12 ; kesempatan

7.5K 1.4K 438
                                    

ada yang kaget gak kalo aku dobel apdet? ehe

btw mau jelasin kalo rumah woojin bukannya 3 jam jalan kaki dari sekolah, woojin cuma lagi stres gara2 hyungseob makanya dia keluyuran dulu dan baru sampe rumah 3 jam kemudian, ehe






"gak naik, dek?" tanya sang supir bus saat melihat hyungseob hanya duduk di bangku halte ketika bus berhenti.

hyungseob menggeleng sambil memberikan senyum manisnya pada si supir.

untuk yang kesekian kalinya dalam tiga jam terakhir, bus yang berhenti di halte pun akhirnya melaju pergi tanpa membawa dirinya.

dan untuk yang kesekian kalinya pula, hyungseob merasa dirinya sangatlah bodoh.

bagaimana tidak bodoh?

ini sudah jam 9 malam, untuk apa dia masih menunggu woojin di halte bus?

bukankah sudah pasti kalau woojin tidak akan datang?

tapi tolonglah hyungseob, dia belum mengerti caranya menyerah untuk saat ini.

tidak, sebelum woojin datang.

angin malam kembali berhembus kencang. dingin menusuk kulit. badan hyungseob gemetar menahan dingin. dia mengangkat kakinya, meringkuk, memeluk erat kedua kakinya sambil mengusap-usap kedua lengannya.

dia masih berharap kalau woojin akan segera datang.

walaupun rasanya tidak mungkin.

hyungseob mulai mengantuk. posisinya saat ini benar-benar mengundangnya untuk tertidur. meskipun tidak menghangatkan, tapi tubuhnya terasa lelah. pikirannya juga lelah. ditambah dia belum makan malam. dia hanya ingin segera beristirahat. tapi wajah kecewa woojin terus-menerus bermain dalam ingatannya. membuatnya selalu kembali terjaga dan menunggu woojin dalam diam.

tiba-tiba saja hyungseob mendengar suara langkah kaki. dia berpikir ini hanyalah halusinasinya. karena sudah tiga jam terakhir ini dia mendengar suara langkah kaki, tapi ketika dia menoleh malah tak ada siapapun di sana.

tapi untuk kali ini, hyungseob melihat sepasang kaki yang kemudian berhenti tak jauh di depannya.

hyungseob mengangkat kepala dengan perlahan.

dan menemukan woojin berdiri tepat di depannya.

ah, dia berhalusinasi lagi.

tolong siapapun sadarkan hyungseob kalau ini bukanlah halusinasinya.

"lo gila ya?!"

suara cowok itulah yang kemudian menyadarkan hyungseob kalau ini bukanlah halusinasi.

dia benar-benar woojin.

cowok yang saat ini berdiri di depannya benar-benar woojin yang dia tunggu.

akhirnya woojin benar-benar datang.

hyungseob tak bisa menahan senyumnya.

tapi respon yang diberikan woojin atas senyuman itu malah dengusan marah. walaupun sebenernya ekspresi yang tergambar pada wajahnya adalah ekspresi khawatir.

"kenapa lo masih di sini, hah?! lo cari mati?!" bentak woojin.

tapi hyungseob malah makin tersenyum mendengar bentakan itu. setelah dia berdiri dari duduknya, barulah dia menjawab,

"ya, mungkin gue akan mati beneran kalo lo gak dateng, jin."

kemarahan woojin langsung hangus dalam sekejap hanya karena ucapan hyungseob itu. tergantikan dengan ekspresi khawatir yang kini sepenuhnya tergambar pada wajah woojin.

Ciuman [Jinseob] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang