Satu (1)

196 14 0
                                        

Siang yang tetap sama di Jakarta, panas dan padat. Sudah satu jam wanita berambut sebahu itu duduk di ujung cafe. Menunggu seseorang yang dia sayangi. Siapa lagi kalau bukan Ryan, kekasihnya. Sudah 15 telepon tidak diangkat oleh Ryan. Saat ingin menelpon Ryan yang ke sekian kalinya. Tiba-tiba seseorang menggebrak meja yang Karin tempati.

"Kita putus!!" Ucap orang tersebut.

Karin terkejut lalu mendongangkan kepalanya. Ternyata Ryan. Karin berdiri dan tak mengerti apa yang Ryan katakan, "Kamu ngomong apa sih sayang?"

"Ya, aku mau putus. Aku sudah tidak kuat dengan hubungan ini!" Ucap Ryan dengan wajah memerah.

"Tapi mengapa?"

"Kamu terlalu posesiv, dan itu membuatku tidak nyaman."

Mendengar alasan Ryan, Karin tersenyum sinis.

"Terlalu posesiv? Siapa? Aku hanya khawatir, wajar dong karena aku cewek kamu!" Ucap Karin tak terima dikatakan terlalu posesiv.

Ryan menggebrak meja sekali lagi, "Mulai hari ini, kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi!!" Katanya sebelum dia pergi dari cafe itu.

"Ryan, tunguu!!" Teriak Karin. Tetapi Ryan tak menggubris.

Karin merogoh tasnya dan mengambil uang, lalu meletakkannya diatas meja. Matanya sudah berkaca-kaca. Buih-buih air perlahan keluar dari kedua matanya. Dia berjalan keluar dengan mata yang basah kuyub.

Karin lalu mengeluarkan telepon genggamnya dari saku celananya.

"Halo, Kelvin." Ucapnya dengan suara parau.

"Halo, Rin. Ada apa?" Balas Kelvin dari ujung telpon.

"Kita ketemuan di taman biasa, sekarang juga."

Tut..tut...tut..

Tanpa menunggu jawaban dari Kelvin. Karin memutuskan panggilan.

Siang ini menjadi siang paling berkesan untuk Karin, karena untuk pertama kalinya hatinya begitu rapuh. Hatinya seperti teriris begitu saja. Orang yang dia sangat sayangi meninggalkannya begitu saja. Itu toh karena dia tidak bisa menerima Karin yang apa adanya.
...............

Cinta dan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang