11 ; menunggu

7.2K 1.4K 189
                                    



teeett~ teeett~ teeett~

bel pulang sekolah berbunyi nyaring. hampir seluruh murid berteriak senang dan membereskan barang-barangnya untuk segera pulang. lagipula siapa sih yang gak seneng kalo denger bunyi bel pulang sekolah?

tapi berbeda dengan woojin.

sejak bel pulang sekolah berbunyi, dia malah merasa dirinya semakin tidak tenang. dadanya bergemuruh tak keruan. dan berkali-kali dia harus mengatur pernapasannya yang tak stabil saking gugupnya.

sebenernya woojin tak mau berharap lagi. meskipun hyungseob telah terus terang padanya akan menunggunya di halte bus sepulang sekolah, woojin tetap ingin bersikap biasa saja seolah tak ada orang yang sedang memberikannya janji. dia hanya khawatir kalau dia terlalu berharap seperti hari kemarin, rasa kecewanya akan jauh lebih besar lagi.

namun tak bisa dipungkiri kalau hari ini pun woojin kembali merasa berharap.

gue bakal tetep tungguin lo di halte bus sampe lo dateng.

bukankah perkataan hyungseob itu menandakan bahwa hari ini hyungseob benar-benar serius?

sekali lagi, woojin mengatur pernapasannya dan juga gemuruh di dalam dadanya. dengan kaki yang terasa gemetar, dia melangkah keluar sekolah menuju halte bus.

seiring dengan semakin dekatnya jarak halte bus, semakin terasa berat pula langkah kaki woojin. dia gak ngerti kenapa dirinya bisa segugup ini. apalagi ketika dilihatnya sosok hyungseob dari kejauhan yang telah menunggunya di halte bus.

oh, tapi tunggu dulu...







hyungseob tidak sendirian.







langkah kaki woojin terhenti. matanya fokus menatap pada hyungseob yang saat ini sedang berdiri di halte bus, dengan tangan yang ditarik-tarik oleh....









jihoon!






woojin hanya diam memerhatikan. dari jarak sejauh ini, woojin bisa lihat dengan jelas jihoon yang sedang menarik-narik tangan hyungseob untuk mengajaknya pergi.

oh, nonton film horor.

itu kan yang tadi jihoon bilang waktu mereka papasan di koridor?

meskipun woojin melihat hyungseob berusaha keras melepas tangan jihoon untuk tidak memaksanya pergi, tapi woojin juga melihat ekspresi wajah hyungseob yang tampak gak tega pada jihoon. ya, mungkin bisa dibilang seperti hyungseob hendak menolak ajakan jihoon, tapi dia pun juga gak tega untuk menolak.

hm, menarik. kali ini woojin memerhatikan mereka sambil melipat tangannya di depan dada. dia jadi penasaran dengan apa yang akan dilakukan hyungseob. apakah hyungseob benar-benar akan tetap menunggunya di halte atau pergi bersama jihoon untuk nonton film.

cukup lama woojin memerhatikan mereka dari kejauhan. sepertinya mereka berkali-kali debat dengan hyungseob yang kekeuh tak ingin ikut, dan juga jihoon yang memaksa hyungseob untuk ikut. woojin sampai bosan melihatnya.

tapi kebosanan itu tak berlangsung lama ketika akhirnya dia melihat wajah hyungseob yang menyerah.

hyungseob tak lagi berusaha berontak untuk melepas tangan jihoon, wajah jihoon juga tiba-tiba berubah cerah, hingga kemudian bus datang, kedua cowok itu masuk ke dalam bus dan pergi meninggalkan halte.

woojin terperangah. bahkan pandangannya tak lepas sedikitpun dari mulai bus yang berhenti di halte sampai akhirnya melaju dan hilang di persimpangan jalan.

Ciuman [Jinseob] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang