Flashback

509 26 0
                                    

Ranz terbangun karena sinar matahari yang masuk ke matanya.

"Jam berapa ini?" Ranz menatap ke jam di layar handphonenya.

"Niana! Niana, bangun!" Ranz langsung berlari kecil ke kamar adiknya dan membangunkannya.

"Niana, kita ada perform hari ini." ujar Ranz. Niana kalau sudah tidur memang sulit dibangunkan.

"Niana..." Ranz mengguncang pelan bahu adik kesayangannya itu.

"Ah, iya, iya. Aku bangun. Kau ini menggangu sekali, kak." Niana bangun dari kasurnya dan berjalan gontai ke kamar mandi.

Ranz menggeleng pelan melihat tingkah adiknya yang sangat malas itu. Bunyi bel kamar terdengar, Ranz langsung menuju pintu dan membukanya.

"Ah, morning sir." sapa Ranz kepada orang yang menanganinya selama di Indonesia.

"Morning, Ranz. These are the foods for you and Niana. Please be ready in two hours." ujar bapak itu dan langsung menuju lift.

"Hey, Niana. Aku bawa makanan untukmu." Niana cepat-cepat berlari keluar dari kamar mandi.

"Terima kasih, kuya!" Niana langsung mengambil tempat duduk di sebelah Ranz.

"Mommy sama daddy sudah bangun?" tanya Niana di sela-sela acara makannya.

"Hm? Aku belum melihat mereka. Habis ini kita ke kamar mereka." ujar Ranz kembali melanjutkan makannya.

Dengan cepat mereka melahap habis makanan mereka masing-masing. Setelah itu mereka langsung keluar dari kamar dan betjalan selangkah ke kamar di seberang kamar mereka.

"Hei, kalian sudah bangun ternyata. Apa kalian sudah makan?" Mommy membukakan pintu kamarnya untuk Niana dan Ranz.

"Hoamm... Aku masih sangat ngantuk!" Niana berbaring di tempat tidur dan kembali memejamkan matanya.

"Hey, dia tidur lagi?" Ranz kembali menggelengkan kepalanya melihat adiknya yang sangat pemalas itu.

"Kalian harus siap-siap. Cepat latihan!" ujar daddy yang baru muncul dari kamar mandi.

"Niana..."

"Ya, dad. Aku mengerti." Niana berdiri dari ranjangnya dan berjalan malas keluar kamar diikuti Ranz.

"Posisi, 1..2..3..!"

***
"Kau siap?" tanya Niana.

"Aku terlahir siap. Bagaimana denganmu?" tanya Ranz.

"Sedikit gugup." Ranz tertawa kecil mendengar ucapan adiknya.

"Dari dulu demam panggungmu tidak hilang, ya? Tenanglah, kau pasti bisa melakukannya." ujar Ranz memberi dukungan penuh pada Niana.

"Your turn." salah satu tim operator memberi aba-aba. Ranz dan Niana masuk ke panggung dengan semangat.

Lagu diputar dan mereka mulai menari, melakukan gerakan yang beberapa hari lalu terus mereka latih.

Mata Ranz terpaku pada seorang gadis yang terlihat semangat meneriakkan nama adiknya. Senyumnya manis dan tawanya bisa mencairkan suasana hati.

Sialnya, Ranz kehilangan beberapa ketukan, tetapi ia langsung menguasai sisanya.

Fokus, Ranz.

Selesai menari, mereka berdua langsung menuju backstage.

"Kau kehilangan beberapa ketuk tadi. Kenapa?" tanya Niana yang menyadari keganjalan pada kakaknya.

"Hm? Sepertinya aku kurang fokus. Maaf." ujar Ranz menyesal.

"Tak apa, kuya. Semua orang melakukan kesalahan." ujar Niana menepuk pelan pundak Ranz.

Kuya...Ily! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang