oke, sebenernya hari ini bukan hari untuk apdeeiiittt... tapi apdeit hari ini eke persembahkan untuk seorang Mommy yang lil beautifull princess K lagi sakit. cepet sembuh ya cantik. doa tante cantik nan cetar membahana sama dora buat kamu sayang. mohon doa juga ya dari OLMAIPREN buat lil beautifull princess K.
Oiya, eke bakalan ngadakan game lagi! wekekekekekekekekke...ada 2 syarat
1. minimal tercapai 400 vote untuk tiap bab mulai dari bab 1-bab 7 ini wekekekekekekkekekek
2. ceritain kesan kalian soal cerita ini di wall kalian di facebook+link CMV dan drop link wall kalian di kotak komen yaw! minimal 50 droplink di kolom komen (kalau lebih, eke bakalan bersyukur banget wakakakakakakakakakakakakk)kalau dua game itu terpenuhi, eke bakalan aplot bab 8 tanpa nunggu hari senin! wakakakakkakakakakakakakakakakakakakak...
Jadi jangan lupa VOTE +KOMEN KALIAAAAANNN OLMAIPREEEENNNN.... LOP YUUUUU OOOOLLLLL
BAB 7
Meta
Asap dari cangkir ini masih terlihat dan menyebarkan bau teh yang sangat wangi. Seharusnya itu akan menjadi aroma relaksasi yang baik, tapi sayangnya aku masih terlalu tegang akan semua yang baru saja terjadi. Aku baru saja dipeluk! Dipeluk seorang pria termesum (dan tertampan) yang pernah kutemui. Sekali lagi aku menunduk dan menyumpahi baru saja menyisipkan kata tampan di pikiranku. Hatiku masih berdebar keras, dan seperti terkena phantom pain, punggungku berdesir di bagian yang di peluk tangannya yang kuat. Kemudian rasa dari kejantanan pria itu di lututku. Terasa begitu keras dan seakan ingin melesak keluar.
Ini godaan terbesar bagi keperawananku! Sekali lagi dia menunjukkan hal itu di hadapanku, maka aku akan menendangnya lebih keras lagi dari sebelumnya. Aku mengelus pelan lututku yang baru saja berhasil menyelamatkanku dari apa yang baru saja terjadi. Sebaiknya aku berpikir untuk mencari dokter hewan lain setelah ini.
“Jadi kamu pelihara kucing juga, Meta?”
Aku menoleh cepat dan melihat dokter Lita yang berjalan ke arahku dari dalam ruang praktek klinik hewan ini. Ini adalah kesialanku selanjutnya, dokter Lita. Seorang pemilik rumah sakit bersalin tempatku bekerja, dosen pembimbingku, dan ibu dari si mesum di dalam ruang praktek itu. Semoga pekerjaan dan juga nilaiku tidak terpengaruh setelah aku menendang anaknya tadi.
“Itu…itu kucing Diva, Bu. Saya hanya merawat sementara.”
Dokter Lita terkekeh kemudian meminum teh yang ada di gelasnya sendiri. “Saya kira itu kucingmu. Jadi, bagaimana?”
Aku mengerling kebingungan, “Bagaimana apanya, Bu?”
“Bagaimana si Ega, anak ibu! Ganteng? Baik? Menurutmu bagaimana?”
Aku tidak bisa menebak kemana arah pembicaraan ini kemudian hanya tersenyum sebagai jawabannya.
“Jangan mulai lagi, Bu!” tiba-tiba suara Ega muncul ketika dia keluar dari ruang prakteknya. Marmar terlihat tenang dalam gendongannya, mendengkur sembari terpejam. “Nih, buku vaksinnya. Ini juga tagihannya, untuk biaya pengobatan penisku!”
“Astaga, Ega!” teriak bu Lita ketika mendengar kata-kata itu muncul dari mulut anaknya yang tampan (bisakah aku berhenti memikirkan kata tampan itu?)
“Bercanda, Bu! Ibu serius amat! Soal tagihan juga hanya bercanda. Diva sudah mengisi rekeningku untuk biaya pengobatan kucing ini.” jawabnya sembari tersenyum, kemudian mengedip cepat ke arahku. Membuatku harus menahan tanganku supaya tidak menyiramkan teh di dalam gelasku ke mukanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cat Meet Vet
RomanceDi dunia ini ada dua hal yang paling di sukai Meta, merajut dan juga Pria tampan. Dan ada dua hal yang paling dibencinya, playboy dan perusak rajutannya. Sayangnya, Meta harus bertemu dengan hal-hal semacam itu. Pertama, dia harus merawat kucing mil...