Acariba baaack... akhirnya malam ini eke kembali aplot cerita somplak ini. jujur, eke kayak mengulang nulis kawin kontrak. feel yang kerasa 11-12 waktu nulis KK. wakakakakakaka.... semoga kalian suka sama cerita somplak bin geje ini yaw.
sekali lagi sih mau mengingatkan. PLISS OLMAIPREEENNN VOOOTE SAMA KOMENNYAAAA....
karena cuma vote dan komen olmaipren sekalian yang bisa bikin eke semakin semangat. LOPH YUUU OLLMAAAIIIIIPREEEENNNN.....
BAB 3
Meta
Ini benar-benar ide yang sangat buruk untuk membawa serta Marmar ketika aku harus bertemu dengan Lukas. Kucing setan ini menggeram dan juga mengeong keras saat aku meletakkannya ke dalam kandang. Sialnya lagi, aku harus bertemu dengan Lukas di sebuah hotel yang cukup ternama. Saat aku memintanya, bahkan memohon kepadanya untuk bertemu di rumahku di telepon, dia menyatakan keberatannya karena harus menemani Bos-nya untuk rapat di hotel ini.
“Tapi apa hotel memperbolehkan membawa kucing? Sementara kamu harus lihat kucing ini kan? Buat apa tadi?”
“Menentukan ukuran,” jawab Lukas di telepon.
“Iya itu!”
“Masukkan saja ke dalam kandang yang Nona Diva berikan, nanti biar saya yang mengatur kebijakan hotel. Anda tenang saja, hotel itu salah satu jaringan perusahaan. Cukup sebutkan anda tamu saya, maka resepsionis akan mengantarkan anda.”
Dan di sinilah aku. Menghadapi tatapan sinis si resepsionis cantik dengan senyum penuh kepalsuannya. Sesekali sudut matanya melirik ke arah kandang yang kubawa dan bersiap melarangku dengan semua aturan hotel.
“Saya tamu Pak Lukas!” ujarku cepat sebelum resepsionis itu mulai melarangku membawa hewan ke dalam hotel.
Dia kembali tersenyum kemudian memintaku menunggu sementara dia mulai menelpon seseorang. Aku melihat antrian di belakangku, seorang nenek yang sepertinya wajahnya sudah cukup kelelahan untuk berdiri lebih lama. Sementara itu resepsionis lain dengan rambut berwarna tembaga sibuk melayani tamu di sebelahku yang terlihat seperti pasangan muda. Aku melirik ke arah mereka dan menemukan wajah tampan dan juga cantik, kemudian mengutuk betapa adilnya dunia. Bagaimana nasib wanita berwajah biasa-biasa saja sepertiku ketika semua pria tampan dimiliki oleh para wanita cantik? (kemudian teringat kalau aku juga sering menyumpahi wanita dengan wajah biasa saja, tapi bisa menggaet pria tampan lahir batin di sampingnya. Terimakasih hati busuk!)
Si wanita terlihat menggelayut mesra si pria tampan dan merasa di dunia ini hanya ada mereka. Membuatku merasa sangat iri dan berusaha mencari-cari cincin kawin di jari mereka, tapi tidak kutemukan sama sekali. Apa mungkin mereka menyimpan cincin kawinnya di dalam dompet? Sudut mataku berusaha terus mencari-cari dan berharap mereka tidak menyadari kelakuan gilaku sama sekali. Tidak beberapa lama semua pikiran itu terputus ketika resepsionis yang melayaniku memanggil namaku.
“Nona Meta, Pak Lukas sudah menunggu anda di lobi aula kami, di lantai 4. Mari saya antar,” ujar resepsionis cantik itu.
Aku melirik ke arah nenek di belakangku dan melihat raut kecewa di wajahnya. Sepertinya dia benar-benar kelelahan dan butuh untuk duduk segera. Itu membuatku segera menolak tawaran resepsionis cantik itu, dan mengedik memberi tanda agar nenek itu bisa menggantikan antrianku, “Nggak perlu, saya pergi sendiri saja. Bisa minta tolong denah hotel ini?”
“Benarkah? Teman saya bisa mengantar anda kalau perlu,” tawar resepsionis itu lagi, tapi ku jawab dengan gelengan. Resepsionis cantik itu terlihat sedikit lega kemudian memanggil temannya yang tadinya melayani pasangan muda di sebelahku. Sepertinya pasangan muda itu sudah beranjak pergi sehingga dia sekarang terlihat bebas, “Bisa minta tolong ambilkan denah hotel, Nin?”

KAMU SEDANG MEMBACA
Cat Meet Vet
RomanceDi dunia ini ada dua hal yang paling di sukai Meta, merajut dan juga Pria tampan. Dan ada dua hal yang paling dibencinya, playboy dan perusak rajutannya. Sayangnya, Meta harus bertemu dengan hal-hal semacam itu. Pertama, dia harus merawat kucing mil...