5 - A Day Before Goodbye

342 27 1
                                    

Vita bangun pagi kali ini dan bersiap ke sekolah. Kemarin ia baru sampai rumah jam sebelas karena jalanan Jakarta yang selalu macet.

Vita mengambil tas sekolahnya dan menggunakan seragamnya.

Kemeja putih dengan blazer biru gelap, dasi biru muda, dan rok coklat muda. Rambutnya ia ikat kuda dan langsung menggunakan kaus kaki putih panjang.

Vita membuat sarapan sendiri. Hanya roti dan selai kacang kesukaannya. Vita langsung mengambil sepatu sekolahnya dan memakainya di ruang tamu. Tak lupa ponsel, power bank, dan earphone yang selalu menemaninya.

Sekolah Vita memang memperbolehkan pembawaan ponsel, tapi ponsel hanya boleh dimainkan selesai sekolah.

Kebetulan Vita ada ekskul, jadi hari ini ia membawa ponselnya. Kedua orangtuanya sudah berangkat kerja duluan. Vita biasanya jalan kaki ke sekolahnya yang tak terlalu jauh itu. Dua mobil dan dua supirnya tentu mengantar kedua orangtuanya.

Vita menggunakan earphonenya dan menyetel lagu Good Life yang dinyanyikan oleh G-Eazy dan Kehlani.

"Hey, sissy! Are you going to school?"

Vita sempat terkejut dengan Niana yang tiba-tiba memanggilnya.

"Yeah, gosh! You suprised me!" Niana hanya tertawa kecil menanggapi Vita.

"Come in. We'll give you a ride." ujar Niana.

"Nah, thanks. I can walk." ujar Vita menolak halus.

"Just get in!" Vita mengangguk pasrah dan mengikuti kemauan Niana.

"Hey!" Vita menyapa Ranz yang duduk di dalam mobil. Ranz membalas sapaannya dengan senyuman kecil.

"Masih sekolah lama, kan, non?" tanya Pak Yan yang dijawab anggukan oleh Vita.

"Are you free after school?" tanya Niana.

"Sorry, but my school is done on five o'clock." jawab Vita.

"Oh, ok. I just about to ask you out." ujar Niana.

"Come to my house. Let's have dinner together at mine. You can bring your parents also." usul Vita.

"Really? That's fantastic! Let me pick you after school." ujar Niana semangat.

"It's OK. I can go home on my own." ujar Vita kembali menolak. Ia sudah sampai di sekolahnya. Ia berpamitan terlebih dahulu pada Ranz dan Niana dan mengucapkan terima kasih pada Pak Yan.

Vita berjalan ke arah kelasnya dengan kedua tangan di saku blazernya. Ia sekelas dengan Jerry dan Nana. Langsung saja ia memilih duduk di sebelah Nana dan di depan Jerry.

"Helau! Bagaimana kabar kalian?" tanya Vita seraya merangkul kedua temannya itu.

"Ngantuk..." jawab mereka serempak.

"Gila, muka ileran semua." ujar Vita seraya tertawa kecil.

"Muka loe kayak gini tau tiap bangun pagi." ujar Nana kesal.

"Masa?"

"Iyalah."

"Bodo. Ahaha!"

Nana kembali menidurkan kepalanya di meja.

"Btw, Vit, kemaren gue dapet foto orang mirip kayak loe, loh." ujar Jerry.

"Wah, maksudnya ngatain muka gue pasaran, nih?" tanya Vita dengan tatapan sinis.

"Nggak." Jerry menunjukkan sebuah foto di galeri ponselnya. Vita memperhatikan foto itu dengan seksama.

"Mirip gue, ya? Tapi emang siapa yang mau rangkul-rangkul gue gitu?" tanya Vita dengan polosnya.

"Bodo, ah. Pantes jomblo." Jerry mematikan layar ponselnya dan kembali menidurkan kepalanya ke meja.

"Jer, liat fotonya." ujar Nana yang penasaran. Jerry menyerahkan ponselnya tanpa mendongakkan kepala.

"Passwordnya gaada." ujar Jerry yang membuat Nana kebingungan.

"Gaada dari hongkong. Ini disuruh masukin password kok." ujar Nana polos.

"Ogeb, siniin, lah." Vita mengambil alih ponsel Jerry dan mengetikkan passwordnya.

"Tumben gak lola, Vit." ujar Jerry yang langsung mendapat ketokan hangat di kepalanya.

"Weh, gila, Vit! Perkembangan loe pesat juga, ya." ujar Nana menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Apaan, sih?" Vita kembali ke mode lola nya.

"Capek ngomong sama loe mah. Jer, matiin nih hape loe. Ntar disita." Nana mengembalikan ponsel Jerry. Satu per satu murid memenuhi kelas.

Bel mulai pelajaran berbunyi. Semua murid duduk tegap dan hening. Mencerna semua pelajaran yang dijelaskan guru-guru itu.

Jam istirahat seperti biasa, Vita dan yang lainnya akan berkumpul di kantin.

"Weh, tadi pagi guea ngajak Ranz sama Niana makan malem di rumah gue. Mau ikut, gak?" tanya Vita kepada teman-temannya.

"Gue udah dimarahin emak gue kemaren pulang malem banget." ujar David.

"Sama." Semuanya ternyata mengalami kejadian sama.

"Bah, yaudah, deh."
***
Pulang sekolah, Vita masih ada ekskul dance. Ia mengganti seragamnya dengan kaus abu-abu dan celana jersey hitam.

Ia mengambil ekskul sama dengan Angel. Mereka berdua sudah siap di tempat. Seperti biasa, mereka akan berlatih dulu berdua sebelum waktu ekskul mulai.

Lagu Don't Let Me Down yang dipopulerkan oleh Daya dan The Chainsmokers itu dimainkan. Vita dan Angel menari dengan ekspresif.

Pas sekali dengan selesainya mereka menari, jam ekskul sudah mulai. Ekskul hari ini sangat melelahkan karena mengharuskan mereka battle dance.

Vita terduduk di lantai ruangan seraya meneguk air putihnya.

Sebuah notif lain masuk ke ponselnya.

Please go out from ur school, sis. We're waiting outside.

Vita dengan cepat mengambil tas dan segera turun ke lantai bawah. Ia dapat melihat gerbang sekolah yang ramai sekali.

Vita berusaha membelah kerumunan dan akhirnya berhasil.

"I-i'm done. Let's go home." Vita langsung menarik Niana dan Ranz ke dalam mobil. Ia tidak mau jadi perbincangan hangat keesokan harinya di sekolah.

"Where's your parents?" tanya Vita.

"They'll come later." jawab Niana. Vita hanya membalasnya dengan ber-o ria.

Mereka sampai di rumah Vita. Vita mempersilahkan mereka masuk dan membiarkan mereka menunggu sebentar di ruang tamu.

Vita mandi terlebih dahulu dan mengganti bajunya dengan pakaian lebih santai.

Mereka berbincang sebentar sampai orangtua Vita pulang ke rumah. Mereka cepat akrab. Buktinya Papa terus menerus mengajak Ranz mengobrol.

Mama memasak di dapur dibantu Niana dan Vita. Tak lama kemudian, orang tua Ranz Dan Niana pun datang.

Ternyata orang tua Ranz dan Niana adalah rekan kerja Papa dan Mama. Mereka seperti sudah mengenal lama sekali.

"So, you're going back tomorrow?" tanya Papa kepada Nino.

"Yeah. Next time you should come to Phillipine."
***
"Bye, sissy."

"Hey, what time will you go to the airport?" tanya Vita penasaran. Ia ingin sekali mengantar kepulangan Niana.

"After lunch. I really hope you can come to the airport." ujar Niana penuh harap.

"I'll try my best." jawab Vita.

"I'm sorry I can't. Tomorrow I'll be on Bandung." ujar Papa.

"It's Ok. So, see you next time?"

"Ya. See you another time." Papa dan Nino berpelukan, begitu juga mama dan Elcid.

Ranz tengah berpikir apa yang akan ia berikan pada Vita sebagai kenang-kenangan. Ia tentunya tak mau besok hanyalah sebatas perpisahan.

Kuya...Ily! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang