Kelvin melirik ke arah jam tangannya. Jam menunjukan pukul 2 siang. Sudah satu jam dia duduk di kantin.
Tiba-tiba seseorang datang, "Lho mbaknya yang disini tadi kok berubah jadi laki-kali yo.."
Kelvin membalikkan badan. Ternyata perempuan berkucir dua dan berkacamata tadi. Dia mengerutkan dahi, "Oh Karin?" Ucap Kelvin.
"Ealah, bukan mbaknya yang rambutnya sebahu itu lho." Jawab perempuan berkucir dua dengan suara yang -medok-.
"Iya..dia namanya Karin."
Perempuan itu duduk disebelah Kelvin, "Oalah mbak Karin to namanya."
Kelvin menganggukkan kepala , lalu mengulurkan tangannya hendak ingin berkenalan dengan perempuan unik ini, "Aku Kelvin."
"Saya Ayu. Saya asli jogja."
"Kamu mahasiswa baru ya?"
"Hehe, iya."
"Pantesan aja, aku baru pertama kali lihat kamu."
Ayu tersenyum malu, "Kenapa mas? Penampilan saya aneh ya?"
"Oh enggak kok. Unik aja, jaman sekarang masih ada yang kucir dua pakai kacamata lagi."
"Emang kalau di Jakarta nggak boleh ya?"
"Bukannya nggak boleh, kan itu hak kamu. Tapi biasanya cewek-cewek jaman sekarang pasti rambutnya dibentuk-bentuk, disemir terus pakaiannya ketat-ketat."
"Oalah. Mereka kan orang kota, lha saya kan wong deso. Jadi nggak pantes saya kalau kayak gituan."
Kelvin tertawa saat mendengar gaya bicara Ayu yang khas sekali.
"Ya udah, Yu. Aku duluan ya.""Oh, iya mas Kelvin. Hati-hati."
Kelvin berjalan menuju tempat parkir kampus. Dia masih merasa geli saat mengingat tentang Ayu. Kepolosannya dan gaya bicaranya membuat dia tertawa geli saat mengingatnya.
Saat ia ingin menaiki sepeda motornya, tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang.
"Kelvin, aku kangen sama kamu."
Kelvin menghela napas, dia sudah hafal sekali. Siapa lagi kalau bukan Putri. Kelvin lalu melepaskan pelukan Putri karena merasa geli.
"Putri, plis deh nggak usah lebay."
"Tapi kan aku kangen sama kamu. Oh ya makan siang bareng yuk." Ucap Putri manja sambil menggandeng tangan Kelvin. Tetapi Kelvin melepaskan genggaman Putri.
"Kalau hari ini aku nggak bisa." Ucap Kelvin ketus.
"Yahh, terus kapan dong? Nanti malem?"
"Enggak aku nggak bisa, besok aja." Ucap Kelvin terpaksa karena sudah tidak tahan dengan kecentilan Putri.
"Oke, besok habis kelas aku samperin kamu. Daaa.." balas Putri kemudian berlalu pergi.
Kelvin menggelengkan kepalanya.
Makanannya apa tu orang. Batinnya.
Dia lalu melaju dengan sepeda motornya.
............
Karin membanting tubuhnya di atas kasur. Lalu mengambil ponselnya. Tak beberapa lama, seseorang mengetuk pintu kamar Karin.
Tok...tok...tok...
"Karin buka pintunya, ini Mama."
Dengan malas, Karin bangkit lalu membuka pintu kamarnya.
"Ada apa sih, Ma?" Tanya Karin sambil bersender di pintu sambil asik memainkan ponselnya.
"Teman mama datang."
"Terus?"
"Dia mau melihat kamu. Siapa tahu, kamu cocok dengan anaknya. Anaknya ganteng banget lho."
Mata Karin melotot, "Cocok? Sama anaknya?"
Mama Karin mengangguk pasti.
"Plis deh, Ma. Sekarang itu, udah nggak jaman namanya jodoh jodohan."
"Ini bukan perjodohan, Karin. Udah, sekarang kamu siap-siap, terus turun ke bawah." Jawab mama Karin lalu kembali menuju ruang tamu.
"Mama ini ada-ada aja deh." Ucap Karin kesal.
2 menit
3 menit
5 menitKarin telah siap dengan celana jeans putih dan kaos hitam polos. Sederhana, tapi tetap terlihat cantik. Dia menyusuri satu per satu anak tangga.
"Eh, Karin. Cepet kesini." Ucap mama Karin.
Karin duduk disebelah mamanya.
"Kok kamu pake pakaian kayak gini? Yang rapi dikit gitu." Bisik mama Karin.
"Udahlah, Ma. Kayak mau ketemu presiden aja, pake rapi-rapi segala." Jawab Karin.
"Oh ini ya, jeng. Cantik ya, kayak mamanya." Ucap wanita 35 tahunan yang duduk berhadapan dengan mereka.
"Jeng, ini Karin. Karin ini tante Wulan, yang mama ceritain ke kamu. Yang punya anak ganteng itu lho."
Karin tersenyum manis, "Halo, Tante."
"Iya, Karin. Kebetulan anak saya lagi dikamar mandi."
"Oh iya."
"Lha itu orangnya."
Karin membalikkan badan. Dia melihat seorang laki-laki yang berjalan menuju ruang tamu. Dia mengerutkan dahinya. Seperti ada yang ganjal, wajah laki-laki tersebut tak asing lagi untuk Karin.
Kayaknya, aku pernah ketemu sama dia deh. Tapi dimana ya? Gumam Karin dalam hati.
"Bryan, sini nak." Ucap Wulan. "Karin ini Bryan, anak saya. Bryan, ini Karin, putri dari tente Devi." Lanjut Wulan.
Bryan mengerutkan dahinya, "Kamu Karin yang waktu itu nggak sengaja ketemu di toko buku kan?"
Karin mengangguk pelan, "Ohhh iya. Kamu Bryan yang itu kan."
"Lho kalian udah pada kenal?" Tanya Devi.
"Iya, Ma. Ceritanya panjang deh pokoknya." Jawab Karin.
"Ya udah duduk dulu yuk."
................Hai semua😊
Gimana part tujuhnya?
Masih seru kan?Lalu apa yang terjadi selanjutnya pada Karin dan Ryan yang tidak sengaja bertemu kembali? Akankah mereka dijodohkan?
Temukan jawabannya di part-part selanjutnya😇
Jangan lupa vote and follow ya❤
Kalian punya saran, kritik, atau tanggapan? Comment aja yuk👌

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Takdir
Teen Fiction"Ternyata ini rasanya patah hati, sakit namun tak berdarah." Ucap Karin sambil bersender dibahu Kelvin. Mungkin kamu baru pertama kali patah hati, namun patah hatiku melebihi usiaku di dunia ini. Batin Kelvin. Kelvin dan Karin, adalah dua sahabat ke...