Tema: menghadapi makhluk yang akan menghancurkan bumi (keyword: cinta) #1

22 1 0
                                    

Tarikan lubang hitam, semakin membesar. Chronos, Pengendali Waktu yang telah kami kalahkan dengan susah payah, meninggalkan hal yang merepotkan. Dia seorang diri telah memporakporandakan dunia, dengan kemampuan manipulasi waktu yang dia miliki. Kini, tenaga kami tidak ada lagi yang tersisa. Sementara lubang hitam terus membesar dan menarik semua yang ada di sekitar. 'Cinta, itulah sumber kekuatanmu,' ucapan DNA kembali terngiang. Seketika aku terhenyak melihat Inti Waktu yang kucabut dari tubuh Chronos, puluhan — bahkan ratusan — skenario berkelebat dalam otakku, dan aku sadar, hanya ada satu jalan keluar. Aku pun kembali menyalakan 'thruster' di punggungku. Tanpa memedulikan rasa sakit dari bahu kiriku yang kehilangan lengannya, teriakan rekan-rekanku, ataupun keinginan untuk tidur siang yang mendadak menyergapku, aku meluncur menuju lubang hitam, untuk menghentikannya.

#oneparagraphchallenge
Tema : menghadapi makhluk yang akan menghancurkan bumi
Keyword : Cinta
By Mathar

Badai melanda seluruh dunia, menyebabkan kerusakan di mana-mana. Sebenarnya, bencana ini karena ulah Zeus dan Poseidon. Mereka seperti makhluk penghancur bumi hanya karena masalah sepele, wanita. Ahh, apakah aku harus turun tangan lagi untuk menghentikan ulah kekanakan dua kakakku ini?? Baiklah, aku akan melakukannya. Ini hanya karena dibujuk oleh istriku tercinta—Pershephone— demi ketentraman dunia juga demi kurangnya orang mati yang berkunjung ke dunia bawah yang membuat pekerjaanku tiada henti. "Aku lelah." Hades berteriak frustasi.

#onepharagrafchallenge
*tika_mener*

Kedua mata Adrig menyipit. "Jumlah mereka tak kurang dari 100.000, cukup untuk menghancurkan seluruh dunia ini dan juga Celesta dengan kekuatan kristal neraka yang mereka miliki, dan memang itulah tujuan mereka." ujar dark elf itu tanpa menoleh, memperhatikan gerak-gerik pasukan musuh di kejauhan dari atas punggung naga hijau miliknya.
"Jika pasukan sebanyak itu sampai menggempur benteng terakhir Argalad, habislah riwayat kita." ujar Arza setengah tertawa, disambut oleh dengusan kecil pegasus yang ia tunggangi.
Adrig terdiam. Sekilas ia melirik ke arah ribuan prajurit ras manusia dan dark elf yang mereka pimpin, kemudian ia kembali menatap ke depan.
"Tidak. Argalad tak boleh jatuh. Kita harus menyerbu mereka di padang rumput Orkles, di mana segalanya akan ditentukan pada pertempuran itu."
Sejenak Arza menatap rekannya, kemudian ia tergelak. "Entah mengapa wajah konyolmu itu lebih cocok mengajari orang tentang cinta daripada mengatur strategi perang, meski itu memang tugasmu." ujarnya. "Aku tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Kuharap, aku bisa menyaksikan upacara pernikahanmu dengan Nerina, dan juga penyatuan ras elf suci dan dark elf."
Adrig mengangguk pelan, kemudian berkata setengah berbisik. "Akupun juga begitu. Kita harus memenangkan pertempuran ini. Demi Nerina ... dan demi kaum manusiamu."
"Dan juga, demi seluruh ras yang terus memperjuangkan kebebasan mereka hingga detik ini." sambung Arza, menutup kata-kata Adrig.

#1paragraphchallenge
Griswold: Generasi Terakhir (spoiler)
tema: menghadapi makhluk yang akan menghancurkan bumi
keyword: cinta
by yugi

#oneparagraphchallenge

Keringat dingin merambati tiap jengkal tubuhku. Urat-urat menegang di sekitar leherku. Aku, terpaku sambil menodongkan pistol ke arah remaja lelaki di hadapanku. Ragu antara menarik pelatuk pistol tersebut atau tidak. Mana mungkin aku tega membunuh adikku tercinta, satu-satunya keluargaku yang tersisa. Jika bukan karena monster-monster kecil yang menyerang otak manusia. Mungkin umat manusia tak akan mengalami kehancuran seperti ini. Saling menyerang antara manusia yang bebas dan yang dikendalikan. Tak tahu mana musuh dan mana kawan. Dan mungkin aku pun tak perlu kehilangan seluruh anggota keluargaku, juga tak perlu menodongkan pistol ini padanya. Aku bimbang, dadaku bergejolak hebat. Beberapa kali aku meyakinkan diri kalau dia sudah bukanlah adikku. Tapi aku tak kuasa, aku tak mau kehilangan dia, hanya dia yang kumiliki sekarang. Sebelum salah satu dari monster kecil itu menjangkiti otaknya. Dasar makhluk sialan! Ditengah kebimbanganku. Tiba-tiba terdengar suara tembakan entah dari mana. Aku terperanjat, ketika melihat kepala adikku yang telah hancur lebur. "Kau baik-baik saja?" Tanya seseorang yg muncul di balik bangunan. "Kau membunuh adikku," ucapku masih merasa syok. "Apa? Dia bukan adikmu, dia telah menjadi monster." Pria itu kebingungan. "Kau membunuh dia... KAU MEMBUNUH ADIKKU!" pikiranku sudah kacau, tak dapat berpikir jernih kembali. Aku menyerangnya dengan kacau, dan sebelum aku dapat meraihnya, dia telah menembakan pistolnya tepat di kepalaku. "Dasar gila!" Ucapnya.

-ji

Langit begitu gelap. Debu berterbangan dimana-mana. Angin kencang memaksa kedua mataku untuk tidak terbuka. Air laut yang tadi meninggi dan menyapu daratan, kini telah menyurut. Aku masih di atap sebuah gedung. Makhluk tak berwajah itu muncul dari dasar laut. Dengan kedua tangannya, ia menipu para manusia dan menjadikannya mutan sebagai pengikutnya. Kedua kakiku lemas. Aku bersembunyi. Mencoba bernapas perlahan agar telinga besarnya tak mendengar embusanku. "Tuhan, aku tahu kau mencintaiku, selamatkanlah aku." Lalu, gelombang air meninggi lagi. Menggulung sisa-sisa kerusakan di daratan. Aku terempas olehnya. Bergumul dengan berbagai macam dosa, maupun pendosa.

#oneparagraphchallange
keyword : cinta
ZAN

#oneparagraphchallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang