Tema : Halte Bus (keyword : makan) #2

26 4 0
                                    

Aku berlari.
Kekuatan yang tersisa kugunakan untuk berlari menuju halte bus. Keringat di pagi hari tak kuhiraukan, begitu juga tato di tangan ku yang mulai bersinar. Sesampainya di halte, kututup lenganku dengan hoodie. Kukeluarkan roti yang telah kusiapkan untuk dimakan. Aku belum sarapan.
Baru saja aku akan memakannya, sosok itu berada di depanku. Sosok yang bereinkarnasi karena keseimbangan kekuatanku. Ia, sosok yang membawaku ke kota ini.
Sosok itu yang akan memulai segalanya dari awal.

#oneparagraphchallange
Tema : halte
Keyword : makan
By : mijoo

×××

Salah gak sih kalau kita baik ? Aku baik sama orang dimanfaatin, aku cuek sama orang dijauhi. aku mncoba jadi diri sendiri seperti yang aku mau mereka tersakiti terus aku berusaha jadi yang mereka mau aku yang tersakiti. Terus aku harus gimana ? Semua serba salah. Aku tidak butuh pengakuan cuma butuh dihargai saja kok. Tapi kayaknya susah untuk dihargai itu. Aku hargai mereka, mereka tidak ngehargai aku. Aku tidak nuntut buat dihargai tapi bisakah mreka menganggapku ?
Sampai aku pernah bepikir untuk berbuat jahat  ke mereka, Astagfirullah. Aku segera menepis pikiran itu. aku cuekin saja kali ya. Pura-pura tidak peduli padahal aku orangnya gak bisa gitu. Aku yang banyak tidak enakan sama teman-teman apa lagi orang lain. Tapi kalau mereka minta tolong aku tidak enak menolak makanya aku sering dimanfaatin... hmm aku berada di tengah pusaran kebingungan yang tak berkesudahan ini, aku berusaha intropeksi diri tapi tidak pernah berhasil. Apa caraku salahkah ? Aku bener-bener bingung. Atau aku tidak usah punya temen saja kali... hmm aku selalu makan hati meliat kelakuan mereka. Tatapanku nanar menatap jalanan yang penuh dengan benda-benda beroda empat dan dua yang berlalu lalang kesetanan seperti dikejar waktu... ckckck di bawah ruang tunggu yang beratap lebih kecil daripada stasiun itu. Entah sejak kapan tempat ini disebut halte. Aku duduk termenung. Telolet, telolet, telolet... suara klakson itu mengagetkanku. Ternyata busnya sudah datang untuk membawaku pergi dari pertanyaan yang menari-nari diotakku dan dari kepenatan pekerjaan yg menguras tenaga, waktu dan pikiran ini.

#oneparagraphchallenge
#halte-makan
~noeradjira~

×××

#1paragraphchallenge

"Mau ke mana, Bu?" tanyaku sembari mendudukkan diri di sampingnya. Secarik sobekan kertas yang sekilas terlihat di genggamannya tidak begitu menarik perhatianku.
"Ah, tidak. Hanya menunggu suamiku. Katanya, ia akan kembali dari luar kota saat ulang tahun pernikahan kami tanggal 9 Agustus." sahut wanita paruh baya itu lirih.
"Hm ... 9 Agustus? Hari ini, ya." gumamku. "Kalau boleh tahu, suami Ibu pergi ke mana?"
"Ke Surabaya. Ini pesawat yang ia tumpangi." jawabnya seraya memberikan secarik kertas tadi padaku.
Aku pun terhenyak saat membaca judul berita yang tertulis di sana.
"Tapi, Bu, pesawat ini ... ."
Tawa ramah wanita itu menyela kata-kataku. "Hilang bukan berarti takkan kembali bukan?"
"Sepuluh tahun lalu, aku sempat putus asa saat ia tidak pulang pada ulang tahun pernikahan kami. Namun selang beberapa waktu, aku tersadar bahwa tanggal 9 Agustus tidak hanya hari itu saja. Lalu sejak saat itu, setiap tahunnya di tanggal yang sama, aku selalu kemari. Menantinya setelah petang di halte ini seperti yang telah dijanjikannya dan aku yakin ia pasti akan kembali." lanjutnya.
Senyuman tipisku menutup perbincangan ringan kami. Aku pun mengembalikan secarik kertas tadi lalu pamit undur diri dan bergegas pulang untuk makan malam. Segala hal yang simpang siur di benakku kusimpan dalam-dalam, enggan kuterka dengan logika meski sudah dapat kutebak jawabannya. Dan sebelum langkahku mengantarku jauh darinya, helaan napas tegar terdengar dari jiwa yang lelah itu.

tema: halte
keyword: makan
-yugi-

#oneparagraphchallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang