10 - That's All

315 27 0
                                    

Sepulang sekolah, Vita langsung membawa Ranz ke rumahnya. Mereka berencana untuk menonton bersama di tempat Vita dengan ditemani popcorn buatan mereka berdua.

Vita membiarkan Ranz memilih salah satu film yang akan mereka tonton. Ranz memutuskan untuk menonton Fast and Furious 8.

Mereka berdua beralih ke dapur dan mengeluarkan bahan-bahan untuk memasak popocorn.

Vita kebagian tugas memasak popcorn dan Ranz membuat caramel. Mereka bekerja sama sesekali diselingi canda tawa.

Tidak buruk juga hasilnya. Mereka berdua berjalan ke ruang tamu dan mulai menonton.
Ranz merangkul pundak Vita, namun Vita tak mengambil pusing hal itu.

"Vita! Vita! Vita! Cia cantik di sini bersama dayang-dayangnya!"

"Apa sih, najis! Cia cantik. Masa kita dayang-dayang loe?"

"Yee, suka-suka gue. Yang ngomong gue, mulut gue."

"Woi, Vit! Ada di rumah gak, sih, dia?"

Vita membulatkan matanya mendengar nama teman-temannya itu. Ranz dan Vita cepat-cepat berdiri dari sofa dan sibuk sendiri.

"Go hide!" Ranz mengangguk dan memilih bersembunyi di kamar Vita.

Vita cepat-cepat berlari ke arah pintu dan membukakan pintu untuk teman-temannya.

"Hai! Kok, kalian di sini? Emang kita janjian?" tanya Vita berusaha menyembunyikan kegugupan di suaranya.

"Yah, sama temen sendiri juga harus janjian." ujar Angel memasang wajah memelas. Vita hanya tertawa kikuk.

"Ga ditawarin masuk, nih?" Jerry tiba-tiba mengangkat suara dan langsung masuk ke dalam rumah tanpa mempedulikan tuan rumahnya.

"Weh, Vit, loe buat popcorn? Gila! Bagi, ya." Sheryl langsung memakan popcorn caramel buatan Ranz dan Vita.

"Sepi banget, sih, rumah loe. Loe gak ngerasa kesepian apa?" tanya Cia.

"Kesepian lah." Vita menjawab enteng.

"Terus kalo loe kesepian, biasanya ngapain?" tanya Nana penasaran.

"Ngapain, ya? Biasa, sih gue gigit bantal sampe hancur, ato gak mukul tembok. Gue juga sering, tuh matahin sayap burung yang lewat. Atau nggak, gue mutilasi boneka gitu." jawab Vita santai.

Teman-temannya menatap Vita tak percaya dan meneguk ludah mereka sendiri. Satu per satu dari mereka pun mulai melahap popcorn caramel buatan Ranz dan Vita.

"Kayak itu makanan. Gue patahin sayap burung pas dia lagi panggilan alam. Gue ambil aja ampasnya, gue cairin, gue kasih gula. Mayan, kan, rasanya?"

Cia dan Sheryl langsung berlagak muntah dan berjalan ke arah belakang diikuti lainnya.

"Woi! Canda doang, kali." Vita tertawa terbahak-bahak sendiri. Vita teringat akan Ranz, dengan cepat Vita berdiri dari duduknya dan berlari ke lantai atas dan langsung menuju kamarnya.

Ranz terlihat tertidur pulas di ranjang Vita dengan sebuah pigura di pelukannya. Vita berjalan mendekat dan merapikan posisi tidur Ranz.

Pigura itu... Foto Vita saat kecil dulu. Ketika ia masih chubby dengan dress tanpa lengan yang terlihat manis saat dipakainya.

Vita tersenyum kecil. Tangannya bergerak mengambil selimut dan mulai menyelimuti Ranz.

Vita berniat mengambil pigura itu dan menaruhnya di atas kabinet di sebelah ranjangnya, namun dekapan Ranz lebih erat, jadi Vita membiarkannya.

Wajah Ranz saat tertidur itu sangat imut. Vita menyempatkan diri mengambil foto Ranz saat tertidur pulas. Vita berjalan mendekati Ranz dan mengelus rambutnya pelan.

"Kayak mimpi gak, sih? Bisa sedekat ini sama bias? Bisa-"

"Vit! Loe di mana?"

Vita langsung berdiri dan berjalan keluar dari kamarnya. Vita berlari pelan menuruni tangga dan menuju ke ruang tamu.

"Kemana loe?" tanya Anto.

"Ke kamar tadi." Vita langsung duduk di sofa.

"Weh, Vit! Kita-kita perginya gimana, nih? Naik mobilnya bareng, kuy." Vita langsung mengernyitkan keningnya kebingungan.

"Maksud?"

"Ya, kan, kita ke Bandung tuh, Jumat ini-"

"Hah? Kita? Bentar... Ga ngerti gue." Vita menegakkan tubuhnya dan menatap serius ke arah Angel.

"Loe masa gak tau. Kan, bonyok loe ngajakin kita-kita hangout di villa loe. Yang di bandung itu." ujar Angel membuat Vita semakin bingung.

"Yakin, loe? Kok gue gak tau." ujar Vita.

"Ya, iya lah. Paling bonyok loe alasannya mau kasih surprise ke loe." jawab Nana.

"Kita bareng, yok perginya. Jadi tiga mobil gitu. Serombongan." ujar Cia memberi usul.

"Boleh, tuh." ujar Sheryl menyetujui.

"Gimana, Vit?" Anto meminta persetujuan Vita. Vita hanya mengangguk mengiyakan.

"Jadi tiga mobil. Bonyok loe dua orang, trs supir dua orang. Kita bersepuluh, tuh kan. Bagi tiga berarti tiga, ada yang empat. Vita, Sheryl, sama--Ranz!"

"Ranz mana ada? Ngarep loe!" ujar Abel memotong perkataan Rita. Vita menghadap ke belakang dan menemukan Ranz berjalan kecil menuruni tangga dengan gontai.

"Buset! Gila! Weh, kok ada Ranz?!"

Mata teman-teman Vita langsung tertuju pada Vita, membuat Vita sedikit risih.

Ranz berjalan dan duduk di sebelah Vita, mengistirahatkan kepalanya di pundak Vita.

"OMG! Vit, kok loe gak kasih tau kita?" ujar Abel histeris.

"Kasih tau apa?" tanya Vita tak mengerti.

"Loe berdua ada hubungan apa?" tanya Rita penasaran.

"Apa, ya? Gatau, deh. Tanya Ranz sana." ujar Vita enteng.

"Hey, Ranz! What's going on between you and Vita?" tanya Anto.

"Hm? Ask Vita." ujar Ranz melempar pertanyaan ke Vita.

"Why me? They're asking you." ujar Vita tak berniat menjawab.

"I want to know, what do you think is going on between us?" tanya Ranz kepada Vita.

"You're my kuya." jawab Vita cepat.

"Oh, really? Just that?" Ranz mulai memainkan alisnya.

"Erm... Oh, I think I forgot to turn off the stove." Vita langsung berjalan ke arah dapur dengan langkah cepat.

"So, what's your relationship?" tanya David penasaran.

"Hmm..." Ranz tampak berpikir sesaat. Benar-benar berpikir.

"I just fall in love with her and that's all."

Kuya...Ily! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang