. Mama kamu sudah lama menunggu!"
"Mama nggak pernah peduli sama aku karena mama nggak pernah tau apa yang aku mau!!!"
Sejenak suasana hening. Mereka saling bertatap-tatapan tajam.
"Bisa nggak sih kamu nggak nyusahin orang lain!"
"Peduli apa kamu sama aku!"
"Aku peduli, karena aku sayang kamu."
Deg.
Karin mulai tersentuh dengan kata-kata Kelvin. Tapi hatinya selalu berkata untuk pergi.Karin membalikkan badan lalu berjalan hendak menjauh, namun Kelvin memegang tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Takdir
Teen Fiction"Ternyata ini rasanya patah hati, sakit namun tak berdarah." Ucap Karin sambil bersender dibahu Kelvin. Mungkin kamu baru pertama kali patah hati, namun patah hatiku melebihi usiaku di dunia ini. Batin Kelvin. Kelvin dan Karin, adalah dua sahabat ke...